Daftar Isi
Pengertian Lingkungan Sosial
Faktor-faktor di sekitar individu atau kelompok dapat memberikan dampak pada tindakan dan perubahan perilaku mereka.
Lingkungan sosial, seperti keluarga, teman sebaya, dan tetangga, memainkan peran kunci dalam membentuk karakter dan perilaku seseorang.
Keluarga, yang menjadi lingkungan sosial pertama sejak lahir, terdiri dari ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya yang memiliki hubungan langsung dengan individu.
Selain itu, masyarakat juga menjadi lingkungan sosial yang memengaruhi pembentukan kepribadian, termasuk melalui interaksi dengan teman sepermainan anak-anak.
Stroz (1987: 76) menggambarkan Lingkungan Sosial sebagai “semua kondisi dalam dunia yang mempengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk pertumbuhan dan perkembangan, yang juga dapat dipandang sebagai persiapan lingkungan bagi generasi berikutnya.”
Menurut Amsyari (1986: 12), lingkungan sosial dapat diartikan sebagai “manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga orang lain di sekitarnya yang belum dikenal.”
Dari konsep tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa lingkungan sosial mencakup segala sesuatu di sekitar manusia yang memiliki potensi memengaruhi mereka, termasuk manusia-manusia lain seperti tetangga, teman-teman, dan orang lain yang mungkin belum dikenal. Lingkungan sosial bisa terdiri dari perorangan maupun kelompok seperti keluarga, teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga kota, bahkan hingga tingkat bangsa (Yudistira, 1997: 57).
Menurut Vembriarto (1984: 36), lingkungan keluarga adalah “kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.” Hubungan dalam keluarga didasarkan pada ikatan darah, perkawinan, atau adopsi, dengan suasana afeksi dan rasa tanggung jawab yang menjadikan keluarga sebagai kelompok sosial terkecil yang sangat berpengaruh terhadap sosialisasi dan interaksi seseorang.
Peran teman sebaya juga turut memainkan peran penting, terutama dalam pergaulan remaja. Seiring meningkatnya minat individu dalam persahabatan dan keikutsertaan dalam kelompok, teman sebaya menjadi komunitas belajar di mana terbentuk peran dan standar sosial yang berkaitan dengan pekerjaan dan prestasi.
Secara keseluruhan, lingkungan sosial bukan hanya sekadar tempat interaksi dengan orang lain, tetapi juga merupakan wadah untuk membentuk kepribadian dan memengaruhi tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, lingkungan sosial yang positif dapat memberikan dampak baik pada perkembangan pribadi dan perilaku seseorang.
“Soekanto (1986: 432) menyatakan, ‘Lingkungan sosial terdiri dari orang-orang, baik individual atau kelompok di sekitar manusia.’ Lingkungan sosial bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi saling terkait dan berkontribusi pada perilaku manusia. Abdulsyani (1987: 40-42) menekankan bahwa seseorang melakukan tindakan dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar lingkungan.”
Unsur-Unsur Lingkungan Sosial
Menurut Dalyono (1997: 246), lingkungan sosial dapat dibagi menjadi beberapa elemen, di antaranya:
a. Teman Bergaul:
Pengaruh teman bergaul memiliki dampak besar dan cepat meresap dalam jiwa anak. Jika anak bergaul dengan mereka yang tidak bersekolah, kemungkinan besar anak akan kurang termotivasi untuk belajar, terutama karena gaya hidup yang berbeda antara anak bersekolah dan yang tidak bersekolah.
b. Lingkungan Tetangga:
Corak kehidupan tetangga, seperti kecenderungan bermain judi, mengonsumsi minuman keras, menganggur, atau tidak memiliki minat belajar, dapat mempengaruhi motivasi belajar anak-anak yang bersekolah. Sebaliknya, jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur, dapat memberikan dorongan positif terhadap semangat belajar anak.
c. Aktivitas dalam Masyarakat:
Terlalu banyak terlibat dalam organisasi atau mengikuti berbagai kursus dapat mengakibatkan anak mengalami keterbengkelai dalam belajar. Lingkungan sosial tidak hanya memberikan pengaruh positif, tetapi juga dapat memberikan efek negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah adanya ketidakselarasan kepribadian atau perilaku yang menyimpang, seperti kenakalan remaja, kejahatan, rendahnya rasa tanggung jawab, dan sebagainya, terutama pada pemulung anak usia Sekolah Dasar.
Pengaruh dan perkembangan lingkungan yang tidak sejalan dengan kondisi manusia atau masyarakat dapat memicu individu untuk melakukan tindakan merugikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa lingkungan sosial tidak hanya berperan dalam memberikan dampak positif, tetapi juga perlu diwaspadai terkait potensi dampak negatifnya.