close

Menerjemahkan Fashion Punk Dalam Sudut Pandang Cultural Pop Studies

Fashion Punk dalam Sudut Pandang Cultural Pop Studies
Globalisasi dapat di artikan sebagai sebuah persebaran dari sebuah yang bersifat lokal menuju lebih luas adalah secara terkenal diseluruh dunia atu global, umumnya sesuatu itu apat berbentukbanyak hal, misalnya saja berita, teknologi, budaya, idiologi dan sebagainya. Apabila merujuk pada pengertian yang lebih umum maka globalisai mampu di artikan selaku hilangnya Batasan- Batasan spasial suatu negara dengan negara yang lain secara tersirat dalam masyarakat secara global, “Globalisasi yakni proses penyebaran praktek hubungan, kesadaran, dan organisasi di seluruh penjuru dunia” (George Ritzer :2012). Dengan demikian Ritzer menatap globalissi sebagai sebuah persebaran yang memungkikan terjadinya dominasi antara penyebar dan yang di sebarkan. , umumnya diartikan oleh penduduk umum sebagai persebaran nilai-nilai barat yang semakin menguasai timur. Akan namun bergotong-royong globalisasi itu sendiri menurut Gidens yaitu suatu proses dua arah dengan Amerika dan Barat juga menjadi sangat terpengaruh olehnya utamanya alasannya pertumbuhan dan tekanan dari wilayah di luar negara Eropa contohnya Tiongkok, dan India, (Gidens dalam Ritzer : 2012) Dengan demikian dapat diartikan bahwa globalisasi bukan cuma sekedar persebaran sebuah paham tertentu dari sebuah penduduk tertetu menuju masyarakat lainnya dalam skala global melainkan proses saling memengaruhi dan memungkinkan untuk memunculkan sebuah demam isu global yang gres. Sebuah proses intgrasi internasional yang terjadi karena pertukaran persepsi dunia, produk, fatwa, dan faktor kebudayaan yang lain.
   Globalisasi sesungguhnya telah terjadi bahkan sebelum teknologi meningkat pesat seperti saat ini, dimana globalisasi ini bermula saat ekspedisi penjelasjahan dunia oleh Colombus, dan di lingkup asia sendiri sejarah globalisasi sudah meninggalkan bukti sahih mirip jalur jual beli maritime ialah jalur sutra. Dalam pekembangannya teknologi memerankan peranan yang begitu besar untuk tumbuh kembang globalisasi hingga saat ini, misalnya saja dengan di temukannya berbagai teknologi yang membuat lebih mudah proses sebuah komunikasi yang di pisahkan oleh jangkauan sepasial. Teknologi sudah memainkan kiprahnya dalam upaya menciptakan sebuah penyatuan seluruh masyarakatdunia menjadi satu penduduk dunia yang tunggal (Martin Albrow 2004). Teknologi juga berperan penting dalam peroses pertumbuhan media dan pendidikan sebagai sebuah fasilitas persebaran informasi dan wawasan yang memungkinkan untuk sebuah konsumsi idiologi dan pemahaman tertentu, utamanya dalam membuat suatu konstruksi pedoman, dalam konteks tersebut media berperan penting terhadap apa yang di bawa oleh gosip globalisasi itu sendiri. Meskipun dalam Tesis Mcdonalisasi dunia, Ritzer berpandangan bahwa Globalisasi yakni sebuah persebaran Kekosongan dianalogikan dengan berkembangnay suatu restoran Friences yang menjual masakan cepat saji. Akantetapi ia menatap serius globalisasi selaku suatu rancangan Elective affinity . (suatu rancangan yang di pinjam dari Max weber. Terkait relasi timbal balik antara dua sebab yang saling memengaruhi) yang mencerminkan semangat imperialism negara,, perusahaan dan sejenisnya dengan perwujuadan glokalisasi. Dengan artian lain globalisasi di terima oleh banyak negara sebagai suatu proses pertukaran dimana globalisasi itu berwujud kotak kososng dan akan di isi dengan glokalisasi dan kemudian di sebarkan kembali. Persebaran yang di bawa globalisasi dan banyak menghipnotis corak dunia dikala ini yakni persebaran budaya misalnya saja fashion.
Budaya sendiri secara umum dapat di artikan selaku suatu hal yang di lakukan secara terus menerus dan telah mendarahdaging pada sebuah individu maupun masyarakat, sedangkan menurut Soerjono soekanto, budaya ialah hasil karya cipta rasa insan yang di gunakan selaku komplemen kekosongan yang tidak di isi oleh insting, maksdudnya adalah budaya ialah hasil rekaan yang melengkapi insting insan itu sendiri, misalnya saja lapar yakni insting maka car untuk menyanggupi rasa lapar tersebut merupakan sebuah kebudayaan, cara makan, cara minum dan seterusnya, Persebaran budaya atau bisa di sebut sebagai globalisasi budaya sudah banyak menawarkan warna pada kehidupan penduduk secara sosil, baik itu gaya hidup yang mulai banyak terpengaruh trend globalisasi, contohnya saja arsitektur bangunan, ekonomi, teladan makan bahkan kebiasaan- kebiasaan kecil di penduduk , sebetulnya persebaran kebudayaan ini tidak terlepas dari upaya resistensi yang besar lengan berkuasa, sehingga dalam prosesnya globalisasi budaya akan memanfaatkan banyak sekali macam suasana dan sarna yang mendukng persebaran tersebut, walaupun intinya banyak insan terbaru yang cenderung mempunyai sifat etnosentrisme, sehingga kebudayaan yang baru akan dianggap lebih menarik dari budaya local.
Pemahaman mengenai budaya pada perkembanganna menjadi begitu menawan hal ini khususnya bagi para ilmuan sosiolog yang banyak mengenalkan ihwal desain budaya populer atau di kenal secara universal selaku pop cultural studies.  Budaya populer atau budaya pop secara singkat dapat di artikan sebagai hasil kebudayaan yang di ciptakan untuk konsumsi semata, dan bersifat remeh temeh,  budaya terkenal juga sering di maknai sebagai budaya era, budaya masa ialah budaya populer yang dihasilkan lewat Teknik- Teknik industry buatan kala dan di pasarkan untuk menerima keuntungan dari khalayak konsumen kurun, budaya populer semacam ini berkembang berdasarkan kemudahan akomodasi bikinan yang di bantu dengan kemajuan teknologi, seperti percetakan, photografi, perekaman, dan sebagainya. lebih terperinci lagi untuk mengetahui perumpamaan budaya terkenal kita harus mengerti akan 2 konsep yang berlawanan antara budaya dan populer itu sendiri, pemahaman kata pop bisa kita samakan dengan terkenal, dimana istilah ini umumnya memeiliki beberapa ciri khas yaiatu : Banyak disukai orang, jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, budaya yang memang dibentuk oleh orang untuk dirinya sendiri.
Kemudian untuk mendefinisikan budaya pop kita perlu mengkombinasikan dua perumpamaan adalah ”budaya” dan ”populer”. Kebudayaan pop mampu di artikan sebagai kebudayaan yang diproduksi secara komersial dan tidak berpotensi untuk bertahan lama sampai mengalami perubahan di kala depan, tetapi pada faktanya banyak budaya pop di masalalu yang ber transformasi menjadi budaya non pop.
Kebudayaan pop dipandang sebagai makna dan praktik yang dihasilkan oleh audiens pop pada saat konsumsi dan studi tentang kebudayaan terkenal itu sendiri pada dikala budaya ini menjadi konsumsi publik. Argumen-argumen ini mengambarkan adanya pengulangan pertanyaan tradisional wacana bagaimana industri kebudayaan memalingkan orang pada komoditas yang bermaksud menguntungkan kepentingannya dan lebih suka mengeksplorasi bagaimana orang mengalihkan produk industri menjadi kebudayaan pop yang mengabdi kepada kepentingannya (dalam Chris Barker, 2004).
Kebudayaan popular berkaitan dengan duduk perkara keseharian yang dapat dicicipi oleh siapa saja atau golongan orang tertentu seperti actor ataupun aktris, kendaraan langsung, fashion, model rumah, perawatan badan, dan sebagainya. Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan masuk dunia hiburan maka budaya itu umumnya menempatkan unsure popular selaku unsure terutama. Budaya itu akan menemukan kekuatannya dikala media massa dipakai selaku penyebaran efek di penduduk .
Secara tegas, budaya populer di artikan sebagai budaya rendah dan remeh temeh sehingga terdapat komponen kebudayaan yang diangap lebih tinggi atau luhur dari budaya pop, misalnya saja adab istiadat dan sebagainya yang lebih antik, akantetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyebut budaya pop mampu bertransformasi menjadi budaya tinggi ketika telah di tinggalkan oleh tujuan tujuan konsumsi secara kurun. Melepaskan dari definisi rumit tersebut, di Indonesia sendiri banyak budaya terkenal dan persebaran budaya yang kemudian meningkat pesat salahsatunya yaitu gaya hidup dan fashion, mirip sudah di singgung di atas tentang pemahaman budaya  utamanya fashion sudah terlihat terperinci dari peradaban yang kuno, bahkan di Indonesia sendiri animo fashion dari tahun ke tahun sudah banyak di pengaruhi oleh berbagai macam aspek, contohnya saja globalisasi itu sendiri, suasana politik, bahkan konstruksi media dan kapitalisme.
Trend fashion di Indonesia pastinya tidak terlepas dari pertumbuhan budaya populer yang meningkat pada dikala itu, tidak heran bila setiap tahun bahkan isu terkini fashion memiliki banyak sekali pergeseran, mulai dari versi baju anak yang di sesuaiakn dengan trend sinetron hingga busana wanita yang mengikuti aktris yang sedang naik daun, dapat kita lihat pada setiap era  hari  besar umat islam, mampu kita temukan versi musim yang berlawanan-beda, namun semua hal tersebut tidak pernah terlepas dengan bagaimana situasi politik dan konstruksi media pada kala waktu tertentu yang di manfaatkan oleh kapitalisme, misalnya saja pada kala pemerintah orde baru versi pakaian condong tidak teralu menonjolkan identitas budaya kelopok tertentu Karena hal tersebut di larang oleh pemerintah, dan saat kurun reformasi, animo busana mulai banyak mengalami perkembangan terutama busana- pakaian muslimah yang lebih terkenal dan banyak di gemari oleh perempuan di Indonesia dimana sebeumnya jenis busana seperti tu di anggap sebagai sesuatu yang tabu.
Sejarah fashioin Indonesia sendiri tidak terlepas dari kebudayaan fashion feudal, dimana pada masalalu masyarakat Indonesia mempunyai pakaian khas tertentu tergantung daerah geografis dan politiknya, akanteapi secara umum pakaian wanita pada ketika itu di namakan kebaya, banyak kontrofersi perihal baju kebaya tersebut mulai darai asal kata yang di sebut-sebut dari kebuayaan arab hingga model busana yang ibarat kebudayaan cina dan portugis, akantetapi dengan demikian kita mampu simpulkan bahwa semenjak jaman feudal pun fashion di Indonesia tidak lepas dari efek kebudayaan eksternal di Indonesia (globalisasi) setelah itu memasuki fase olonialisme isu terkini fashion mulai berubah sampai pada kala pasca kemerdekan tidak pernah mengambarkan jenis yang stagnan, melainkan selalu terdapat penemuan dan sebagainya umumnya fashion atau gaya busana yang di kenakan tidak hanya bertujuan sebagai pakaian untuk tujuan ketentraman dan melindungi pemakai, tetapi lebih dari itu, biasanya fashion tidak terlepas dari gambaran diri dan konsumsi identitas.
Berbeda dengan trend fashion pada umumnya, ada sekelomok orang di Indonesia bahkan di dunia yang melepaskan diri dari identitas kemapanan dan trend berbusana sebagai upaya tergabung dalam penduduk yang terbaru, klompok tersebut ialah aliran punk. Aliran punk sendiri merupakan sekelompok orang yang melepaskan diri dari tata cara/ tatanan sosial yang mapan, secara biasa punk sejarah punk bermula di Amerika dan pada tahun 1970 komunitas punk mulai meningkat di inggris ungkapan punk sendiri pertama kali di pakai untuk menyebut sebuah genre music tertentu. Yang di cirikan dengan mempunyai lirik-lirik sampah, dan tidak menurut aturan bermusik yang terang, lalu pada tahun 1970 punk lahir dan meningkat pesat di inggiris, pertumbuhan pesat punk di inggris tidak lepas dari situasi politik yang terjadi di inggris pada ketika itu, keadaan ekonomi yang tidak stabil membua segolongan penduduk   memberontak, dan punk di gunakan sebagai fasilitas perlawanan mereka kepada pemerintahan kerajaan inggris.
Pada umumnya kelompok punk pada ketika itu yaitu kalangan dewasa, dan perjaka yang berasal dari kelas menengah sampai kelas bawah yang berprofesi sebagai pekerja  dengan cara melalui music, gaya hidup da penampilan mereka menyuarakan ketidak sepakatan mereka dengan pemerintah inggris, mereka menciptakan sikap atau kebiasaan yang hirau dan tidak memperdulikan tatanan sosial dan isu terkini yang berkembang kala itu, punk timbul dengan menyolok dan memperolok tata cara sosial yang mapan dan seolah hirau dengan semua hal yang berbau kemewahan,
Kelompok punk kemudian muncul di banyak sekali negara dalam upayanya untuk menyarakan ketidak sepahamannya dengan situasi politik yang sedang berlangsung, di Indonesia sendiri, punk berkembang pada tahun 90an dan mulai subur untuk menyuarakan ketidak puasan atas pemerintahan presideh Soeharto, dan mulai berkembang pesat di simpulan tahun 90-an saat penggulingan politik di Jakarta,  lalu setelah itu berbekal budbahasa DIY sebagai salahsatu propinsi yang paling subur perkembangan punk nya, beberapa komunitas punk di kota kota besar di indonesia mirip Jakarta, Bandung,  Yogyakarta, dan Malang mulai bermunculan. Komunitas ini bangkit karena adanya kesamaan cara pikir, mereka muak di bodohi oleh pemerintahan, dan menentang acuan pikir masyarakat yang primitif dan terlalu mempermasalahkan etika orang lain padahal itu sama sekali tidak mengusik dia.
Mungkin kini Punk sudah emnyebar luas di seluruh indonesia, bangun di tengah bobroknya sestem pemerintahan Indonesia. Lebih dari ribuan anak muda indonesia mengaku Anak punk dan menggunakan style Punk dalam kehidupannya. Namun pada perkembanganya sesudah suasana politik mulai reda punk lebih banyak menjadi fasilitas pelarian atas realitas, berlainan dengan awal mula kemunculannya, yang merupakan suatu kesatuan tujuan dan kesepahaman, punk terbaru lebih kearah musim gaya hidup dan kontekstual belaka. Banyak kalangan muda yang mencitra diri sebagai punk dalam hal berbakaian dan fashion namun kehilangan esensi punk itu sendiri dan merusak hidup mereka sendiri.
Yang begitu kentara dari penduduk punk masa modrn ini yakni mereka lebih menerangkan citra perlawanan mereka dengan gaya berpakaian yang acuh dan cenderung menohok. Secara sosiologis fashion dan gaya berpakaian dapat di maknai sebagai tanda. Biasanya gaya busana tersebut di interpretasikan sebagai kemarahan dan rasa frustasi yang di sampaikan lewat fashion. Gaya berpakaian punk di Indonesia kebanyakan berbaju hitam rombeng dan menggunakan celana jeans tak jarang memakai banyak sekali macam pin pelindung yang menonjol , dan beberapa diantaranya lebih senang memakai pakaian rombeng yang oleh penduduk biasa di anggap selaku sesuatu yang tidak layak. Gaya ini sesungguhnya mengadopsi gaya punk secara global imana busana tersebut merpakan busana pekerja buruh yang di adaptasi sedemikian rupa semoga terlepas dari gaya berpakaian yang normal.
Punk memang merupakan komunitas yang berciri keras, sengaja membuat budaya gres yang condong berlawanan dengan norma dan nilai yang mapan, contohnya saja fashion dan selera music mereka yang condong tidak beraturan dan membangkang. Meskipun punk banyak meningkat di Indonesia di buktikan dengan banyaknya komunitas punk yang ada, namun esensi punk selaku komunitas/ corak perlawanan cuma sedikit di ketahui oleh pelaku punk itu sendiri, banyak diantara mereka yang tanpa sadar mengikuti gaya punk selaku gambaran identitas pelarian dan bab dari fase pencarian jati diri oleh sebagian kelompok remaja, mereka hanya mengikuti apa yang di anggap berlainan dan dianggap istimewa, tanpa memahami isensi dari punk itu sendiri,
Meskipun demikian punk di Indonesia sudah banyak meningkat di tengah kebobrokan tata cara pemerintah yang tidak berpihak pada kalangan bawh, punk merupakan suara pemberontakan yang menciptakan budaya mereka sendiri sebagai usulan perlawanan. Punk tidak perduli dengan musim fashion yang meningkat , dikonstruksikan oleh kapitalis dan aturan-aturan yang di bentuk pemerintah, mereka menciptakan budaya mereka sendiri, fashion mereka sendiri sebagai bentuk penolakan dan perlawanan.