Makalah Ihwal Tawuran Cukup Umur

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia dikala ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan insiden – kejadian tawuran para pelajar yang dikala ini sedang maraknya terjadi. Tawuran telah tidak lagi menjadi pemberitaan yang abnormal lagi ditelinga kita .
            Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota – kota besar di Indonesia ialah suatu fenomena yang menawan untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak aspek yang menghipnotis baik aspek internal ataupun eksternal.Tawuran pelajar bukan hanya menjadikan kerugian harta benda atau korban cidera tetapi mampu hingga merenggut nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga bila berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap lawan mereka. Kekerasan dianggap selaku penyelesaian yang paling sempurna untuk menyelesaikan suatu duduk perkara tanpa mempertimbangkan balasan-akibat buruk yang ditimbulkan.
          Tawuran antar pelajar kian menjadi sejak terciptanya geng-geng, Perilaku anarki ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah penduduk , mereka sudah tidak merasa bila tindakan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengusik ketenangan penduduk , sebaliknya mereka merasa bangga jika penduduk itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang pelajar sebaiknya tidak melakukan langkah-langkah yang tidak terpuji seperti itu.
Pada dikala bersamaan masyarakat cuma bisa melihat kekerasan demi kekerasan terjadi antara mereka dan kadang-kadang mencaci tindakan mereka tanpa berusaha mencari penyelesaian yang bijak akan persoalan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut pandang negatif yang ada, seakan-akan seperti seorang terdakwa yang telah mendapat vonis aturan, yang ditentukan sebentar lagi akan masuk penjara. Padahal bantu-membantu tidak mampu dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari dalam diri atau aspek internal pelajar itu sendiri.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dewasa menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana yang dekat dengan mereka. Masyarakat sering tidak peka terhadap respon yang di timbulkan dewasa. Sehingga tak sedikit dewasa mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa aksi guna memberikan keberdaan mereka dalam suatu lingkungan.
B.   Rumusan Masalah
Rumusan problem dari makalah  kami adalah :
1.       Apa pengertian tawuran?
2.       Apa faktor yang mengakibatkan terjadinya tawuran?
3.       Apa efek dari tawuran?
4.       Bagaimana cara menangkal terjadinya tawuran?
C.   Tujuan
Tujuan dari makalah kami adalah:
1.      Berbagi info tentang tawuran antar pelajar.
2.      Memberikan gambaran kepada pembaca dampak tawuran kalangan pelajar.
3.      Mengetahui tugas keluarga, guru dan Pemerintah terhadap kecenderungan kenakalan akil balig cukup akal utamanya tawuran antar pelajar.
4.      Cara menanggulangi Tawuran antar pelajar.
D. Sasaran
Penulisan ini ditujukan terhadap seluruh golongan penduduk khususnya para pelajar dimana final-selesai ini sering terjadi tawuran antar pelajar.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “tawuran”mampu diartikan selaku perkelahian yang mencakup banyak orang.
Secara psikologis, pertengkaran yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan akil balig cukup akal (juvenile deliquency). Kenakalan akil balig cukup akal, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi adalah
1.   Delikuensi situasional, perkelahian terjadi alasannya adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk langgar. Keharusan itu lazimnya timbul akhir adanya kebutuhan untuk memecahkan problem secara cepat.
2.   Delikuensi sistematik, para cukup umur yang terlibat pertengkaran itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada hukum, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, tergolong sabung. Sebagai anggota, berkembang pujian kalau dapat melaksanakan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita pahami bahwa pada abad sampaumur seorang dewasa akan condong menciptakan suatu genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  akil balig cukup akal bebas melaksanakan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang mesti dipatuhi alasannya adalah dia berada dilingkup kalangan sobat sebayanya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa disebut dengan tawuran yakni pertengkaran massal yang ialah sikap kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kalangan pelajar dari sekolah lain.
Tawuran yaitu salah satu bentuk kenakalan remaja, yakni kecenderungan cukup umur untuk melaksanakan langkah-langkah melanggar hukum yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik kepada dirinya sendiri maupun orang lain. Umumnya dijalankan oleh remaja di bawah umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan sampaumur berisikan :
a.    Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
b.   Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
c.    Perilaku yang menyebabkan korban bahan.
d.   Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Tawuran atau Tubir yakni perumpamaan yang sering digunakan penduduk  Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai pertengkaran atau tindak kekerasan.Biasanya dijalankan oleh sekelompok atau suatu rumpun penduduk . Tawuran merupakan sebuah penyimpangan sosial yang berupa perkelahian.
Tawuran merupakan sebuah kegiatan pertengkaran atau tindak kekerasan yang dikerjakan oleh sekelompok atau sebuah rumpun penduduk .
B.   Faktor-aspek penyebab tawuran
Berikut ini ialah aspek-aspek yang menjadikan tawuran pelajar, diantaranya :
1.   Faktor Internal
     Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menuntaskan permasalahan disekitarnya dan semua imbas yang tiba dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melaksanakan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak mampu beradaptasi dengan keragaman persepsi, ekonomi, budaya dan banyak sekali keberagaman yang lain yang kian lama kian beragam.
     Para dewasa yang mengalami hal ini akan lebih terburu-buru dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir apalagi dulu apakah akhir yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga mempunyai andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya gampang friustasi, tidak gampang mengatur diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang akil balig cukup akal umumnya memerlukan pengakuan kedatangan dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
2.   Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang tiba dari luar individu, yaitu :
a.    Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa menyaksikan kekerasan yang dijalankan didalam keluarganya maka sehabis ia berkembang menjadi sampaumur maka dia akan sudah biasa melaksanakan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilaksanakan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menyebabkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta korelasi keluarga yang kurang baik dapat mengakibatkan bahaya psikologis bagi setiap usia khususnya pada kala cukup umur.
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua selaku figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa salah satu penyebab kenakalan dewasa dikarenakan tidak berfungsinya orang bau tanah selaku figure teladan yang bagus bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah tugas orangtua selaku penunjuk jalan anaknya untuk senantiasa berprilaku baik.
b.   Faktor Sekolah
Sekolah tidak cuma untuk menyebabkan para siswa cendekia secara akademik tetapi juga akil secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga mampu menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya mutu pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang didapatkan ada seorang guru yang tidak mempunyai cukup keteguhan dalam mendidik anak muruidnya hasilnya guru tersebut memberikan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah tugas guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang bagus.
c.    Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah mampu mensugesti perilaku dewasa. Seorang sampaumur yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menyebabkan cukup umur tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para akil balig cukup akal. Hal ini menciptakan dewasa bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa menimbulkan tawuran.
d.   Faktor Pacar
Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-tentangan pacar, ada yang menarik hati pacar satu sekolah, juga acapkali menyebabkan tawuran yang lalu bereskalasi menjadi tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas sesama.
e.    Faktor Geng
Hampir setiap sekolah utamanya sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh kakak-abang kelas, yang lalu diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah. Proses pewarisan geng ini terhadap adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng yang harus ditaati dan dikerjakan telah menyebabkan sekolah sebagai sentra tawuran dan bullying. Mereka yang telah telanjur menjadi anggota geng, tidak berani mengundurkan diri, sebab takut mendapat perlakukan bergairah dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi budaya yang merepotkan dihapus.
6.    Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang mengakibatkan terjadinya tawuran. Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan kompetisi antar sesama, menjadikan sering terjadi tawuran di kelompok pelajar dan masyarakat.
C.   Macam-macam tawuran
1.   Tawuran di tingkat sekolah
Tawuran paling banyak diartikan selaku pertengkaran massal antaradua kubu siswa suatu sekolah. Misalnya tawuran antar Sekolah Menengan Atas C melawan SMA D yang sering diakibatkan oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran sebab salah satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain alasannya hanya ingin bersenang-bahagia.
2.   Tawuran di tingkat fakultas
Tawuran di tingkat fakultas (kampus) umumnya dilaksanakan antar mahasiswa  kampus itu sendiri, namun berlawanan faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX memiliki dilema dengan fakultas lain; maka tawuran umumnya akan terjadi di dalam area universitas / kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas lazimnya nyaris sama dengan alasannya adalah tawuran di tingkat sekolah.
D.  Dampak Tawuran   
Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini telah menjadi acara rutin dan sepertinya sudah membudaya dalam kelompok mereka. Banyak tawuran yang terjadi antar sekolah cuma alasannya dendam dari  alumni yang tidak terbalas dan risikonya menjadi budaya turun temurun yang sukar untuk dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di golongan pelajar maka akan menjadikan efek negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga penduduk sekitar.
Kerugian tersebut antara lain:
1.   Kerusakan kawasan tawuran / material.
     Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan agresi tersebut pada umumnya dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan.Biasanya mereka cuma lari setelah puas melaksanakan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada kendaraan beroda empat, perusakan kemudahan biasa , pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
2.   Rusaknya gambaran baik sekolah.
     Pencitraan yang baik yang sudah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang dicapai oleh murid yang lain akan pudar dan sirna bila murid-murid lainnya masih mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun fatwa selanjutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.
3.   Adanya korban jiwa.
     Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga menimbulkan adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti watu, clurit, dan senjata tajam lainnya menjadikan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun berat, dan mampu juga ada korban meninggal.
E.   Dampak psikis.
     Contohnya kerisauan penduduk dan traumatik. Keresahan penduduk ini akan menjadikan rasa tidak percaya kepada generasi muda yang seharusnya menjadi biro perubahan bangsa. Selain kegelisahan itu, traumatik bisa dialami oleh penduduk yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kalangan pelajar.
1.   Rasa malu orang renta dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.
2.   Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari sekolah.
3.   Dipenjarakan.
4.   Menurunnya moralitas para pelajar
     Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik yaitu berkurangnya penghargaan siswa kepada toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu mencar ilmu bahwa kekerasan yakni cara yang paling efektif untuk memecahkan persoalan mereka, dan karenanya menentukan untuk melaksanakan apa saja semoga tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini terang mempunyai konsekuensi jangka panjang kepada kelancaran hidup bermasyarakat di Indonesia.
      Kita harus kian prihatin akan kejadian yang terjadi disekitar kita, karena banyak aspek yang melatar belakanginya, antara lain aspek internal, adalah eksklusif atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang bau tanah, sekolah, dan lingkungan sekitar, dalam hal ini orang renta sangat mempunyai peranan penting dalam mendidik anak, sebab contoh dan acuan yang baik mampu membuat seorang anak menjadi baik, begitupula semestinya, dan tugas serta sekolah serta lingkungan juga sangat dibutuhkan, dimana keadaan yang aman mampu mempunyai pengaruh pada keadaan sekitar.
      Perkelahian terjadi sebab adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk tubruk. Biasanya timbul balasan adanya kebutuhan untuk memecahkan persoalan secara cepat kekerasan makin mewabah di mana-mana. Wajah-tampang beringas para remaja kita sudah menjadi momok tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang makin tak karuan ini. Karena para remaja nantinya akan jadi generasi akan menjadi penerus bangsa ini dan bisa menjadi pemimpin keluarga era kelak mendatang. Banyak hal yang mampu dipelajari dari kejadian ini, selain dari dampak yang tentunya sangat-sangat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang mampu diterapkan untuk menyingkir dari terjadinya tawuran.
F.   Masalah Yang Timbul Di Masyarakat Sinjai
1.   Tawuran antar Remaja di Sinjai
FAJARONLINE.COM, SINJAI — Kepolisian Sektor (Polsek) Sinjai Utara berhasil mendamaikan tawuran antar kelompok cukup umur di Kabupaten Sinjai. Caranya, dengan melakukan langkah preventif untuk mempertemukan kedua belah pihak, Rabu (7/6/2017).
Pada Sabtu (3/6/2017) kemudian, telah terjadi kesalah pahaman antara Andi Azwadi Alqamry Ma’mur (19) bersama beberapa temannya dengan Ilham Syahrir (14), yang berujung saling menyerang antar kalangan.
Olehnya itu, pihak Kapolsek Sinjai Utara, AKP Abdul Haris, melakukan mediasi melalui unit Reskrim Sek Sinjai Utara. Dengan menghadirkan kedua belah pihak bersama orang renta masing-masing.
Mereka sudah dibuatkan surat pernyataan untuk disepakati bareng . Perdamaian ini pun tercapai setelah kedua belah pihak membubuhkan tanda tangan dalam surat pernyataan itu.
Disaksikan oleh orang bau tanah, Bhabinkamtibmas Polsek Sinjai Utara, dan Kepala Kelurahan. Setelah bertandatangan, mereka saling berjabat tangan dan berpelukan. Lalu, surat pernyataan itu akan diberikan terhadap Kepala Kelurahan dan kedua belah pihak. (sir)
2.    Tawuran Remaja di Sinjai Barat
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR– Polsek Sinjai Barat mendamaikan sejumlah siswa Sekolah Madrash Aliyah (MA) Tengnga Lembang, Kecamatan Sinjai Barat, Sinjai, Sulawesi Selatan yang berselisih.
Sejumlah siswa di MA Tengnga Lembang bertikai pada Sabtu (13/1/2018) lalu.
Dan pagi tadi anggota Polsek Sinjai Barat menghimpun mereka yang tawuran.
“Yang berselisih ini yakni sesama siswa sendiri di MA Tengnga Lembang dan saat ini sudah kami damaikan dan memberinya pemahaman,” kata Kapolsek Sinjai Barat, AKP Kasri, Senin (15/1/2018).
Polisi juga melibatkan seluruh tokoh masyarakat, para guru, kepala desa dan orang renta masing-masing siswa yang tawuran. (*)
G.  Solusi Mencegah Tawuran
1.   Memberikan pendidikan tabiat untuk para pelajar . Pelajaran agama di sekolah ataupun bangku kuliah mesti lebih di fokuskan sejak dini terhadap generasi muda sekarang supaya mampu membentengi mereka dari hal yang negatif,khusunya dalam agama Islam , islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam kehidupan,semua permasalahn bisa diatasi secara terbuka tanpa adanya kekerasan.
2.   Menghadirkan seorang figur yang baik yang bisa dijadikan acuan bagi anak-anaknya conntohnya orang tua,guru semestinya memberikan acuan yang baik terhadap anak-anaknya sehingga mereka akan menjiplak hal-hal yang bagus pula.
3.   Memfasilitasi para pelajar baik dirumah maupun disekolah serta di bangku perguruan tinggi.Dalam artian terdapat forum/wadah untuk menyalurkan peluangdan talenta yang ada pada generasi muda untuk mengisi waktu luangnya ke arah yang bermanfaat sekaligus mendidik dan pastinya menjauhkan dari hal yang berbau anarkisme.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
          Kesimpulan dari apa yang dipaparkan di atas adalah,langkah-langkah tawuran memang meresahkan masyarakat yang lain,namun di satu pihak mereka menganggap tawuran tersebut yaitu sesuatu yang tidak mereka anggap jelek,alasannya suatu argumentasi yang lain.dan sampai kini problem tawuran di Kota Jakarta masih sering terjadi,alasannya adalah aparat serta pihak-pihak yang lain masih melihat sebuah permasalahannya dari sudut luarnya saja dan masih menganggap pelaku tawuran tersebut yaitu seorang kriminil,kurangnya transparansi dari pihak-pihak keluarga ataupun lingkungan,sebaiknya masalah ini tidak tertuntaskan dengan cara yang keras,harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih dalam kepada para pelaku.jangan menjahui para pelaku. 
B.   Saran
      Dalam merespon problem cukup umur khususnya wacana tawuran pelajar diatas, kami menawarkan beberapa anjuran . Diantaranya :
1.   Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas
Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melaksanakan penerimaan siswa baru dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi mesti dibuat takut dengan banyak sekali hukuman yang mau diterima kalau ikut serta dalam agresi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga mesti diberi sanksi.
2.   Memberikan pendidikan anti tawuran
Pelajar diberikan pemahaman wacana tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jikalau terjadi sebuah hal, senantiasa bertingkah sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar pembangkang yang menyiapkan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk menyerah dan tidak melakukan serangan akhir, kecuali terpaksa.
3.   Memisahkan pelajar berotak kriminal dari pelajar yang lain
Setiap insan memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang bagus, yang sedang dan ada yang kriminil. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari permulaan dan dikerjakan panduan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan dari sekolah.
4.   Kolaborasi belajar bareng  antar sekolah
Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar sekolah yang satu dengan yang yang lain. Seharusnya ada acara mencar ilmu adonan antar sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka kalau terjadi masalah tidak akan lari ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.
5.   Membuat acara ekstrakurikuler tawuran
Diharapkan setiap sekolah menciptakan ekskul konsep baru bertema tawuran, tetapi tawuran pelajar yang mendidik, contohnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain sebagainya yang bersifat kasatmata. Tawuran-tawuran ini seharusnya bukan bersifat persaingan, tetapi bersifat saling mengisi dan berafiliasi sehingga bisa bergabung dengan ekskul yang serupa di sekolah lain.
6.   Patroli polisi dan satpol PP
Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan dikala jam pulang sekolah, alasannya siswa atau mahasiswa yang berlainan almamater lazimnya akan cepat tersulut emosinya ketika mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Dessy anwar.”Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”.2001.Karya Abditama:Surabaya.
#!/2012/10/tawuran-antar-pelajar-yang-terjadi-di.html”> #!/2012/10/tawuran-antar-pelajar-yang-terjadi-di.html
#!/2012/10/makalah-tentang-tawuran-pelajar.html”> #!/2012/10/makalah-perihal-tawuran-pelajar.html
Soetomo.”Masalah sosial dan Upaya pemecahannya” 2011:Pustaka pelajar.
Wilis, Sofyan S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.