close

Lalat Pengantar Tidur | Cerpen Sulistiyo Suparno


Suatu pagi seekor rusa mendapat musibah. Ia terperosok ke lubang yg tertutup dedaunan kering. Tak lama kemudian muncul perjaka yg tersenyum bangga, sebab lubang jebakan yg ia buat telah menerima mangsa. Pemuda itu menenteng rusa pulang ke rumah.

Pemuda itu mengikat leher rusa dgn tali anyaman bambu & menambatkannya pada pagar halaman.

“Aku akan memanggil sahabat-teman. Kami akan pesta sate rusa yg yummy,” kata cowok itu kemudian pergi.

Rusa gelisah & berupaya untuk kabur. Tetapi tali anyaman bambu itu begitu berpengaruh. Leher rusa berdarah sebab tergores tali.

“Aku harus cari cara lain,” kata rusa bergumam.

Tak usang kemudian muncul seekor lalat.

“Apa kabar, Rusa? Kamu sedang apa?” tanya Lalat.

“Kabar baik, Lalat. Aku sedang istirahat. Aku mengantuk sekali. Aku mau tidur,” jawab Rusa.

“Mengapa lehermu diikat?” tanya Lalat.

“Oh, tali anyaman bambu ini, maksudmu? Aku suka berjalan sendiri ketika tidur. Karena itulah gue mengikatkan tali ke leherku, biar gue tak berjalan dikala tidur,” kata Rusa.

“Oh, begitu rupanya? Tetapi, ini masih pagi. Mengapa ananda mau tidur?” tanya Lalat.

“Semalam gue tak mampu tidur,” jawab Rusa.

“Mengapa begitu?” tanya Lalat.

“Kamu tahu, umumnya ada jangkrik yg bernyanyi, sehingga gue mampu tidur. Tetapi, tadi malam tak ada jangkrik,” jawab Rusa.

“Oh, begitu? Kaprikornus, ananda bisa tidur kalau ada yg bernyanyi di dekatmu?” tanya Lalat.

“Benar. Maukah ananda membantuku?” tanya Rusa.

“Apa yg mampu gue lakukan untukmu?” sahut Lalat.

“Aku lihat sayapmu sungguh indah. Dari kepakan sayapmu terdengar nyanyian yg merdu. Apalagi kalau ananda bersama sobat-temanmu, tentu nyanyian kalian akan semakin merdu. Maukah ananda memanggil sobat-temanmu ke sini?” tanya Rusa.

  Penjaga Sawah | Cerpen Anak Anton Dwi Ratno

“Untuk apa gue harus mengundang sahabat-temanku?” sahut Lalat.

“Kalian terbanglah mengelilingi tubuhku. Aku ingin mendengar nyanyian yg merdu dr kepakan sayap kalian, agar gue mampu tidur nyenyak,” jawab Rusa.

“Oh, begitu? Baiklah, gue akan mengundang sobat-temanku,” kata Lalat kemudian pergi.

Tak lama kemudian Lalat kembali bareng teman-temannya.

“Kami datang, Kawan,” kata Lalat.

“Kami melayang di atas tubuhmu. Kami akan menyanyikan lagu yg merdu untukmu, supaya ananda mampu tidur nyenyak.”

“Terima kasih, Kawan,” jawab Rusa, kemudian merebahkan tubuh & memejamkan mata.

*****


Tak lama kemudian datanglah si perjaka bersama teman-temannya. Pemuda itu tekejut melihat rusa tergeletak tak bergerak & banyak lalat mengerubungi tubuh rusa.

“Oh, tidak. Rusa ini mati,” kata si perjaka terkejut.

“Kamu terlalu kencang mengikat tali ke leher rusa ini. Lihat, leher rusa ini berdarah & banyak lalat merubungnya. Rusa ini sudah mati,” kata seorang teman cowok.

“Benar, rusa ini telah mati. Kita batal menyelenggarakan pesta sate. Ah, sayang sekali,” sahut temannya yg lain.

“Maafkan saya. Aku telah mengecewakan kalian. Tapi mau bagaimana lagi? Rusa ini telah mati. Mari bantu gue mencampakkan mayit rusa ini,” kata si pemuda, lalu bareng teman-temannya menjinjing rusa itu pergi ke sungai. Mereka membuang rusa ke sungai, setelah itu mereka pergi.

Tubuh Rusa mengapung di permukaan air sungai. Tiba-tiba rusa bergerak, lalu berenang ke tepi sungai. Rusa bersyukur dirinya selamat dgn berpura-pura mati. Tentu ini pula karena pemberian lalat & sobat-temannya yg melayang mengelilingi tubuh rusa, sehingga semua orang yg melihat akan menerka rusa telah mati.

Rusa mencicipi perutnya lapar. Rusa melangkah untuk mencari makan. Kali ini rusa melangkah hati-hati & waspada biar tak terperosok ke lubang jebakan seperti tadi.