Sejarah Panjang Menuju Landmark Kota Bekasi
Masjid Agung Al Barkah, yg terletak di alun-alun Kota Bekasi, tampaksungguh lebih banyak didominasi di antara kantor-kantor pelayanan publik di sekitarnya, seperti Kantor Walikota, Polres Bekasi, & Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi.
Keberadaan masjid terbesar di Bekasi ini tak lepas dr sejarah panjang kota berslogan Patriot tersebut. Sejak tahun 1890, beberapa meter dr lokasi alun-alun tersebut memang sudah berdiri sebuah masjid yg kala itu disebut Masjid Agung. Setelah beberapa kali direnovasi, kesannya terbentuk satu bangunan besar & indah yg menjadi landmark Kota Bekasi, yakni Masjid Agung Al Barkah.
Terdapat menara besar di keempat sudut Masjid Agung Al Barkah. Dua menara yg lebih besar di potongan depan & dua menara yg lebih kecil di pecahan belakang. Atap masjid dihiasi satu kubah utama berwarna biru dgn aksen garis melintang & empat kubah kecil.
Kesan yg mencuat dr penampilan luar masjid adalah situasi teduh. Di area plaza yg melingkar ditanami banyak pohon sampai situasi halaman luar menjadi sangat nyaman. Kesan teduh tersebut eksklusif tergantikan dgn kesan megah saat memasuki area dlm masjid. Pintu utama berbahan dasar kayu jati dgn ukiran geometris khas Timur Tengah akan langsung menyambut pengunjung.
Area dlm masjid yg dikontrol oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di bawah Pemerintahan Kota (Pemkot) Bekasi tersebut terdiri dr dua lantai. Perbedaan kombinasi dua lantai pada masjid ini dgn masjid- masjid besar yang lain yaitu lantai dua yg menutupi sampai setengah serpihan atas ruang utama.
Tata letak tersebut menciptakan kesan “frustasi” saat gres memasuki ruang utama, yg merupakan pemaknaan dr perasaan kecil umat manusia kalau dihadapkan pada Sang Pencipta. Namun, saat berlangsung beberapa meter menuju arah mihrab, akan muncul satu ruang terbuka yg menyebabkan perasaan lapang. Terlebih lagi, dr ruang depan ini terlihat sisi dlm kubah masjid yg sangat indah.
Bagian dlm kubah masjid dihiasi goresan-goresan geometris saling melintang dgn warna lebih banyak didominasi hijau & emas yg melingkari gambar bintang selaku ciri khas seni Islam. Kubah ini ditopang oleh tiang-tiang yg memakai efek visual kayu untuk menciptakan kesan natural di dlm masjid.
Tampaknya, visualisasi naturalis memang sengaja dibentuk lebih mayoritas di dlm masjid. Hal ini pula terlihat pada elemen pembentuk mimbar & mihrab yg semuanya yang dibuat dr bahan kayu yg diukir dgn rincian bentuk menyerupai bunga.
Di lantai atas terdapat ruang yg digunakan untuk kawasan shalat. Ruangan ini berupa lantai memanjang dr pintu utama & berakhir melengkung melingkari belahan depan masjid.
Secara keseluruhan, arsitektur bangunan lebih cenderung pada bentuk masjid dr Timur Tengah.