Keraguan para malaikat sebenarnya tak berargumentasi. Sebab, Adam mempunyai beberapa keistimewaan. Adam diciptakan langsung oleh tangan Allah. Ruhnya pula langsung ditiupkan olehNya. Selain itu, Adam pula dikaruniai logika. Berkat nalar inilah Adam bisa mengamati, mempelajari, & mengerti benda-benda. Akal inilah yg memungkinkan Adam & anak cucunya bisa menjalankan peran selaku khalifah di bumi. Keistimewaan ini betul-betul terbukti. Adam bisa mengungkapkan nama benda-benda. Kemampuan ini ternyata tak dimiliki para malaikat. Mereka bungkam tatkala disuruh untuk melaksanakan hal sama. Akhirnya, para malaikat pun mengakui keistimewaan Adam.
Daftar Isi
Nabi Adam Berasal dr Tanah
Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Setelah ruh ditiupkan, Allah menyampaikan suatu titah pada para malaikat. Titah itu pula berlaku bagi makhluk lain yg ketika itu berada erat dgn para malaikat. Isi titah menyebutkan agar para malaikat bersujud pada Adam. Suatu penghormatan yg tak diberikan pada makhluk selainnya. Alhasil, para malaikat patuh pada titah sang pencipta. Mereka bersujud pada Adam. Namun, ada makhluk yg membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dr kalangan bangsa jin ini merasa sok luar biasa. ia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya, iblis diciptakan dr api, sedangkan Adam dr tanah. Api lebih baik dibandingkan dengan tanah?
Iblis yg Sok Hebat
Penolakan iblis jelas merupakan kedurhakaan. Allah murka kepadanya. Akibatnya, ia diusir dr surga. Tak cuma itu, iblis pula mendapat laknat Allah hingga hari akhir zaman. Ciri orang yg mendapat laknat Allah ialah tak bisa keluar dr kesesatan. Itulah sebabnya, iblis selamanya berada dlm kesesatan. Bermula dr kesombongan, selanjutnya timbul kedengkian. Iblis merasa tak tenteram lagi. Pasalnya, ada makhluk yg mendapat kemuliaan lebih darinya. ia tak terima. Tidak boleh ada makhluk lain yg mengunggulinya. Oleh karena itu, ia ingin pertanda kalau Adam itu tak ada apa-apanya. Caranya, ia akan berusaha menyesatkan Adam & anak-cucunya.
Penciptaan Hawa
Setelah Hawa tercipta, para malaikat bertanya, “Adam, siapa yg ada di samping kamu?”
“Seorang wanita”
“Siapa namanya?”
“Hawa”
“Untuk apa Allah menciptakan Hawa?”
“Untuk mendampingi saya, memberi saya kebahagiaan, & memenuhi kebutuhan hidup saya sesuai dgn kehendak Allah.”
Kebahagiaan makin lengkap. Allah menyuruh Adam & Hawa tinggal di nirwana. Kehidupan di sana serba enak. Apa saja boleh dilaksanakan. Mereka bebas mencicipi apa saja sepuasnya. Namun, ada satu pantangan. Adam & Hawa tak boleh mendekati pohon larangan. Larangan ini mesti dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di surga, Adam tak perlu mencari nafkah. Segala kebutuhan sudah tersedia. Pendek kata, Adam & Hawa tak akan kelaparan, kehausan, & capek. Sungguh mengasyikkan. Semua boleh dikerjakan. Yang penting tak erat-akrab dgn pohon larangan. Praktis, bukan?
Dosa Pertama Nabi Adam & Hawa
Sejak membangkang, iblis tak diperkenankan lagi tinggal di surga. Perasaan dendam & dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tak senang melihat Adam & Hawa senang. Oleh karena itu, iblis kemudian mencari-cari kesempatan. ia ingin mengelabui mereka. Pokoknya, Adam pula mesti keluar dr surga. Kesempatan itu kini ada. Pohon larangan! Adam & Hawa tidak boleh mendekati pohon itu. Ini peluang emas, tak boleh disia-siakan. Iblis merasa sungguh senang. Inilah saat untuk pertanda. Adam & Hawa akan menjadi pecundang. Apa pun caranya, Adam & Hawa harus berhasil dijerumuskan. Segala reka perdaya mesti dilaksanakan. Berbaga akal busuk dijadwalkan. Pertama-tama, iblis harus mendapat keyakinan. ia pun melakukan pendekatan. ia berpura-pura menilai Adam & Hawa selaku sahabat. Tutur katanya menarik. Bermacam rayuan dibisikkan iblis. Dikatakan bahwa ia ingin memberi hikmah. Ada belakang layar besar yg ingin disampaikan. Rahasia supaya Adam & Hawa bisa hidup abadi.
Akhinya, Hawa tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon larangan. Hawa pulang dgn perasaan senang. Diceritakannya pengalaman tadi pada Adam. Adam begitu kepincut. Ia pula ingin mencicipi. Pohon itu kemudian didekati. Buahnya dipetik. Dan…Adam memakan buahnya.
Lengkap sudah. Adam & Hawa melabrak larangan. Tak hanya mendekati pohon larangan, tetapi pula memakan buahnya. Tak usang kemudian, Adam & Hawa merasakan kesannya. Aurat mereka terbuka. Perasaan aib begitu saja membuncah. Mereka berusaha mencari-cari dedaunan. Maksudnya, untuk menutupi aurat mereka. Namun, pohon-pohon surga menjauh. Untungnya, ada satu pohon yg merasa kasihan. Pohon Tin mau memperlihatkan daun-daunnya. Aurat mereka pun bisa tertutupi.
Adam & Hawa sangat aib. Tak hanya karena aurat mereka terbuka. Tetapi juga, karena teguran Allah pada mereka. Adam & Hawa sangat menyesal. Mereka sudah bebuat kesalahan. Sambil menitikkan air mata, mereka memanjatkan doa.
“Tuhan kami, kami sudah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tak berkenan mengampuni & mencintai kami, pasti kami termasuk orang-orang yg merugi.”
Nabi Adam Diturunkan ke Bumi
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tobat Adam & Hawa diterima. Kesalahan mereka diampuni. Adam & Hawa merasa hening. Ampunan Allah bikin hati mereka terasa lega. Pengalaman itu menjadi pelajaran berguna. Adam & Hawa sadar. Iblis betul-betul musuh. Musuh yg harus senantiasa diwaspadai. Segala bujuk rayunya mesti dijauhi. Hidup baka ternyata akal busuk iblis. Akibat terperdaya, sekarang Adam & Hawa mesti pindah. Mereka tak bisa lagi tinggal di Surga. Allah memerintahkan mereka turun ke bumi. Sekarang, Adam & Hawa tinggal di bumi. Mengemban peran menjadi khalifah. Namun, perseteruan iblis & Adam terus berlanjut. Iblis akan terus berupaya mewujudkan janjinya. Janji untuk menyesatkan Adam.
Demikian, Adam & Iblis menjadi musuh turun-temurun. Permusuhan ini pula berlaku untuk keturunan Adam & iblis. Permusuhan akan terus berjalan hingga hari kiamat. Kenikmatan nirwana tinggal ingatan. Dulu, di nirwana serbaada. Mau makan tinggal makan, mau minum tinggal minum. Namun di bumi, Adam & Hawa tak bisa bersantai. Mencari sesuap nasi menjadi peran. Mereka harus bekerja keras.
Saat diturunkan ke bumi, Adam & Hawa terpisah. Hawa diturunkan di kawasan Jeddah, Saudi Arabia. Kata Jeddah mempunyai arti nenek. Hawa ialah nenek seluruh umat insan. Sementara itu, Adam diturunkan di kawasan Hindustan. Keduanya bertemu di Jabal Rahmah di dataran Arafah. Oleh karena itu, Jabal Rahmah kerap dijadikan simbol “cinta” oleh para peziarah. Perasaan bahagia begitu membuncah. Betapa tidak, sekian lama berpisah akhirnya bertemu jua. Hidup menjadi lebih bersemangat. Sekarang, keduanya bisa berkumpul lagi. Berjuang bareng lebih gampang ketimbang sendiri-sendiri. Bisa saling menjaga, & saling menasihati.
Anak-anak Nabi Adam & Hawa
Adam & Hawa hidup bareng lagi. Mereka yaitu pasangan suami-istri pertama. Keduanya beranak-pinak. Setiap kelahiran selalu kembar, laki-laki & perempuan. Persalinan pertama, lahirlah Qabil & Iklima. Lalu, persalinan kedua, lahirlah Habil & Labuda. Adam & Hawa sungguh bahagia. Kehangatan keluarga makin bertambah. Semua ini berkat kehadiran bawah umur. Anak-anak menumbuhkan keinginan. Ada penerus perjuangan. Selanjutnya, bawah umur berketurunan lagi. Mereka melahirkan cucu & seterusnya. Jumlah keturunan Adam terus meningkat. Semakin usang semakin banyak.
Qabil, Habil, Iklima, & Labuda beranjak remaja.Mereka tumbuh di bawah asuhan orang bau tanah. Sifat-sifat mereka mulai kelihatan. Qabil berperangai kasar, sedangkan Habil berperangai santun. Iklima berkembang menjadi gadis yg anggun, sedang Labuda biasa-lazimsaja. Tugas-peran Adam & Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah bisa dipercaya. Labuda & Iklima membantu urusan rumah tangga, sedangkan Qabil & Habil menekuni bidang pertanian, sedangkan Habil di bidang peternakan.
Dosa Anak Nabi Adam
Keempat putra-putri Adam berkembang akil balig cukup akal. Masing-masing sudah memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Allah kemudian memberi Adam petunjuk. Putra-putri Adam harus segera dinikahkan. Dengan ketentuan, masing-masing tak boleh dinikahkan dgn saudara kembarnya. Artinya, Qabil mesti menikahi Labuda, sedangkan Habil mesti menikahi Iklima.
Ketentuan itu kemudian disampaikan. Adam berharap putra-putrinya tak keberatan karena ini merupakan ketentuan Allah. Tak boleh ada yg menolak. Semua pihak mesti baiklah. Demikian, Adam memberi penegasan. Tak disangka, Qabil menolak ketentuan itu. Ia bersikeras untuk menikah dgn Iklima, adik kembarnya. Iklima memang gadis yg cantik. Qabil sungguh tertarik. Dengan kata lain, Qabil menolak dinikahkan dgn Labuda. Alasannya, Labuda tak elok. Qabil merasa lebih berhak untuk menikahi Iklima. Toh, Iklima yaitu adiknya sendiri. Qabil tak rela kalau Iklima dinikahi Habil.
Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak dinikahkan dgn Iklima. Melihat gelagat kurang baik ini, Adam berupaya mencari jalan keluar. Jalan keluar yg disepakati oleh semua pihak. Tidak boleh ada pihak yg dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan akan mengusik ketenangan.
Akhirnya, Adam menemukan jalan keluar. Menurut Adam, duduk perkara jodoh mesti diserahkan pada Allah. Apa pun keputusan-Nya, semua mesti pasrah. Adam mengusulkan agar Qabil & Habil berkurban. Siapa yg kurbannya diterima, ia berhak menikahi si manis, Iklima. Qabil & Habil setuju. Mereka sepakat, yg menang itulah yg berhak mendapatkan Iklima. Kemudian, masing-masing merencanakan diri. Qabil semakin tekun. Setiap hari, ia mengorganisir ladangnya. Habil pula tak mau kalah. Ia bertambah ulet. Setiap hari, ia menggembalakan ternak-ternaknya.
Hari yg diputuskan pun tiba. Qabil bergegas menuju ladang. Ladang gandumnya sungguh lebat. Hasil jerih payahnya selama ini. Timbullah sifat kikir dlm hati Qabil. Ia memilih-milih gandum yg akan dijadikan kurban. Ia sengaja memilih gandum yg kurang baik. Setelah karung terisi, Qabil membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu kemudian ditaruh di atas bukit itu. Di tempat yg berbeda, Habil pula sedang sibuk. Ia berjalan ke sana kemari. Memilih-milih kambing yg paling baik. kambing yg paling gemuk & sehat. Setelah di mampu, Habil membawanya ke bukit yg sama.
Qabil & Habil sudah menaruh kurbannya. Dari tempat yg jauh, mereka memandangi bukit itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit. Anggota keluarga yg lain pula turut menyaksikan. Hati mereka berdebar-debar. Kurban siapa gerangan yg akan diterima?
Selang beberapa dikala, terlihat api besar turun dr langit. Api itu kemudian menyambar kambing. Habil bersyukur, kurbannya diterima. Dalam tempo singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago merah melalapnya. Sementara itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tak menyusut. Walhasil, Habil menjadi pemenang. Kurbannya diterima. Sesuai dgn persetujuan, ia berhak mempersunting si cantik Iklima. Hati Habil berbunga-bunga, Ia sungguh bahagia. Lain halnya dgn sang abang. Qabil merasa sangat kecewa. Kurbannya tak diterima, Ia gagal menikahi Iklima.
Qabil tak bisa menolak. Dengan perasaan kecewa, Ia mendapatkan keputusan Habil dinikahkan dgn Iklima. Qabil benar-benar kecewa, prospeknya pupus. ia tak bisa menikah dgn Iklima. Kekecewaannya makin menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah perasaan dengki. Dengki melahirkan dendam. Dendam memunculkan niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad menghabisi Habil.
Pembunuhan Pertama di Dunia
Suatu di saat, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam memberikan amanat pada Qabil untuk menjaga semua anggota keluarga. Kerukunan mesti dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia berjanji untuk menjalankan amanat itu dgn sebaik mungkin. Dalam hati, Qabil tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat keyakinan dr sang ayah. Tetapi, ia merasa mendapat kesempatan. Ya, kesempatan untuk membalas dendam.
Adam berangkat dgn hati hening. Dengan sepenuh hati, ia percaya pada Qabil. Bagaimanapun Qabil yakni anak sulung. Qabil yg dituakan. Tak usang sesudah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera menghampiri Habil.
“Aku tiba untuk membunuh kamu!” Qabil menghardik sarat kebencian.
“Apa salah saya? Mengapa kakak hendak membunuh saya?”
“Karena kamu telah merampas harapanku. Kau sudah merebut Iklima.”
“Allah yg memutuskan. Saya hanya berupaya.”
“Saya pula berupaya!” bentak Qabil.
“Ketahuilah abang, Allah hanya mendapatkan kurban dr orang berhati lapang dada. Orang yg berhati nrimo akan memilih kurban yg paling baik. Kenapa kakak menentukan gandum yg busuk. Jelas saja, kurban kakak tak diterima.”
“Sudahlah! Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi hikmah. Aku tetap akan membunuh kamu!” kata Qabil berang.
“Bukannya abang pula sudah oke dgn penyelesaian mirip itu? Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan yakni musuh kita. Setan yg sudah menyebabkan ayahanda & ibunda keluar dr surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan hingga kakak menyesal kelak.”
“Diam! Aku akan membunuh kamu!”
“Jika kakak bersikeras, saya tak akan membalas. Saya takut pada Allah. Saya tak akan melakukan perbuatan zalim. Semua saya serahkan pada Allah.”
Masuk pendengaran kiri, keluar pendengaran kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada artinya. Yang terjadi malah Qabil kian marah. Dendam semakin tak tertahan. Rasanya, ia ingin secepatnya menghabisi nyawa adiknya itu. Iblis tak menyia-nyiakan potensi itu. Ia terus-menerus membisikkan kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak tahu apa yg mesti dikerjakan. Belum terpikirkan bagaimana membunuh habil.
Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dgn kerikil. Darah segar muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu menggelepar-gelepar, kemudian mati. Qabil mendapat inspirasi. Sekarang, ia tahu apa yg mesti dilaksanakan. Tinggal menunggu saat yg tepat. Saat itu, Habil sedang terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik. Batu besar memukul kepala Habil. Saking kerasnya hantaman watu besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir. Peristiwa ini merupakan pembunuhan yg pertama kali dijalankan insan di bumi ini.
Belajar dr Burung Gagak
Bingung. Demikian, yg dialami Qabil sesudah membunuh sang adik. Tak tahu apa yg mesti dilaksanakan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil cuma bisa mondar-mandir. Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali tanah dgn cakarnya. Setelah cukup, bangkai burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan ke dlm lubang. Melihat insiden itu, Qabil termangu. Ia baru menyadari kedunguannya.
“Bodoh sekali gue ini! Masa gue kalah pintar sama burung gagak itu,” gerutunya.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yg sama kemudian dilaksanakan oleh Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan mayit Habil ke dalamnya.
Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin secepatnya bertemu dgn keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di rumah, Adam beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Adam menanyakan perihal Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan. “Dimana Habil?” tanyanya.
“Saya tak tahu.”
“Kamu yg diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke mana Habil?”
“Saya tak tahu. Saya nggak mungkin mempertahankan Habil setiap ketika.” jawab Qabil ketus.
Pasti sudah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan mesti mencari Habil? Akhirnya, Adam pun tahu. Habil sudah dibunuh. Pelakunya siapa lagi bila bukan Qabil. Adam sangat berduka. Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian sang abang. Disuruh menjaga, malah membunuh. Gara-gara dengki, kekerabatan keluarga jadi rusak. Seorang abang bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri. Sungguh mengenaskan. Setan telah memanfaatkan potensi . Adam hanya berserah diri pada Allah. Semua ia terima selaku kehendak-Nya. Kepedihan ia hadapi dgn keteguhan. Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil.
Nabi Adam Wafat
Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka mengamalkan fatwa Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik pada sesama, jujur, & saling menolong. Dalam riwayat, Nabi Adam wafat dlm usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita sakit selama 11 hari. Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi Adam dimakamkan di kota Mekah & Hawa dimakamkan di kota Jedah.
Demikianlah uraian ihwal Kisah Nabi Adam AS: Tercipta hingga Wafat, gampang-mudahan bermanfaat.
Referensi:
- Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan.