Dan aneka macam macam-macam atau jenis majas. Adapun fungsinya yaitu untuk memperindah.
Secara khusus majas berfungsi untuk menegaskan, mempertentangkan, mempertautkan, dan menguatkan.
Dan sekarang mari kita mencar ilmu perihal majas penegasan.
Daftar Isi
Definisi Majas Penegasan
Majas penegasan ialah majas yang mengulang kata dan secara makna untuk memperkuat apa yang ingin disampaikan.
Selain untuk menguatkan makna, majas penegasan kadang kala digunakan untuk memperindah kalimat.
Dan terdapat berbagai jenis-jenis majas penegasan. Akan namun tidak semuanya kita pelajari.
Macam-Macam Majas Penegasan
Di sekolah di Indonesia dipelajari 6 macam majas penegasan. Tentunya selain enam majas tersebut masih ada juga jenis majas yang lain.
Majas apa saja yang tergolong kedalam majas penegasan?
Majas penegasan terdiri dari:
- Pleonasme
- Repetisi
- Paralelisme
- Tautologi
- Klimaks
- Antiklimaks
Selain majas di atas, Berikut ini yang masih sering dimasukkan selaku kalangan majas penegasan.
Di antaranya:
- Aliterasi
- Alonim
- Antanaklasis
- Apofasis
- Asindenton
- Elipsis
- Eksklamasio
- Enumarisio
- Interupsi
- Inversi
- Kolokasi
- Koreksio
- Pararima
- Polisidenton
- Proterio
- Sigmatisme
- Silepsis
- Zueugma
Itulah beberapa majas lain yang dianggap selaku bagian dari majas penegasan.
1. Pleonasme
Majas pleonasme adalah sebuah majas yang menyertakan gosip pada pernyataan yang telah jelas, tetapi diungkapkan kembali untuk memperkuat tujuannya.
Pleonasme merupakan gaya bahasa melebih-lebihkan berita sehingga maksud dari kalimat tersebut berkesan lebih tegas.
Penjelasan.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
Pada kalimat di atas terjadi pengulangan. Yaitu:
Para bapak-bapak sekalian.
“Para” menandakan bilangan majemuk,
“Bapak-bapak” juga membuktikan bilangan beragam/banyak
“Sekalian” juga menandakan bilangan yang banyak.
Contoh kalimat dengan majas pleonasme:
- Andi mengangkat barang tersebut ke atas.
- Arika mendongakan kepalanya ke atas.
- Andi turun ke bawah dengan buru-buru.
- Ia merasa sangat miskin tidak memiliki apa-apa.
- Semenjak tadi pagi beliau gres makan sebutir telur rebus.
- Mereka berpesta dengan riang gembira.
- Aku betul-betul melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.
- Ia jatuh ke bawah tertabrak kerikil.
- Tanpa sengaja Dini menelan air maritim yang asin itu.
- Rini sungguh-sungguh suka dengan madu cantik itu.
Itulah beberapa kalimat yang mengandung majas pleonasme.
Di bawah ini contoh lain dari majas tersebut dalam puisi.
Aku ingin pulang
Melepas letih, letih
Tubuhku penat.
Aku ingin pulang
Menghirup ke rongga
Udara dari alam desa.
2. Majas Repetisi
Majas repetisi ialah gaya bahasa yang mengungkapkan pengulangan kata, frasa atau klausa yang sama untuk mempertegas dan menguatkan makna dari kalimat atau perihal.
Untuk mengerti lebih lanjut tentang majas repetisi, mari kita amati contohnya.
- Aku akan terus bekerja, bekerja, dan bekerja demi menggapai impian.
- Rudi memang kutu buku. Pekerjaannya hanya mencar ilmu, belajar, dan mencar ilmu.
- Kamu lagi, kamu lagi, kau lagi. Kenapa kau mengikutiku ke manapun saya pergi.
- Dialah orang yang membiayai sekolahku, membesarkanku, dan memberiku kasih sayang.
- Hanya bersyukur, bersyukur, dan bersyukur yang mampu kuucapkan mendapatkan rezeki sebesar ini.
- Kita mungkin tidak berakal. Tapi kita bisa tekun, rajin, dan tekun untuk berhasil.
- Hanya Arini, Arini, dan Arini yang ada dalam pikirannya.
- Ia terus berguru, berlatih, dan berupaya untuk memenangkan persaingan itu.
- Di sinilah aku dilahirkan, di sinilah aku dibesarkan, di sinilah saya dikelilingi sahabat-sahabat yang bagus hati.
- Yang dilakukannya hanyalah bersusah payah, melakukan pekerjaan pintar, dan bekerja tuntas.
Itulah teladan dari kalimat yang mengandung majas repetisi.
Selain dalam kalimat, mari kita pelajari lagi majas repetisi dalam bentuk puisi.
Kulihat
Kurasakan
Betapa indahnya alam desaku.
Kujejahkan kaki
Kubuka kelopak mata
Kubentangkan tanganku
Betapa damainya hidup ini.
3. Majas Paralelisme
Majas paralelisme yakni majas yang mengambarkan sesuatu hal yang saling menunjuk ke satu titik yang sejajar.
Dalam bahasa Indonesia paralelisme artinya identik dengan kesejajaran.
Majas paralelisme sering kita dapatkan baik dalam kalimat maupun dalam puisi.
Paralelisme terbagi menjadi dua. Yaitu majas anafora dan epifora.
Contoh Paralelisme:
- Aku mau makan ingat kamu. Aku mau tidur ingat kau. Aku mau sekolah ingat kau.
- Puisi ku tercipta alasannya adalah kau. Inspirasiku tiba sebab kau. Aku menulis alasannya kamu.
- Cintaku seluas lautan untuk kamu. Cintaku seluas angkasa juga untuk kau. Cintaku yang senantiasa bersemi juga hanya untuk.
- Kau yakni cintaku. Kau Adalah rindu. Kau juga yakni impianku.
- Di sini aku menunggu. Disini aku menunggu. Di sini pula aku kecewa.
- Hidup di kota bahagia. Hidup di desa senang. Hidup di manapun kita bisa bahagia asalkan arif bersyukur.
- Dikasih sejuta masih kurang. Diberi satu juta masih minta. Diberikan emas segunung pun senantiasa kurang kalau jiwamu serakah.
- Di sanalah aku dilahirkan. Di sana pula saya dibesarkan. Di sana pula mungkin saya habiskan usiaku.
- Di daratan maupun di lautan, kekayaan Indonesia begitu melimpah.
- Tak peduli sulit maupun gampang, peran kita yakni mengerjakannya sebaik-baiknya.
Setelah kita mempelajari majas tersebut dalam kalimat, berikut ini acuan majas paralelisme dalam puisi.
Dalam dinginnya Hawa
Menelusuri setiap pepohonan
Dan bagikan tambun ke dedaunan
Udara desa yakni kesegaran
Udara desa ialah keinginan
Udara desa ialah kabar.
Besok aku akan pulang
Membawa seluruh beban
Lalu ku tumpahkan semuanya
Di alam desa itu melepas letih
4. Majas Tautologi
Majas tautologi yaitu majas yang memakai pengulangan kata maupun makna yang sebenarnya tidak dibutuhkan Karena bergotong-royong bermakna sama.
Bagi sebagian orang majas tautologi ialah gaya bahasa yang kurang efektif.
Namun demikian majas ini bisa dipakai untuk memberikan penitikberatan pada maksud sang penutur.
Selain itu seringkali di dalam gaya bahasa ini terdapat keindahan. Sehingga kadang kadang sering terpakai dalam karya sastra baik novel, puisi, maupun kalimat.
Dalam linguistik kadang-kadang majas tautologi dan pleonasme tidak begitu dibedakan. Keduanya dianggap sama.
Berikut ini kita mempelajari lagi acuan-pola majas tautologi yang merupakan bagian dari majas penegasan.
- Aku akan merindukanmu, mencintaimu, Menyayangimu.
- Aku akan di sampingmu baik dalam bahagia maupun murung, baik dalam suka cita maupun nestapa, baik dalam tawa maupun sedih.
- Di sini saya akan menanti. Akan menanti.
- Ia hanya membisu. Ia cuma membisu. Tak sedikit pun membela dirinya sendiri.
- Selalu saja ada rasa ketika memandang, melihat, menatap indah wajahmu.
- Malam ini Rani merasa bingung. Pikirannya pun begitu bingung.
- Setiap hari beliau melakukan pekerjaan , berusaha, dan berikhtiar sekuat tenaga.
- Aku tidak ingin menyimpan iri dan dengki kepadanya.
- Hanya doa yang bisa kupanjatkan. Hanya keinginan yang tetap kupegang.
- Ibu cuma ingin bertemu anaknya. Berjumpa dengannya.
5. Majas Klimaks
Klimaks Adalah majas yang menggunakan kata secara berturut-turut dalam garis yang meningkat.
Sebagai teladan ketika mengatakan jenjang pendidikan dikatakan mulai dari: TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, SMA, Perguruan Tinggi.
- Seharusnya kamu bakir. Kamu sudah sekolah semenjak SD, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengan Atas, dan kuliah.
- Semua orang berkumpul di lapangan tersebut. Mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang renta.
- Tidak cuma bawah umur, cukup umur, bahkan orang tuapun mesti tetap mencar ilmu.
- Semua anggota keluarga sudah berkumpul. Mulai cucu, anak,mantu, sampai nenek.
- Ia mengoleksi banyak sekali mobil seperti avanza, innova, hingga fortuner.
- Semua tentang beliau sangatlah menarik. Tatapannya, senyumannya, dan tawanya.
- Semua tersedia di sini. Mulai barang yang harga seribuan, seratus ribuan, hingga jutaan.
- Acara itu dihadiri oleh pak RT, pak RW, Pak Lurah, Camat, dan Bupati.
- Ia telah menjelajahi Nusantara ini, mulai dari pelosok, perkampungan, pedesaan, hingga perkotaan.
- Usia yang sungguh panjang. Ia mengalami zaman Belanda, Jepang, dan sampai zaman kemerdekaan.
6. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks ialah majas yang menggunakan urutan kata dari yang paling besar ke yang terkecil, dari tertinggi menuju yang paling rendah.
Majas antiklimaks merupakan lawan dari majas klimaks.
- Semua mesti sama didepan aturan: rakyat jelata, orang kaya, maupun pejabat.
- Ia pernah menyabet juara 1, 2, dan 3 dalam kejuaraan itu.
- Semuanya sudah berkumpul, ayah, ibu, abang, dan adik.
- Harga rumah itu beraneka ragam, ada yang 100, 80, dan 60 juta.
- Seluruh warga harus mengikuti test tersebut, mulai dari orang tua, sampaumur, hingga bawah umur.
Itulah beberapa contoh dari majas penegasan. Selain majas penegasan, ada pula majas perbandingan dan majas pertautan.