Kumpulan pola puisi anak Desa adalah sekumpulan cerita puisi ihwal desa atau teladan puisi perihal tempat tinggal di desa yg dipublikasikan wargamasyarakat berkas puisi kali ini.
Sekumpulan contoh puisi tentang anak desa yg terbitkan wargamasyarakat wargamasyarakat.org terdiri dari beberapa cerita puisi perihal desa diantaranya:
Bagaimana kata kata wacana anak desa dlm bait acuan puisi anak tentang desa yg dipublikasikan wargamasyarakat berkas puisi.
apakah diantaranya berkisah seperti puisi kota & desa atau puisi kemajuan desa, untuk lebih jelasnya perihal puisi anak desa, disimak saja kumpulan contoh puisi anak desa dibawah ini.
Daftar Isi
Lorong jiwa anak desaOleh: Arjun Zazaq
Angin semilir,, kicau burung riang
Nuansa pedesaan yg hangat
Canda tawa bocah bocah kecil
Bermain di antara ilalang
Lorong jiwa mereka
Di hiasi rasa saling mencintai
Hidupu serba keterbatasan
Bukan penghambat
Lorong jiwa anak desa
Penuh mulia & cinta kasih
Seakan tidak ingin terusik
Mereka terus berkarya seadanya
Tanpa rasa gengsi
Dengan apa adanya
Mereka menikmati kehidupan
Lorong jiwa budak2 kecil desa
Mengajarkan kita
Arti bhagia hakiki
Hidup hening penuh kerukunan
Itulah lorong jiwa kemuliaan.
BAHAGIA YANG HILANGOleh : Mohammad Isranto
pada semilir angin menerpa
mencoba bertanya adakah sedih
wacana canda tawa anak-anak desa
ihwal pohon randu yg dulu menjulang ke angkasa
bahagia, canda ria, di manakah ia
saat air bening dijadikan rekreasi ceria
beringin renta kawasan berteduh bahagia
di manakah, gue mencarinya
cuma kenang sekarang tertata
perihal zaman yg tak lagi bareng kita
mereka menarik anak bangsa
menikmati dunia yg tak lagi konkret
saya bertanya mereka di mana
rata tanah hijaupun tak lagi ada
kicauan burung tak terdengar pula
embunpun menangis tak ada kawasan tuk singah
alam marah & mengucap kata
bumi pertiwi sekarang telah terusak masa
DESA KAMI AKAN MENGUNINGOleh: Ahmad Nur Muzayyin
Desa kami sunyi dr hingar bingar
Tak ada knalpot bising kendaraan
Tak ada pecekcokan & pertengkaran
Hanya saja irama jangkrik yg setia mengganggu bulan
Bertamulah ke sangkar ternak kami
Aroma jujur yg kalian temui
Bertamulah ke sawah & kebun kami
Aroma padi & tembakau yg kalian temui
Yang tak pernah hadir di jantung-jantung kota
Lantaran anyir rupiah menggunung disana
Hingga pada saatnya
Desa kami akan menguning
Sawah-sawah di beri harga
Tempat orang menanam keinginan
Kemudian mereka berpeluh di jalan raya
Dan pergi ke kota-kota
Berharap mampu bertemuTuhannya
Dan pada saatnya
Desa kami akan mati