Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)

Kisah kali ini akan menceritakan wacana Luqmanul Hakim, salah seorang hamba Allah Swt yg diceritakan dlm alqur’an memiliki keshalehan luar biasa. Terdapat dua pertimbangan yg menyatakan kedudukan Luqman; pertama, ia seorang Nabi. Kedua, ia seorang hamba Allah yg Shaleh. Namun para ulama salaf lebih banyak memilih yg kedua. Nasehat-nasehat luar biasa pada anaknya banyak dikisahkan dlm alqur’an & sungguh elok dijadikan bimbingan bagi kita semua dlm menjalani hidup. Baiklah, berikut ini kisah selengkapnya.

Kisah Luqmanul Hakim

Luqmanul Hakim yakni seorang hamba Allah yg shaleh, putera dr Anqaa bin Sadoun, ia berasal dr Habsyah, berkulit hitam, berbibir tebal, pekerjaannya menjadi tukang kayu. Namun Allah kemudian mentakdirkan dirinya menjadi seorang hakim bagi bani Israil di zaman raja Daud as, alasannya keteguhannya memegang amanah & meninggalkan segala sesuatu yg tak ada gunanya. Allah mengabadikan keberadaannya dlm Al-Qur’an dgn surat Luqman. Luqman merupakan sosok seorang ayah yg sangat perhatian pada pendidikan anaknya supaya memperoleh kesuksesan di dunia & akherat, selamat dr siksa Allah.

 Kisah kali ini akan menceritakan tentang  Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)

Nasehat Luqmanul Hakim

Suatu dikala Luqmanul Hakim sedang berlangsung ke pasar bareng anaknya, ia mengendarai keledai bersama anaknya. Pertama-tama, ia menunggangi kuda & anaknya yg menuntun. Orang yg melihatnya mencela dirinya: “Orang bau tanah kejam, ia lezat-enakan di atas kuda, anaknya disuruh nuntun”. Kemudian disuruhnya anaknya ikut naik ke atas keledai. Orang yg melihatnya kembali mencelanya: “Kok tak kasihan pada hewan itu, dua orang kok naik satu keledai”. Lalu turunlah Luqman & anaknya tetap di atas keledai. Orang yg melihatnya kembali mencelanya: “Dasar anak kurang asuh, bapak kok dijadikan buruh suruh nuntun”. Lalu Luqman mengajak anaknya turun & menuntun keledainya. Orang pun kembali mencela: “Bodoh sekali, keledai kok cuma dituntun tak dinaiki” 
Sejak dr permulaan hingga orang terakhir yg melihatnya semua mencela perbuatannya. Luqman kemudian mengajarkan pada anaknya, apapun tindakan baik yg kau-sekalian kerjakan akan mendapat ujian. Dan sebaik apapun perbuatanmu akan dicemooh orang.
Putra Luqmanul Hakim berkata kepadanya: “Apakah yg baik dr seorang manusia?” Jawab Luqmanul Hakim: “Agama” Bertanya lagi si Anak: “Kalau ada dua macam?” ia menjawab “Agama & harta”, “Kalau tiga?” tanya si anak, “Agama, harta, & malu” Jawab Luqmanul Hakim. Anak ini tak berhenti bertanya. “Kalau empat?”, Luqman menjawab “Agama, harta, malu, & kecerdikan pekerti yg baik”, ia bertanya lagi “kalau lima?” dia menjawab “Agama, harta, malu, kebijaksanaan pekerti yg baik & pemurah”. “kalau enam?” tanyanya mendesak, kemudian Luqmanul Hakim menjawab dgn sabar “Wahai anak kesayanganku, kalau lima hal itu berkumpul pada seseorang maka ia yakni orang suci, terpelihara, dilindungi Allah & bebas dr Syetan.

Nasehat Luqmanul Hakim perihal Orang Suci

Luqman menerima hikmah yg hebat dr Allah sehingga mengetahui tamat dr setiap duduk perkara semua kebaikannya, selesai dr penyesalan semua keburukannya. Oleh alasannya itu, Allah mengisyaratkan kepadanya untuk selalu bersyukur atas apa yg telah dikaruniakan Allah kepadanya, alasannya adalah bergotong-royong dgn bersyukur berarti ia mensyukuri dirinya sendiri;
“Dan sesungguhnya sudah Kami berikan hikmat pada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah pada Allah. dam barang siapa yg tak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha terpuji” (QS Luqman 31: 12)
Dengan nikmat yg diberikan Allah kepadanya, Luqman memberi pelajaran pada anaknya, Tsaran, sebagaimana sudah diceritakan dlm al-Qur’an, ia berkata kepadanya: “Hai anakku! Janganlah kau-sekalian mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah ialah benar-benar kedzaliman yg besar”.

Ia mengingatkan pada manusia untuk berbuat baik pada dua orang ibu bapaknya, ibunya sudah mengandungnya dlm kondisi lemah yg bertambah-tambah, & menyusuinya dlm dua tahun. Dengan bijaksana, ia mengingatkan bahwa barangsiapa yg bersyukur pada Allah hendaklah ia bersyukur pula pada dua orang ibu bapaknya. Sedangkan kalau keduanya memaksa untuk mempersekutukan Allah dgn yg lain, dgn sesuatu yg tak mengetahuinya, maka hendaknya jangan mengikuti keduanya & tetap mempergauli keduanya di dunia dgn baik, itulah jalan orang yg kembali pada Allah. Bukankah hanya pada Allah jua kawasan kembali.

Kemudian, ia memperingatkan pada anaknya ihwal tindakan baik pada Allah, menaati seluruh aturannya & menjauhkan segala yg dilarangnya, Luqman berkata: “Hai anakku, sesungguhnya kalau ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, & berada dlm kerikil atau di langit atau di dlm bumi, pasti Allah akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus, pengetahuannya mencakup segala sesuatu, & Allah Maha Mengetahui”. 
“Hai anakku dirikanlah shalat & suruhlah insan melaksanakan yg baik & cegahlah mereka dr tindakan yg mungkar & bersabarlah terhadap apa yg menimpa kau. Sesungguhnya yg demikian itu tergolong hal-hal yg diwajibkan oleh Allah”.
Dalam kehidupan bermasyarakat, ia tak lupa menasehati anaknya agar berlaku baik, rendah hati, tak angkuh, & sederhana. Luqman berkata: “Dan janganlah ananda memalingkan mukamu dr manusia alasannya arogan & janganlah ananda berlangsung di paras bumi dgn besar kepala. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yg arogan lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah ananda dlm berlangsung & lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-jelek suara yakni suara keledai”.
Sungguh indah nasehat Luqman pada anaknya, menuntun kita pada suri tauladan orang tua yg sangat perhatian terhadap kemajuan anaknya. Dan sudah seharusnya orang tua berbuat demikian, sebab di akherat Allah akan meminta pertanggung jawaban orang tua atas anak-anak mereka.
Demikianlah uraian kisah perihal Luqmanul Hakim, mudah-mudahan bermanfaat.