Puasa Asyura merupakan amalan puasa di bulan Muharram yg direkomendasikan, dimana puasa dijalankan pada 10 Muharram. Berpuasa di hari itu, bisa menghapus dosa-dosa kita selama satu tahun yg lalu. Sementara para ulama sepakat bahwa aturan puasa di hari ini yakni sunnah atau tak wajib.
Daftar Isi
1. Sejarah Puasa Asyura Dilaksanakan
2. Sebagai Motivasi Menjalankan Puasa
Daftar Isi
Sejarah Puasa Asyura Dilaksanakan
Ada beberapa fase sejarah pelaksanaan puasa Asyuro. Dalam uraian kali ini akan kami bagi dlm empat fase. Berikut uraian lengkapnya:
Fase pertama: Nabi Muhammad ﷺ melakukan puasa bulan Muharram saat berada di Makkah, namun ia tak memberi perintah pada yg lain untuk berpuasa.
Aisyah Radhiyallahu ’Anha menyampaikan bahwa di zaman jahiliyah dulu, orang Quraisy pula bisa ikut berpuasa. Tatkala berada di Madinah, Nabi Muhammad ﷺ berpuasa & memberi perintah pada teman untuk ikut melakukannya, tetapi sesudah puasa Ramadhan diwajibkan dia meninggalkannya.
Baca Juga : Artikel Puasa
Fase kedua: tatkala ada ahlul kitab yg melaksanakan puasa Asyura, Nabi Muhammad ﷺ memuliakan hari tersebut. Pada dikala itu Nabi ikut berpuasa & memberi perintah pada teman-sahabatnya untuk ikut berpuasa, maka ketika itu terus ditekankan perintahnya, hingga karenanya para sahabat meminta anak-anaknya untuk ikut berpuasa.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ’Anhuma mengatakan dikala Rasulullah ﷺ berada di Madinah melihat orang Yahudi puasa Asyura. Bagi kaum Yahudi hari itu merupakan hari yg mulia, dimana Allah SWT menyelamatkan Musa & Kaumnya, serta ketika itu pula Firaun & kaumnya ditenggelamkan. Musa melaksanakan puasa sebagai rasa syukur, oleh lantaran itu kaum Yahudi pula ikut berpuasa.
Fase ketiga: Pada dikala diwajibkan puasa Ramadhan, Nabi tak memberi perintah pada sobat untuk melakukan puasa Asyura. ia berkata, siapa yg ingin berpuasa silahkan kalau tidak mau berpuasa pula silahkan. Hal ini di dukung oleh hadis Anha.
Ibnu Umar Radhiyallahu’ Anhuma mengatakan sebetulnya puasa Asyura sudah umumbagi kaum jahiliyah, bahkan Rasulullah ﷺ juga ikut berpuasa sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, begitu pula dgn umat Islam di masa itu.
Setelah puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah ﷺ menyampaikan, bahwa hari Asyura yakni hari-harinya Allah SWT. Kaprikornus bagi mereka yg ingin berpuasa silahkan & bagi yg tidak mau berpuasa pula silahkan.
Fase keempat: Nabi Muhammad ﷺ bertekad, bahwa di final usianya tidak ingin melaksanakan puasa Asyura sendirian, namun di ikut sertakan beberapa puasa di hari lainnya. Hal ini ditujukan untuk menyelisihi puasa yg dijalankan oleh Yahudi & Kristen.
Pernyataan tersebut didukung oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma yg mengatakan, tatkala Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan puasa Asyura & memberi perintah maka terjadilah obrolan. Salah satu teman menyampaikan bahwa hari tersebut yakni hari besar kaum Yahudi, Nabi menjawab, jikalau sampai ditahun depan umat Islam pula akan berpuasa, namun belum hingga tahun depan Nabi lebih dahulu wafat.
Sebagai Motivasi Menjalankan Puasa
Ayat berikut gampang-mudahan bisa mendorong kita untuk menjalankan puasa Asyura, yaitu QS. Al Haqqah: 24, Yang artinya seperti yg berikut ini “(kepada mereka dikatakan): “Makan & minumlah dgn sedap disebabkan amal yg sudah ananda kerjakan pada hari-hari yg telah lalu”.
Ayat yg tertera diatas tiba pada orang yg berpuasa, dimana orang yg meninggalkan minum, makan & syahwatnya untuk berpuasa lantaran Allah SWT, maka akan menerima makan & minum yg lebih baik, serta pasangan yg kekal ketika di surga, itulah tanggapan bagi mereka yg berpuasa.