Mempelajari Lebih Jauh Perayaan Tahunan Hari Keluarga Nasional

Pernahkah kau mendengar tentang hari keluarga? Sesuai namanya, perayaan hari keluarga ditujukan untuk mempromosikan kesadaran tentang masalah yang berhubungan dengan keluarga dan untuk mengembangkan wawasan ihwal proses sosial, ekonomi dan demografi yang menghipnotis keluarga. Secara internasional, hari tersebut diperingati setiap tanggal 15 Mei. Tahun ini, tema peringatannya ialah Families in Development: Copenhagen & Beijing + 25 yang bertujuan ke fokus yang tajam pentingnya berinvestasi dalam kebijakan sosial yang melindungi individu dan keluarga yang paling rentan khususnya dalam menghadapi pandemi dunia virus corona. Nah, jika secara internasional ada peringatannya sendiri, bagaimana dengan di negara kita? Ternyata peringatannya juga ada, tau. Berikut lengkap tentang Hari Keluarga Nasional (singkat Harganas) mulai dari sejarahnya, perayaannya, hingga telah sejauh mana pencapaiannya terhadap peningkatan mutu keluarga pada penduduk Indonesia.

1. Sejarah Hari Keluarga Nasional

Sejarah lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juni berawal dari Tahun 1945 dimana Indonesia sudah menyatakan kemerdekaannya. Namun situasi bangsa ini belum begitu aman. Bahkan untuk menjaga kemerdekaan, diberlakukannya wajib militer bagi rakyat. Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga. Melalui perjuangan yang gigih, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu lalu, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).

Pada ketika itu wawasan keluarga perihal usia nikah amat rendah disamping keinginan berpengaruh untuk mengubah keluarganya yang gugur dalam pertempuran, menimbulkan perkawinan dini tinggi. Tentunya kesiapan yang kurang ketika menikah dini sungguh besar lengan berkuasa terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi dikala itu.

Tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970 ialah puncak kristalisasi pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat program Keluarga Berencana (KB), sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari itu sebagai hari kebangkitan keluarga Indonesia. Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil senang sejahtera melalui KB.

  Mengapa Muncul Perbedaan Antara Kelompok Pemuda Dan Kalangan Bau Tanah Perihal Saat Yang Tepat Untuk Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia?

Selama kurun waktu dua puluh tahun, sudah banyak keberhasilan program KB termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain. Program Kependudukan dan KB berhasil menjangkau penghargaan UN Population Award. Pada gilirannya, pada 1992 Presiden Republik Indonesia (RI) ketika itu menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional. Penetapan ini dilatarbelakangi sumbangan penghargaan terhadap rakyat Indonesia yang sudah berjuang merebut dan mempertahankan RI dengan meninggalkan keluarganya.

Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan terhadap seluruh penduduk Indonesia akan pentingnya keluarga selaku sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga dibutuhkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi dilema yang terjadi.

Akhirnya, Harganas mendapat legalitas. Pada 15 September 2014 lewat Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan hari libur. Tanggal ini juga yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) untuk diperingati setiap tahunnya.

2. Perayaan Hari Keluarga Nasional

Perayaan Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni pertama kali diperingati di tahun 2014. Saat itu dipelopori oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Di tahun-tahun berikutnya, Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) terus diperingati dengan tujuan mempromosikan kesadaran wacana duduk perkara yang berhubungan dengan keluarga dan untuk meningkatkan pengetahuan wacana proses sosial, ekonomi dan demografi yang menghipnotis keluarga Indonesia.

Tema perayaan Hari Keluarga Nasional setiap tahunnya berbeda-beda. Namun, tentu saja dengan tujuan yang serupa, yaitumeningkatkan pengetahuan ihwal proses sosial, ekonomi dan demografi yang mempengaruhi keluarga Indonesia sekaligus pengertian mereka akan pentingnya keluarga Kecil (KB). Biasanya, akan ada bermacam-macam aktivitas yang dilakukan guna meramaikan program yang diawali oleh pembukaan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ini. Seperti pada perayaan tanggal 29 Juni 2019 kemudian, terdapat planning bermacam-macam aktivitas yang dilaksanakan mulai dari lomba jurnalistik, lomba fotografi, acara ilmiah dengan menggelar simposium bertema keluaraga, hingga upacara dan tabur bunga untuk mengingat jasa para pendekar. Terlepas dari bentuk program dan jenis acara yang ada di dalamnya, peringatan Hari Keluarga Nasional sendiri tidak akan berjalan dengan mulus tanpa derma semua pihak. Diperlukan kerjasama yang bagus antara pemerintah sentra dengan kepala daerah, dunia perjuangan, sampai dengan organisasi kemasyarakatan semoga antisipasi program mampu dikerjakan dengan baik. Dukungan penduduk juga diperlukan dengan berpartisipasi langsung selama program, baik dengan mengikuti lomba atau cuma sekadar hadir untuk mendengarkan talk show ihwal kesehatan keluarga yang biasanya diberikan.

  Sejarah Asal Permintaan Sosis Hot Dog

3. Pencapaian Hari Keluarga Nasional

Menyongsong peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-27 pada tanggal 29 November 2020 mendatang, marilah kita mengkaji kembali apa yang telah sukses diraih dengan adanya peringatan tersebut. Menurut pera andal dari Direktorat Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemkes RI) menyatakan bahwa momen tersebut ialah bentuk kenaikan kesadaran serta peran masyarakat akan pentingnya memiliki keluarga kecil yang senang nan sejahtera.

Untuk mewujudkannya, orang tua perlu membangun pola didik yang sempurna untuk membentuk huruf yang berkualitas di kemudian hari. Kemudian, berdasarkan Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:

  1. Fungsi afektif (The Affective Function) ialah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk merencanakan anggota keluarga bekerjasama dengan orang lain. Fungsi ini diperlukan untuk pertumbuhan individu dan psikososial anggota keluarga.
  2. Fungsi sosialisasi ialah proses perkembangan dan pergeseran yang dilalui individu yang menciptakan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
  3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk menjaga generasi dan menjaga kelancaran keluarga.
  4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) ialah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk membuatkan kesanggupan individu mengembangkan penghasilan untuk menyanggupi kebutuhan keluarga.
  5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) ialah untuk menjaga keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap mempunyai produktivitas yang tinggi.
  6. Fungsi ini dikembangkan menjadi peran keluarga di bidang kesehatan.

Pernahkah kamu mendengar tentang hari keluarga MEMPELAJARI LEBIH JAUH PERINGATAN TAHUNAN HARI KELUARGA NASIONAL

Sedangkan peran-peran keluarga dalam pemeliharaan kesehatan yaitu:

  1. Mengenal gangguan pertumbuhan kesehatan setiap anggota keluarganya,
  2. Mengambil keputusan untuk langkah-langkah kesehatan yang tepat,
  3. Memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
  4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan pertumbuhan kepribadian anggota keluarganya,
  5. Mempertahankan kekerabatan timbal balik antara keluarga dan akomodasi kesehatan.
  Pemahaman Sarkofagus Yaitu

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat. Yang dimaksud satu keluarga yakni satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa sebuah keluarga sehat atau tidak dipakai sejumlah penunjukatau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat sudah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan suatu keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Keluarga mengikuti acara Keluarga Berencana (KB)
  2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
  3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
  4. Bayi menerima air susu ibu (ASI) pribadi
  5. Balita menerima pemantauan perkembangan
  6. Penderita tuberkulosis paru menerima pengobatan sesuai tolok ukur
  7. Penderita hipertensi melaksanakan pengobatan secara terstruktur
  8. Penderita gangguan jiwa menerima pengobatan dan tidak ditelantarkan
  9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
  10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
  11. Keluarga mempunyai kanal fasilitas air bersih
  12. Keluarga mempunyai kanal atau menggunakan jamban sehat

Jika diterapkan secara optimal, pembangunan keluarga menyeluruh secara tak eksklusif mendorong Indonesia menjadi salah satu negara maju nan makmur di dunia. Semakin banyak keluarga yang meraih status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.

Sumber

Diakses pada 29 Juni 2020 oleh https://pelajarancg.blogspot.com

Berbagi postingan ini