close

Masjid Mantingan

Masjid Mantingan yaitu sebuah masjid antik di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Masjid ini konon didirikan pada masa Kesultanan Demak & menyandang tanggal 1481 Tahun Jawa atau 1559-1560 Masehi.

Didirikan dgn lantai tinggi ditutup dgn ubin buatan Tiongkok, & demikian pula dgn undak-undakannya. Semua didatangkan dr Makao. Bangunan atap termasuk bubungan yakni gaya Tiongkok. Dinding luar & dlm dihiasi dgn piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam & khatib dihiasi dgn relief-relief persegi bergambar margasatwa, & penari penari yg dipahat pada batu cadas kuning bau tanah. Pengawasan pekerjaan pembangunan masjid ini tak lain daripada Babah Liem Mo Han.

Salah satu ciri masjid ini ialah reliefnya. Beberapa di antaranya mempunyai acuan tumbuhan yg membentukkan rupa makhluk hidup, sehingga tak dapat dikatakan melanggar larangan agama Islam.

Di dlm komplek masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dr Kanjeng Ratu Kalinyamat & menantu Sultan Trenggono, penguasa Demak yg terakhir. Selain itu terdapat pula makam waliullah Mbah Abdul Jalil, yg disebut-sebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.

Gambaran Umum

Masjid & Makam Mantingan terletak 5 km arah selatan dr pusat kota Jepara di desa Mantingan kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, suatu yg menyimpan Peninggalan Kuno Islam & menjadi salah satu asset rekreasi sejarah di Jepara, dimana di sana berdiri megah sebuah masjid yg dibangun oleh seorang Islamik yakni PANGERAN HADIRI suami Ratu Kalinyamat yg dijadikan selaku pusat acara penyebaran agama islam di pesisir utara pulau Jawa & merupakan masjid kedua sehabis masjid Agung Demak. Gerbang Masuk area Masjid Mantingan (Wisata Jepara) Perlu diketahui pula bahwa di desa Mantingan secara umum dikuasai orangnya ialah pemeluk agama Islam dgn mata penghasilan dr perjuangan ukir-goresan. Disamping itu lokasi Masjid & Makam Mantingan berdiri dlm satu komplek yg mudah dijangkau dgn kendaraan roda empat dr berbagai jurusan dgn kemudahan sarana jalan aspal. Hal lain yg tak kalah penting perjuangan Pemda Kabupaten Jepara dgn instansi terkait bekerja sama dgn pengusaha angkutan sudah berupaya memberikan kepraktisan transportasi menuju lokasi Obyek Wisata Sejarah ini dgn sarana angkutan jurusan Terminal Jepara – Mantingan yg hanya ditempuh beberapa menit saja.

Sejarah & Legenda

Masjid Mantingan (Wisata Jepara)Diatas telah disebutkan bahwa Masjid Mantingan merupakan masjid kedua sehabis masjid agung Demak, yg dibangun pada tahun 1481 Saka atau tahun 1559 Masehi menurut isyarat dr condo sengkolo yg terukir pada suatu mihrab Masjid Mantingan berbunyi “RUPO BRAHMANA WANASARI” oleh R. Muhayat Syeh Sultan Aceh yg bernama R. Toyib. Pada mulanya R. Toyib yg dilahirkan di Aceh ini berguru ketanah suci & negeri Cina (Campa) untuk dakwah Islamiyah, & karena kesanggupan & kepandaiannya pindah ke tanah Jawa (Jepara) R. Toyib kawin dgn Ratu Kalinyamat (Retno Kencono) putri Sultan Trenggono Sultan kerajaan Demak, yg kesudahannya beliau mendapak gelar “SULTAN HADIRI” & sekaligus dinobatkan sebagai Adipati Jepara (Penguasa Jepara) sampai wafat & dimakamkan di Mantingan Jepara.

Gerbang masuk Makam Mantingan (Wisata Jepara)Dimakam inilah Pangeran Hadiri (Sunan Mantingan), Ratu Kalinyamat, Patih Sungging Badarduwung seorang patih keturunan cina yg menjadi kerabat beliau Sultan Hadiri berjulukan CIE GWI GWAN & sobat lainnya disemayankan.

Makam yg senantiasa ramai dikunjungi pada dikala “KHOOL” untuk memperingati wafatnya Sunan Mantingan berikut upacara “ GANTI LUWUR “ (Ganti Kelambu) ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali pada tanggal 17 Robiul Awal sehari sebelum perayaan Hari Makara Jepara. Makam Mantingan hingga sekarang masih dianggap sakral & mempunyai tuah bagi penduduk Jepara & sekitarnya. Pohon pace yg berkembang disekitar makam, konon bagi Ibu-ibu yg sudah sekian tahun menikah belum di karunia putra diharapkan sering berziarah ke Makam Mantingan & mengambil buah pace yg jatuh untuk dibentuk rujak kemudian dimakan bersama suami istri, maka permohonannya insyaAllah akan terkabulkan.

  Masjid Al Falah Tanjung Batu

Makam Sunan Mantingan (Wisata Jepara)Tuah lain yg ada dlm cungkup makam mantingan ialah “AIR MANTINGAN atau AIR KERAMAT” yg menurut kisahnya ampuh untuk menguji kejujuran seseorang & membuktikan hal mana yg benar & yg salah, biasanya bagi masyarakat Jepara & sekitarnya air keramat ini dipakai bila sedang menghadapi suatu sengketa, dgn cara air keramat ini diberi mantra & doa lalu di minum. Namun alasannya adalah beragamnya kepercayaan penduduk , maka silahkan bagi yg yakin & tak memaksa untuk yg lain.