Daftar Isi
Pengertian Koloid
Pengertian koloid adalah adonan heterogen dr dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat berskala antara 1 sampai 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dlm medium zat lain. Zat yg terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yg menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.
Secara makroskopis, koloid terlihat mirip larutan, di mana terbentuk campuran homogen dr zat terlarut & pelarut. Namun, dengan-cara mikroskopis, terlihat mirip suspensi, yakni adonan heterogen di mana masing-masing komponen campuran condong saling memisah.
Warna pada cat berasal dr warna pigmen yg bantu-membantu tak larut dlm air ataupun medium pelarut yang lain. Namun demikian, cat terlihat seperti campuran yg homogen layaknya larutan garam & bukan seperti adonan heterogen layaknya gabungan pasir dgn air. Hal ini terjadi sebagaimana cat merupakan sistem koloid dgn pigmen terdispersi dlm air atau medium pelarut cat yang lain.
Jenis-jenis Koloid
Sistem koloid mampu dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi & fase pendispersinya. Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, antara lain sol (fase tersispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), & buih (fase terdispersi gas). Koloid dgn fase pendispersi gas disebut aerosol.
Berdasarkan fase terdispersi & pendispersinya, jenis koloid mampu dibagi menjadi 8 golongan mirip pada tabel berikut.
Fase Terdispersi | Fase Pendispersi | Jenis Koloid | Contoh Koloid |
Cair | Gas | Aerosol | Kabut, awan, hair spray |
Padat | Gas | Aerosol | Asa, debu di udara |
Gas | Cair | Buih | Buih sabun, krim kocok |
Cair | Cair | Emulsi | Susu, santan, mayonnaise |
Padat | Cair | Sol | Sol emas, tinta, cat, pasta gigi |
Gas | Padat | Buih padat | Karet busa, Styrofoam, batu apung |
Cair | Padat | Emulsi padat (gel) | Margarin, keju, jelly, mutiara |
Padat | Padat | Sol padat | Gelas berwarna, intan hitam |
Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Ketika seberkas cahaya diarahkan pada larutan, cahaya akan diteruskan. Namun, tatkala berkas cahaya diarahkan pada tata cara koloid, cahaya akan dihamburkan. Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Efek Tyndall mampu digunakan untuk membedakan tata cara koloid dr larutan. Penghamburan cahaya ini terjadi karena ukuran partikel koloid hampir sama dgn panjang gelombang cahaya tampak (400 – 750 nm).
2. Gerak Brown
Secara mikroskopis, partikel-partikel koloid bergerak dengan-cara acak dgn jalur patah-patah (zig-zag) dlm medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan oleh terjadinya tumbukan antara partikel koloid dgn medium pendispersi. Gerakan acak partikel ini disebut gerak Brown. Gerak Brown membantu menstabilkan partikel koloid sehingga tak terjadi pemisahan antara partikel terdispersi & medium pendispersi oleh pengaruh gaya gravitasi.
Muatan koloid
a. Adsorpsi
Partikel koloid dapat menyerap partikel-partikel lain yg bermuatan maupun tak bermuatan pada serpihan permukaannya. Peristiwa absorpsi partikel-partikel pada permukaan zat ini disebut adsorpsi. Partikel koloid dapat mengadsorpsi ion-ion dr medium pendispersinya sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan listrik. Jenis muatannya bergantung pada muatan ion-ion yg diserap. Sebagai pola, sol Fe(OH)3 dlm air bermuatan positif karena mengadsorpsi ion-ion konkret, sedangkan sol As2S3 bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion-ion negatif.
b. Elektroforesis
Partikel koloid mampu bergerak dlm medan listrik. Hal ini memberikan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dlm medan listrik di mana partikel bermuatan bergerak ke arah elektrode dgn muatan berlawanan ini disebut elektroforesis. Koloid bermuatan aktual akan bergerak ke arah elektrode negatif, sedangkan koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah elektrode faktual. Oleh lantaran itu, elektroforesis dapat dipakai untuk menentukan jenis muatan koloid & pula untuk memisahkan partikel-partikel koloid berdasarkan ukuran partikel & muatannya.
4. Koagulasi
Muatan listrik sejenis dr partikel-partikel koloid menolong menstabilkan metode koloid. Jika muatan listrik tersebut hilang, partikel-partikel koloid akan menjadi tak stabil & bergabung membentuk gumpalan. Proses pembentukan gumpalan-gumpalan partikel ini disebut koagulasi. Setelah gumpalan-gumpalan ini menjadi cukup besar, gumpalan ini kesannya akan mengendap akhir efek gravitasi. Koagulasi mampu dilaksanakan dgn empat cara, yaitu:
- mekanik, yakni dgn pengadukan, pemanasan atau pendinginan;
- memakai prinsip elektroforesis, di mana partikel-partikel koloid bermuatan negatif akan digumpalkan di elektrode kasatmata & partikel-partikel koloid bermuatan konkret akan digumpalkan di elektrode negatif jikalau dialirkan arus listrik cukup usang;
- menyertakan elektrolit, di mana ion positif dr elektrolit akan ditarik partikel koloid bermuatan negatif & ion negatif dr elektrolit akan ditarik partikel koloid bermuatan konkret sehingga partikel-partikel koloid dikelilingi oleh lapisan kedua yg mempunyai muatan berlawanan dgn lapisan pertama. Apabila jarak antara kedua lapisan tersebut cukup erat, muatan partikel koloid akan menjadi netral sehingga terjadilah koagulasi. Semakin besar muatan ion dr elektrolit, proses koagulasi makin cepat & efektif;
- menambahkan koloid lain dgn muatan bertentangan, di mana kedua tata cara koloid dgn muatan bertentangan akan saling tarik-menawan & saling mengadsorpsi sehingga terjadi koagulasi.
Koagulasi dapat dicegah dgn penambahan koloid pelindung, yakni suatu koloid yg berfungsi menstabilkan partikel koloid yg terdispersi dgn membungkus partikel tersebut sehingga tak mampu saling bergabung membentuk gumpalan.
Pembuatan Koloid
1. Pembuatan Koloid Dengan Cara Kondensasi
Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung menjadi partikel-partikel yg lebih besar (partikel koloid), yg dapat dilakukan melalui:
Contoh: pengerjaan sol welirang
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)
- Hidrolisis
Contoh: pengerjaan sol Fe(OH)3 dgn menambahkan larutan FeCl3 ke dlm air mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
- Dekomposisi rangkap
Contoh: pembuatan sol AgCl
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
- Penggantian pelarut
Contoh: bila larutan jenuh kalsium asetat diaduk dgn alkohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel
2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Dispersi
Pada cara ini, partikel-partikel besar (partikel suspensi) dipecah menjadi partikel-partikel yg lebih kecil (partikel koloid), yg dapat dilaksanakan melalui:
- Cara mekanik
Pada cara ini, butiran-butiran bernafsu digerus ataupun digiling dgn penggiling koloid sampai tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dlm medium pendispersi. Contoh: sol belerang dapat dibentuk dgn menggerus serbuk sulfur bareng -sama dgn gula pasir, kemudian serbuk yg sudah halus tersebut diaduk dgn air.
- Cara peptisasi
Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dgn sumbangan zat pemeptisasi (pemecah). Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh H2S; & supaya-semoga dipeptisasi oleh air.
- Cara busur Bredig
Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam mirip Ag, Au, & Pt. Logam yg akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yg dicelupkan dlm medium pendispersi kemudian kedua ujung elektroda diberi loncatan listrik.
Contoh Soal Sistem Koloid
Contoh Soal 1
Berikut ini yg termasuk tata cara koloid, kecuali…
a. styrofoam
b. batu apung
c. tinta
d. alkohol 70%
e. margarin
Jawab:
d. alkohol 70%
Alkohol 70% merupakan larutan, bukan metode koloid.
Contoh Soal 2
Dispersi zat padat dlm zat cair disebut…
a. sol
b. aerosol
c. emulsi
d. emulsi padat
e. buih padat
Jawab:
a. sol
Sol yaitu koloid dgn fase terdispersi padat & fase pendispersi cair.
Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia Sekolah Menengan Atas & MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Esis
Kotz, John C., Treichel, Paul M., & Townsend, John R. 2012. Chemistry & Chemical Reactivity (8th edition). California: Brooks/Cole
Pashley, Richard M. & Karaman, Marilyn E. 2004. Applied Colloid and Surface Chemistry. Chichester: John Wiley & Sons, Ltd.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia Sekolah Menengan Atas Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Artikel: Sistem Koloid – Pengertian, Jenis, Contoh, Sifat, & Pembuatan Koloid
Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.
Alumni Kimia FMIPA UI
Materi Wargamasyarakat.org lainnya: