Khutbah Lebaran Yang Sungguh Murung: Bangkit Dari Keterpurukan

الله أكبر –9
الله أكبر كبيرا  والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة   واصيلا . لااله إلا الله وحده . صدق وعده.  ونصر عبده. وأعزجنده  وهزم الأحزاب وحده . لااله إلا الله  ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين  ولو كره الكافرون .
الحمد لله , الحمد لله رب العلمين , والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين, وعلى آله وصحبه حملة لواء الدين , وانجم الهداية للمقتدين والواصلين
اشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين . واشهد أن محمد عبده ورسوله النور المبين والسراج المنيرخاتم النبيين.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحبه وأزواجه وذرياته ومن تبعهم إلى يوم الدين .
أما بعد  : فيا إخوان الكرام  ,  اتقوا الله تعالى  فقد فاز المتقون.
قال الله تعالى في القران الكريم  : قد أفلح من تزكى وذكر اسم ربه فصلى . بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير وأبقى .
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا(1)لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا(2)وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا(3)هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا(4

Allahu Akbar x3, Allahu Akbar x3, Allahu Akbar x3, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’a-syiral Muslimin Rahimakumullah.

Gemuruh bunyi takbir, tahlil dan tahmid membahana sejak semalam sampai pagi ini di seluruh bagian bumi, menawan jiwa dan menggetarkan hati. Kalimat Thoyibah yang mengumandang dari semangat kepercayaan yang tumbuh kembali, sebab selama setahun penuh seakan mati suri. Takbir yang menghidupkan perasaan terlelap dalam mimpi-mimpi kosong di siang bolong. Bagaikan air hujan yang menenteng bibit kehidupan, hati yang mati suri itu segera bangun kembali. Bibit-bibit kebaikan yang selama ini tertimbun bumi sekarang bersemi. Iman ditumbuhkan, semangat dibangkitkan, semua terjaga dari mimpi panjang. Sadar akan kesalahan, menyesal akan dosa-dosa yang telah dikerjakan.

Alhamdulillah, di pagi ini, di masjid yang mulia ini, hati beriman itu telah siap menggerakkan kaki tangan kembali, meniti langkah mengisi idul fitri gres. Siap menorehkan sejarah dengan karya dan cipta, menggoreskan catatan dalam lembaran yang dikosongkan, alasannya adalah berkat Bulan Suci kesalahan dan kerak dosa mengeruhkan matahati, kini telah terhapuskan dan kembali disucikan.

 tahlil dan tahmid membahana sejak semalam hingga pagi ini di seluruh belahan bumi Khutbah Idul Fitri yang Sangat Sedih: Bangkit dari Keterpurukan

Pagi ini tanggal 1 Syawal 1439 H. Orang beriman di seluruh bagian bumi sedang mencurahkan isi hati, dengan penuh haru dan tawadhu’ mengungkapkan rasa syukur atas karunia dan hidayah, mengumandangkan takbir untuk membesarkan Tuhannya, Tasbih untuk mensucikan-Nya, Tahmid untuk memuji-Nya. Haru sebab kebesaran-Nya susah digambarkan dalam perasaan, tawadhu’ sebab merasa diri begitu kerdil di hadapan kebesaran-Nya. Dialah Allah yang Maha Agung, tiada dewa yang patut disembah kecuali Dirinya. Bibir sudah basah oleh kalimat dzikir, indera pendengaran menjadi bolong karena diberondong gema takbir. Jiwa bergetar, raga merana, persendian lemah lunglai, dikala hati sadar betapa Agung anugerah-Nya, betapa luas kasih sayang-Nya, tetapi juga betapa sedikit rasa syukur yang telah dipanjatkannya.

Di tengah gegap gempita membahana itu, ada situasi syahdu menusuk kalbu, menyadarkan diri pada hakikat penciptaan dan pemeliharaan: bahwa Dia Pencipta dan Pemelihara diri ini. Mulai keberadaannya, keadaannya bahkan sampai dikala kembali karam dalam perut bumi. Siang digerakkan, malam didiamkan, Alam semesta dalam kontrol tangan-Nya, semua itu ternyata bentuk kasih tersembunyi. Jikalau sekiranya kesadaran suci ini terpelihara dalam hati, bila hamparan hati selalu tersinari hidayah Suci, pasti tidak akan ada lagi diantara kita jadi manusia bodoh, manusia sombong, bebal dan tak tahu malu di hadapan diri sendiri. Semua akan bangkit dari keterpurukan, berbenah untuk kembali menjadi makhluk yang paling dimuliakan, menggapai derajat yang disiapkan, menjadi kholifah bumi sebagaimana yang dijanjikan. Itulah bunyi suci, suara fitrah manusia yang hakiki. Suara itu pagi ini kembali diperdengarkan lewat takbir panjang meski terkadang sering terlalaikan walau sedang dalam bertakbir saat bersembahyang. Itu bisa terjadi, sebab kesalahan-kesalahan, dosa-dosa dan nafsu rendah acap kali terabaikan oleh kesibukan sampai kurang adanya pembenahan, alhasil gairah iktikad jadi lemah, suaranya hanya sayup-sayup seakan terdengar dari kejauhan, kadang muncul dan kadang menghilang ditelan alam. Suara itulah yang sekarang kembali dikumandangkan di hari kemenangan, menghidupkan jiwa mati, ketika Idul Fitri, Allahu Akbar ,Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd.

 Apabila usul suci itu tidak cuma dikumandang di bibir saja, tapi juga bisa ditancapkan dalam jiwa dan sanubari maka secepatnya hilanglah segala keraguan hati, lenyaplah segala kesyirikan jiwa, hilanglah segala ketergantungan hati orang beriman kepada komponen-unsur selain Allah. Tiada tempat bergantung, tiada kawasan menitipkan harapan, tiada kawasan mengadu, tiada tempat bermunajat, tiada daerah menyuruh segala urusan, tiada kawasan mengabdi dan berbakti kecuali hanya terhadap Rabbul Izzah yang telah memberi kehidupan.

  Acuan Makalah Khutbah Jumat Singkat Lengkap: Keutamaan Shalat Dalam Islam

Allahu Akbar x3, Allhu Akbar Walillahil Hamd
Ma’a-syiral Muslimin Rahimakumullah.

Suatu ketika Allah Swt. berfirman terhadap para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi” dan para malaikat bertanya: “Mengapa Engkau hendak menyebabkan seorang khalifah di bumi itu orang yang hendak membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Allah Swt. menjawab: “Sesungguh­nya Aku mengenali apa yang  tidak kamu pahami”. (QS. al-Baqarah; 2/30)

Atas pertanyaan Maliakat itu, semenjak itu juga Allah Swt. sudah membuktikan kebenaran firman-Nya, “Sesungguhnya Aku mengenali apa yang tidak kau ketahui”, Allah Swt. banyak memberi kemudahan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Diantara insan yang dicap jelek oleh Malaikat itu, ada manusia yang diseleksi dan dikehendaki-Nya dijadikan khalifah-khalifah-Nya di tampang bumi. Sehingga sejarah mencatat, dari kelompok umat terdahulu sebelum terutusnya Baginda Rasul Muhammad Saw, ada kelompok insan yang mendapat kesempatan hidup usia panjang, tidak cuma itu, mereka juga diberi kekuatan beribadah yang super prima.

Suatu saat Rasul Saw menceritakan keadaan mereka terhadap para sobat, ialah ada empat insan opsi yang beribadah selama 80 tahun tanpa berhenti dan tanpa sedikitpun berbuat maksiat di dalamnya. Di antaranya, Nabi Ayub, Nabi Zakaria dan lain-yang lain (Alaihim ash-shalatu was salam), mereka itu dari kalangan Kaum Bani Israil yang utama. Para sobat menjadi takjub mendengarnya, kekaguman bumi yang sempat menggetarkan langit hingga malaikat Jibril As. diturunkan untuk menjawab. Malaikat Jibril As. berkata: “Wahai Muhammad, apakah engkau dan sahabatmu takjub kepada mereka, alasannya adalah mereka sudah beribadah selama 80 tahun tanpa pernah berbuat maksiat? Padahal Allah sudah menurunkan kepadamu suatu malam yang lebih baik dari itu“. Kemudian malaikat Jibril As. membacakan sebuah surat dari firman-Nya yang agung:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5

Malaikat Jibril As. berkata: “Malam itu lebih utama bagimu dibandingkan apa yang engkau kagumi bersama sahabatmu itu”. Baginda Nabi Saw. bergembira dengan isu tersebut, hingga-hingga diriwayatkan para Sahabat Ra. tidak pernah merasa bergembira dengan sesuatu dibandingkan kegembiraan mereka ketika itu, atas diturunkan Firman Allah tersebut, “Khairum Min Alfi Syahrin”.

Ma’a-syiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

Bulan Ramadhan yaitu bulan yang sangat dimuliakan, bulan sarat berkah, di mana nilai kebaikan dan pahala amal orang beriman dilipatgandakan. Ibadah sunah sama nilainya dengan ibadah wajib, ibadah wajib dilipatgandakan pahalanya hingga tujuh puluh lipat, bahkan tanpa hitungan. Bulan di mana pada siang harinya kaum mukminin diwajibkan berpuasa dan malamnya diusulkan memperbanyak ibadah sunah dan ibadah tambahan, seperti shalat tarawih, tadarus dan lain-lainnya.

Bulan di mana awalnya rahmat, pertengahannya pengampunan dan akibatnya kebebasan dari neraka. Bulan di mana salah satu malamnya ialah malam Lailatul Qadr. Bulan di mana apabila ada seseorang menyambut kedatangan­nya dengan hati senang, jasadnya diharam­kan masuk neraka. Bulan di mana keyakinan di hati seorang hamba ditumbuhkan bagai rumput di trend penghujan. Supaya akarnya berkembang mengakar di bumi dan pucuk daun dan rantingnya menjulang tinggi menggapai bintang sampai buahnya mampu dipetik dan dikonsumsi saban hari. Bulan di mana cinta kasih bersemi di dalam hati sehingga akidah di dalam dada bertumbuh kembang, hati menjadi lapang bagai padang rumput yang menghijau di musim penghujan, maka pelaksanaan shadaqah dimudahkan dan sumbangan mudah dijalankan.

Di bulan suci itu al-Qur’an al-Karim diturun­kan, selaku rahmat bagi alam semesta juga selaku isyarat bagi umat insan, sekaligus sebagai al-Furqon (pembeda). Allah I sudah menyatakan dengan firman-Nya:

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan bulan berkat yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi insan dan klarifikasi-klarifikasi mengenai isyarat itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)”. (QS al-Baqoroh; 2/185)

Allahu Akbar x3, Allhu Akbar Walillahil Hamd
Ma’a-syiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

Sepuluh hari pertama bulan Ramadhan merupakan hari penuh rahmat. Hati beriman lebih difasilitasi dalam kebajikan dan pengabdian, karena di bulan itu Allah mengucurkan Inayah Azaliah dan menggelontorkan Hidayah Robbaniyyah. Hati manusia yang sebelum Ramadhan kadang kala tenggelam dalam kelalaian dan bahkan sibuk dalam kemungkaran, larut dalam kebencian dan kemunafikan, sejak tanggal 1 Ramadhan bagai dibangunkan dari tidur panjang. Di bulan suci itu manusia bersamaan menyongsong kebajikan, mirip laron-laron mencari kehidupan, menyerbu pelita di malam kelam. Masjid dan surau menjadi hidup bagai pasar malam. Ayat suci dilantunkan bahkan hingga tengah malam, alasannya adalah dikala itu pelita di dalam misykat yang tersimpan, apinya telah dinyalakan. Itulah pelita Ramadhan yang letaknya berada di relung dada hamba yang beriman, saat sumbunya dinyalakan maka bumi persada menjadi terperinci benderang.

  Materi Khutbah Jumat Terupadate: Menyambut Awal Syawal

Sepuluh hari selanjutnya, hasil kerja keras yang telah dilakukan, buahnya telah mempublikasikan ampunan. Itulah buah Ramadhan yang kedua, dikala panggilan sudah diindahkan dan sajian yang tersaji dalam kebun surga sudah disegerakan, maka kegersangan dan kehausan hati bermetamorfosis menjadi kesejukan.

Ketika kerak dosa telah dirontokkan dan tabir penutup sudah dibukakan, maka yang asalnya buram menjadi cemerlang dan kebiasaan jelek berubah kebajikan, itulah tahap ketiga Ramadhan yang dijanjikan. Terlebih dikala Lailatul Qadr sudah didapatkan, maka hati yang kotor dan najis telah dibersihkan dan disucikan sehingga huruf hina manusiawi diangkat dan dimuliakan.

Ketika budak-budak nafsu telah dimerdekakan dari belenggu zaman, setelah sebulan penuh digodok mendalam di dalam kawah candradimuka yang diadakan tahunan, sampai penyakit pembawaan yang menempel di dalam rongga dada sudah dilarutkan, maka hati siap menjadi sumber kebajikan, sebab sudah dijauhkan dari penyakit yang jadi penyebab terbitnya kemungkaran, sehingga diselamatkan dari kobaran api neraka yang membakar. Itulah buah Ramadhan tahap ketiga yang di janjikan. Selanjutnya si pungguk yang selama ini merana merindukan bulan kini telah menerima apa yang diharapkan.

Allah Swt. yang menolong terhadap agama-Nya, Allah yang memuliakan para Auliya’-Nya dan menolong mereka, sejak zaman azali hingga zaman insiden. “Bukan kalian yang mengharapkan kecuali apabila Allah yang menghendaki, Tuhan semesta alam” (QS. 81/29). Bukan manusia yang menyelenggarakan Ramadhan, bukan insan yang merencana­kannya, bukan insan yang mendatangkan, akan tetapi Allah dengan segala Keagungan-Nya sedang “punya kerja”.

Orang beriman dipanggil menghadiri perhelatan alam. Puasa, tarawih, tadarus dan shadaqah serta ibadah-ibadah lain yakni jamuan yang disiapkan. Setiap tamu boleh bebas sesuka hati mengkonsumsi sajian. Semampu jiwa menikmati yang disajikan. Siapa menghabiskan banyak akan menerima banyak pula pahala yang dijanjikan, bahkan disediakan bonus malam seribu bulan dan tiket kebebasan dari neraka jahanam.

Ma’a-syiral Muslimin Rahimakumullah.

Nyatalah kini, terbukti Allah Maha mengetahui kepada hal yang ghaib yang tidak dikenali meski oleh Malaikat sekedar untuk mencatat, terlebih setan jin untuk mengusik dan mengacaukan planning. Dari kelompok manusia yang dicap jelek oleh Malaikat itu ternyata ada yang dijadikan mutiara zaman, ada yang dijadikan para kholifah-Nya di paras bumi. Ada yang diangkat menjadi kekasih-Nya meski sebelum itu hamba tersebut kadang-kadang ada yang usang terjerembab dalam kubangan lumpur dosa dan kesalahan. Yang demikian itu sedikitpun tidak sulit bagi-Nya. Ketika Allah berkehendak berbuat baik terhadap hamba opsi-Nya, maka keburukannya secepatnya dihapuskan dan diganti dengan kebaikan hakiki, dengan ditandai taubatan nasuhah secara istiqomah dan tuma’ninah yang mampu berubah menjadi menjadi abjad dan kebiasaan sehari-hari selaku ganti dari kejelekan yang digeluti selama ini.

Seandainya Allah tidak mengadakan Ramadhan, seandainya tidak ada puasa dan tarawih serta tadarus sepanjang abad, seandainya tidak ada zakat fitrah dan shadaqah, sehingga tidak ada malam Qadr, apalah kesudahannya ? Barangkali Agama Islam cuma tinggal nama saja, tinggal ilmu wawasan dan hukum–aturan saja tanpa ada yang mentaati dan menjalaninya, atau bahkan tinggal peninggalan sejarah dan tapak tilas perjalanan para pengikutnya yang secepatnya dilupakan dari ingatan sampai tidak ada lagi insan yang bisa menjalani syari’at Islam dengan benar. Dengan Ramadhan itu Allah berkehendak mendidik dan mentarbiyah hamba-hamba-Nya yang beriman, menyelenggarakan sarana latihan selama satu bulan penuh, supaya orang beriman menjadi orang bertakwa, semoga menjadi orang mulia. Secara individu agar menjadi kuat, baik jasmani maupun ruhani dan secara komunitas supaya bisa membuat syi’ar Islamiyah sebagai tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah sepanjang zaman.

Allahu Akbar x3, Allhu Akbar Walillahil Hamd
Ma’a-syiral Muslimin Rahimakumullah.

Suka membenci bulan rahmat itu sekarang telah meninggalkan kita. Hari ini satu Syawal, hari kemenangan bagi orang yang sudah mengisi potensi emas tersebut dengan amal bakti dan pengabdian, namun hari kecelakaan bagi orang yang sengaja mengabaikan dan menyia-nyiakan. Orang beriman telah Idul Fithri, kembali terhadap fithrahnya. Mereka yang beroleh kemenangan itu boleh berbangga hati, melahirkan rasa syukur tiada henti bahwa dirinya telah menerima hidayah dan inayah dari Rabbul Izzah, sehingga hari ini yang asalnya kotor menjadi higienis, yang asalnya najis menjadi suci. Sejak semalaman hari kemenangan itu mereka rayakan, menyuarakan takbir tahmid dan tahlil, melahirkan rasa syukur atas karunia yang tiada terhingga. Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd.

Ma’a-syiral Muslimin Rahimakumullah.

Sekarang kita boleh bertanya kepada diri sendiri, terhadap hati yang paling suci yang kita miliki. Apakah kita termasuk dalam kalangan mereka? dalam golongan orang-orang yang sudah kembali kepada fithrahnya. Keburukan kita sudah diganti menjadi kebaikan hingga rongga dada kita jadi lapang? Iman takwa kita menjadi semakin berpengaruh hingga kita lebih tekun dalam ketaatan?. Hati kita jadi semakin lapang karena dipenuhi rasa kasih terhadap sesama sampai tangan kita mudah membantu orang? jika belum, jika kita tidak termasuk dari bab mereka, maka mempunyai arti kita yakni orang yang paling merugi. Bahkan bukan hanya merugi saja, tapi juga sudah menyia-nyiakan usia emas kita, menyia-nyiakan kesempatan yang terhampar luas untuk mengakibatkan diri kita jadi orang baik, menjadi penghuni nirwana.

  Khutbah Jumat Bahasa Sunda Wacana Lailatul Qadar

Jika ternyata kita tidak tergolong mereka, tanda-tandanya, hati kita belum elastis alasannya masih dipenuhi cinta dunia dan dendam kepada sesama, hati kita masih malas melaksanakan kebajikan dan kikir kepada kebaikan, iri dengki hasud masih menghiasi perilaku dan tindakan, tidak acuh kepada lingkungan meski melihat orang sedang kelaparan. Apa kemudian yang mau kita lakukan? Apakah kita hanya berleha-leha saja, karam dalam penyesalan dan sedih yang tiada guna dan kemanfaatan? Tidak mitra !! kita tetap mesti bangkit dari keterpurukan, memperbaiki diri guna menyongsong abad depan, bahkan sejak sekarang, kita mesti menyingsingkan lengan baju untuk mengejar-ngejar cita-cita, membangun kurun depan yang lebih cemerlang, alasannya adalah peluang masih terbentang, kapan saja dan di mana saja kebajikan masih bisa dikerjakan, asal hati jangan putus cita-cita di tengah jalan.

قال الله تعالى وبقوله يهتدي المهتدون . وإذا قرء القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون :   لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم . ثم رددناه أسفل سافلين . إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم . ونفعني وأياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم . وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم  . وقل رب اغفر وارحم وأنت حير الراحمين

Khutbah Idul Fitri yang Sangat Sedih Khutbah Kedua

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْالله أكبر –9
الله أكبر كبيرا  والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة   واصيلا . لااله إلا الله وحده . صدق وعده.  ونصر عبده. وأعزجنده  وهزم الأحزاب وحده . لااله إلا الله  ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين  ولو كره الكافرون .
الحمد لله , الحمد لله رب العلمين , والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين, وعلى آله وصحبه حملة لواء الدين , وانجم الهداية للمقتدين والواصلين
اشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين . واشهد أن محمد عبده ورسوله النور المبين والسراج المنيرخاتم النبيين.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحبه وأزواجه وذرياته ومن تبعهم إلى يوم الدين .
أما بعد  : فيا إخوان الكرام  ,  اتقوا الله تعالى  فقد فاز المتقون.
قال الله تعالى في القران الكريم  : قد أفلح من تزكى وذكر اسم ربه فصلى . بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير وأبقى .
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا(1)لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا(2)وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا(3)هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا(4