Media Media Sosialisasi – Adalah Proses sosialisasi ini berjalan lewat kematangan dan belajar, serta lewat media-media tertentu (agent of socialization) , seperti:
1. Orang renta dan keluarga
Orang tua atau keluarga ialah lingkungan pertama semenjak manusia dilahirkan dan lingkungan paling lama yang kita tinggali. Pola interaksi keluarga ini sungguh berperanan besar sebagai media sosialisasi bagi para anggota keluarganya. Hubungan individu di masyarakat sangat dipengaruhi keluarga karena keluarga memiliki peranan:
a. Keluarga ialah lingkungan pendidikan yang utama dan utama dibandingkan dengan forum pendidikan manapun.
b. Keluarga ialah kelompok pergaulan hidup insan dengan volume terkecil dan kadar tertinggi.
c. Keluarga merupakan mata rantai untuk hubungan jasmani dan rohani manusia yang bertentangan jenis.
d. Keluarga ialah mata rantai dalam regenerasi dan pewarisan budaya.
Dalam lingkungan keluarga diketahui dua macam sosialisasi adalah;
a. Sosialisasi Represif ( Represive socialization)
Sosialisasi ini menekankan dan mengharapkan ketaatan anak kepada orang tuanya. Dalam proses sosialisasi ini orang tua menjadi pusat dan banyak melaksanakan dominasi kepada proses pembelajaran sosial anak.
Sosialisasi represif ini memiliki ciri-ciri;
1). Adanya hukuman terhadap pelanggaran atau sikap anak yang
tidak disetujui oleh orang tuanya.
2). Adanya penghargaan dan imbalan berbentukmateril.
3). Adanya kepatuhan anak terhadap orang tua.
4). Adanya dominasi orang bau tanah yang sungguh kuat
5). Komunikasi bersifat satu arah
6). Komunikasi bersifat sebagai perintah.
b. Sosialisasi Partisipasi ( Participatory Socialization )
Sosilisasi ini bertentangan dengan sosialisasi represif alasannya menekankan pada anak sebagai sentra proses sosialisasi. Dalam proses sosialisasi ini interaksi anak menjadi proses sosialisasi di keluarga dan orang renta mengikuti segala acuan tingkah laris anak.
Ciri-ciri dari sosialisasi represif ini yakni;
1). Adanya imbalan bila anak bertingkah laku baik
2) Adanya dominasi dan otonomi pada anak
2) Adanya komunikasi sebagai interaksi
3) Adanya komunikasi ekspresi
4) Adanya perhatian orang tua kepada harapan anak nya
5) Sosialisasi berpusat pada anak
6) Antar anggota keluarga mempunyai tujuan yang serupa.
Sebagai media sosialisasi keluarga pun mempunyai peranan untuk menghambat proses sosialisasi. Keluraga yang memiliki kendala-kendala akan mempengaruhi perilaku dan kepribadian anggota keluar-ganya, ialah;
1) Keluarga modern ialah kesatuan konsumtif, sehingga kekerabatan antar individu dalam keluarga menjadi sungguh berkurang.
2) Keluarga selaku lembaga (institute) telah berkembang menjadi keluarga yang bersifat komplotan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
3) Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian , sehingga longgar intensitas interelasi sosialnya.
2. Teman sepermainan
Teman sepermainan merupakan lingkungan sosial kedua yang mau ditemui oleh seorang individu sesudah keluarga. Teman seper-mainan merupakan kelompok sosial yang jumlahnya kecil memiliki kesamaan usia, mempunyai kesamaan kegiatan yakni bermain, umumnya golongan ini mempunyai tujuan yang serupa adalah mencari kepuasaan rohani ialah tujuan rekreatif. Intensitas interaksi sosial antar kelompok ini sungguh tinggi, ditandai dengan rasa saling memiliki satu sama lain dan senang melakukan kegiatan bersama-sama. Kelompok sosial ini bukan menurut atas hubungan darah, keturunan ataupun hubungan tetapi atas dasar seringnya terjadi konferensi antar anggota kalangan dan kesamaan kepentingan.
Teman sepermainan disebut dengan sahabat, pada usia sampaumur pola relasi antar sehabat ini menunjukkan pengaruh yang besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Adakalanya seorang teman menjadi faktor pendorong seorang individu untuk melakukan tindakan sosial. Kelompok persahabatan ini memperlihatkan peranan konkret, bagi proses sosialisasi dan kemajuan kepribadian anak di antaranya yaitu:
a. Pengakuan kepada keberadaan individu sebab dianggap diakui dan dianggap penting oleh anggota golongan lainnya, sehingga individu akan memiliki rasa kondusif. Apabila akreditasi diri ini tidak diakui oleh para angggota kelompoknya maka individu akan merasa dikucilkan dan akan selalu merasa tidak aman dan merasa selalu tidak aman.
b. Membantu proses kemantapan dan kepribadian individu dalam masyarakat. Individu dapat berkembang meningkat cukup umur apabila ia senantiasa dapat bersosialisasi dengan baik di antara para anggota kelompoknya.
c. Kelompok sosial ini mampu menunjukkan rasa tenteram kepada individu, maksudnya individu mampu mencurahkan verbal atas segala perasaan yang dialaminya. Individu memiliki cara dan kawasan untuk menyalurkan perasaan takut, besar hati, kecewa, duka dan sebagianya kepada teman-temannya. Kelompoknya akan menawarkan tanggapanyang baik alasannya adalah mampu saja mereka mengalami hal yang serupa, dan hal ini tidak bisa dijalankan oleh anggota keluarga di rumah.
d. Pada korelasi persahabatan ini, individu mampu membuatkan keterampilannya. Hubungan golongan sosial ini terjadi sebab kesamaan kepentingan dan mungkin kesamaan minat. Melalui interaksi yang terus menerus terjadi bukan mustahil mereka akan mempunyai wangsit-inspirasi untuk mengembangkan kesamaan minat yang mereka miliki menjadi suatu kreativitas.
e. Individu yang bergabung dengan kelompok persahabatan akan lebih singkat mengalami proses pendewasaan, karena individu selalu berinterksi dan membangun interelasi dengan anggota kelompoknya. Karena proses interaksi ini akan membantu pemahaman individu atas nilai-nilai yang dianut oleh para anggota kelompok lainnya.
Selain menunjukkan dampak positif, kelompok sosial ini juga dapat memberikan dampak negatif kepada individu atau anggota kelompok (klik). Pengaruh negatif itu di antaranya ialah:
a. Pembentukan golongan sosial yang terjadi alasannya adalah adanya kesamaan kepribadian dan kepentingan akan mengakibatkan eksklusifisme golongan. Kesamaan kepentingan yang tidak baik mirip langkah-langkah-tindakan penyimpangan sosial akan menciptakan kelompok sosial ini kian memantapkan kepentingannya itu. Kelompok ini akan menilai individu di luar kelompoknya selaku lawan. Fanatisme terhadap kalangan ini akan memicu bentrokan dengan golongan sosial yang lain. Contoh, Tawuran dan pertengkaran di kalangan remaja.
b. Penyimpangan tata nilai dan norma yang dianut oleh anggota kalangan. Apabila nilai dan norma yang dianut oleh golongan sosial ini tidak cocok dengan tata nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat. Individu akan dikucilkan oleh penduduk luas apabila lebih memilih untuk menganut tata nilai dan norma anggota kelompok ketimbang yang dianut oleh masyarakat. Contoh. Nilai-nilai pergaulan bebas yang dianut oleh suatu sosial tertentu.
3. Sekolah
Pada lingkungan sekolah, guru ialah pemegang kontrol terhadap proses sosialisasi anak. Sebagai sebuah lembaga (institute) sekolah mempunyai peranan sosial akademik, peranan sosial religius, peranan sosial kultural dan peranan sosial ekonomi. Di sekolah individu akan banyak mendapatkan wawasan wacana banyak sekali hal di dalam kehidupan insan. Pemahaman anak akan diri dan lingkungan akan berkembangseiring dengan proses pembelajaran di sekolah. Kreativitas, minat dan kesempatananak juga akan berkembang di sekolah alasannya adalah fungsi sekolah salah satunya adalah membantu pertumbuhan kepribadian anak. Peranan sekolah tidak kalah pentingnya dengan peranan orang tua dan keluarga. Sekolah menolong anak mendapatkan jati dirinya dan menunjukkan bekal untuk menjalankan tugas, status, hak dan kewajibannya pada kehidupannya di masa depan.
4. Media Massa
Media massa merupakan salah satu unsur teknologi yang memiliki peranan sebagai media sosialisasi. Melalui media akan terjadi transformasi sosial dan budaya kepada penduduk luas. Alat komunikasi ini memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan tanpa terikat oleh nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Sekian bahan mengenai Media Media Sosialisasi dari , agar berfaedah.