Nabi Adam dan Siti Hawa selaku insan pertama menghuni dunia dengan bersungguh-sungguh telah menata sejarah kehidupan insan tahap demi tahab dengan tatanan yang perspektif. Tatanan kehidupan manusia melalui tata cara yang senantiasa berkembang sesuai dengan suasana dan kondisinya. Tatanan kehidupan yang tertata baik dan terarah merupakan sendi-sendi manajemen yang tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan insan.
Pada dasarnya pedoman Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ ulama banyak mengajarkan ihwal kehidupan yang serba terarah dan terstruktur. Dalam pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam ialah teladan konkrit adanya administrasi yang mengarah kepada keteraturan.
Daftar Isi
PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertian yang serupa dengan pengertian dan hakikat administrasi yaitu al-Tadhir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengontrol) yang banyak terdapat didalam al-Qur’an (Ramayulis, 2002: 259). Seperti firman Allah SWT: “Dia menertibkan permasalahan dari langit ke bumi, lalu (permasalahan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya yaitu seribu tahun menurut perhitunganmu”. (Q.S. al-Sajdah: 5).
Pada ayat diatas terdapat kata yudabbiru al-amra yang mempunyai arti menertibkan persoalan. Ahmad al-Syawi menafsirkan selaku berikut: “Bahwa Allah adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, alasannya manusia yang diciptakan Allah SWT sudah dijadikan khalifah di bumi, maka dia harus mengontrol dan mengurus bumi dengan sebaik mungkin sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya (Ramayulis, 2002: 260).
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG MANAJEMEN
Arah pekerjaan yang terang, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang transparan ialah ama perbuatan yang dicintai Allah swt.. Sebenarnya, administrasi dalam mengontrol segala sesuatu agar dikerjakan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam pedoman Islam (Hafiduddin & Hendri, 2003: 22).
Demikian pula dalam Hadis riwayat Imam Muslim dari Abi Ya’la (Yahya Ibn Syarifuddin, Tt: Hadits ke 17), Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt. Mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu” (H.R Muslim)
Kata ihsan berarti ‘melaksanakan sesuatu secara maksimal dan maksimal’. Tidak boleh seorang Muslim melakukan sesuatu tanpa perencanaan, tanpa adanya ajaran, dan tanpa adanya penelitian, kecuali sesuatu yang sifatnya emergency. Akan tetapi, pada umumnya dari hal yang kecil sampai hal yang besar, mesti dijalankan secara ihsan, secara maksimal, secara baik, benar dan tuntas (Hafiduddin & Hendri, 2003: 2).
Demikian pula saat kita melaksanakan sesuatu itu dengan benar, baik, berkala, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam menjalankan sesuatu. Kita dilarang melaksanakan sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin balasannya tidak berfaedah.
Proses-proses administrasi intinya yaitu penyusunan rencana segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan akidah yang berefek pada melakukan sesutu dengan hukum serta mempunyai faedah (Hafiduddin & Hendri, 2003: 3).
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya ialah sama dengan tindakan yang tidak pernah direncankan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak tergolong dalam kategori administrasi yang bagus.
MANAJEMEN ZAMAN RASULULLAH SAW.
Inilah manajer yang bagus ialah manajer yang mampu menempatkan orang pada posisi yang cocok dengan kehlian dan bidangnya masing-masing. Penempatan the right man in the right place merupakan hal yang sangat penting Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003: 26).
Hal ini menawarkan bahwa salah satu fungsi administrasi yaitu menempatkan orang di posisi yang tepat. Rasulullah saw. menunjukkan contoh pada hal ini, bagaimana menempatkan orang pada tempatnya. Hal ini contohnya dapat dilihat bagaimana Abu Hurairah ditempatkan oleh Rasulullah sebagai penulis Hadis. Atau dapat dilihat pula bagaimana Rasulullah saw. menempatkan orang-orang yang berpengaruh untuk setiap pekerjaan dan tugas.
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
Sementara itu, Sulistyorini mengemukakan, bahwa Manajemen Pendidikan Islam yakni sebuah proses penataan atau pengelolaan forum pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya manusia Muslim dan non manusia dalam menggerakkannya untuk meraih tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien (Sulistyorini. 2009: 14).
Sistem administrasi dalam pendidikan Islam merupakan proses yang koordinatif, sistematik dan integratif. Proses itu dimulai dari penyusunan rencana, pengorganisasian, penggerakan, sampai pada pengawasan. Proses ini selalu didasari oleh nilai-nilai Islam. Oleh alasannya itu, metode tersebut sekaligus mempunyai nilai materil dan spiritual.
Substansi Manajemen Pendidikan Islam
Hal yang mesti disadari bahwa sebuah forum pendidikan Islam yang baik dengan kepemimpinan yang bagus, mesti di ikat pula oleh nilai-nilai yang diyakini oleh manajer Islami, nilai-nilainya ialah nilai-nilai Islami dan profesional dalam menanggulangi metode pendidikan Islam mulai dari tingkat makro (sentra), meso (daerah/kawasan), hingga tingkat mikro ialah satuan pendidikan sekolah Islam dan luar sekolah Islam (Sulistyorini. 2009: 33).
Dr. Hadari Nawawi (1981) sebagaimana dikutip Sulistyorini, mengungkapkan bahwa substansi manajemen pendidikan Islam yang disebutnya sebagai administrasi operatif (management of operative function) kegiatannya mencakup; Tata perjuangan, perbekalan, kepegawaian, keuangan, kekerabatan penduduk (humas). Sedangkan Sutisna (1985) menerangkan substansi manajemen pendidikan Islam selaku berikut: Program pendidikan, Murid, Personalia, Kantor sekolah, keuangan sekolah, pelayanan bantu, hubungan masyarakat (Sulistyorini. 2009: 35).
Fungsi Manajemen dalam Pendidikan Islam
Para pakar administrasi pada abad kini mengabstraksikan proses manajemen menjadi 4 proses, ialah; planning, organizing, actuating, controlling (Sulistyorini. 2009: 35).
Peranan manajemen sungguh diputuskan oleh fungsi-fungsi administrasi. Fungsi inilah yang menentukan sukses dan tidaknya suatu kinerja administrasi (Ramayulis, 2002: 270). Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
- Perencanaan (planing); Perencanaan dari metode manajemen dalam pendidikan Islam adalah merupakan langkah pertama yang harus sungguh-sungguh diperhatikan oleh manajer dan para pengurus pendidikan Islam. Sebab, sistem penyusunan rencana yang meliputi tujuan, target dan target pendidikan Islam mesti didasarkan pada suasana dan kondisi sumber daya yang dimiliki.Perencanaan tersebut mesti tersusun secara rapi, sistematis dan rasional, supaya muncul pemahaman yang cukup mendalam terhadaap penyusunan rencana itu sendiri.
- Pengorganisasian (organizing); Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, kegiatan, interaksi, kerjasama, rancangan struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan terperinci. Pengorganisasian dalam pendidikan Islam ialah implementasidari perencanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
- Penggerakan (actuating); Dalam pendidikan Islam, penggerakan ialah sebuah upaya untuk memberikan kode, tutorial dan dorongan terhadap seluruh SDM dari personil yang ada dalam sebuah organisasi biar dapat melakukan tugasnya dengan kesadaran yang paling tinggi.
- Pengawasan (controling); Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksanannya penyusunan rencana secara konsekwen baik yang bersifat materiil maupun spirituil. Pengawasan dalam pendidikan Islam sangat komplek, pengawasan material dan pengawasan spiritual, adanya iktikad bahwa kehidupan ini bukanlah di monitor oleh manajer atau atasan saja, akan tetapi, pribadi diawasi oleh Allah SWT.
- Manajemen merupakan terjemahan eksklusif dari kata management yang bermakna pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan;
- Dalam persepsi ajaran Islam, segala sesuatu harus dilaksanakan secara rapi, benar, tertib, dan terorganisir. Disinilah Islam mengontrol segala aktifitas harus dilaksanakan secara baik dan maksimal dengan prencaanan, proses, dan pengawasan yang bagus. Sehingga akan menciptakan pekerjaan yang bagus dan terarah serta dapat mencapai tujuan;
- Rasulullah saw. Merupakan acuan seorang manajer yang baik, ha ini mampu dilihat bagaimana Rasulullah saw. menempatkan seseorang pada tempat yang tepat sesuai dengan kesanggupan dan kapasitasnya;
- Sistem administrasi dalam pendidikan Islam merupakan proses yang koordinatif, sistematik dan integratif. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, sampai pada pengawasan. Proses ini selalu didasari oleh nilai-nilai Islam. Oleh alasannya adalah itu, sistem tersebut sekaligus memiliki nilai materil dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
- Departemen Agama RI. 2009. Mushaf al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: CV. Pustaka al-Kautsar.
- Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Cet.I. Jakarta: Gema Insani Press.
- Jalaluddin Abd’ ar-Rahman. Tt. Jami’ al-Shogir min Hadisin al-Basyir al-Nadhir. Dar al-Kutub al-Nafidah.
- Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.XII. Jakarta: Kalam Mulia.
- Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam; Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: Teras.
- Yahya Ibn Syarifuddin. Tt. Al-Arba’in an-Nawawi, Hadis nomor 17.