الْحَمْدُ للهِ القَوِيِّ المَتِينِ، سُبْحَانَهُ خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ، وَهَدَاهُ لِلْمَنْهَجِ القَوِيمِ، وَسَنَّ شَرَائِعَ فِيهَا القُوَّةُ وَالتَّمكِينُ، بِحِكْمَتِهِ نُؤْمِنُ، وَبِقُدْرَتِهِ نُوقِنُ، عَلَيْهِ نَتَوَكَّلُ، وَإِيَّاهُ نَستَعِينُ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ مِنَ الْحَمْدِ وَأُثْنِي عَلَيْهِ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيَّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، لَمْ يَزَلْ مُتَوَكِّلاً عَلَى رَبِّهِ، وَاثِقًا بِوَعدِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى كُلِّ مَنْ اقْتَفَى أَثَرَهُ وَتَرَسَّمَ خُطَاهُ إِلَى يَومِ الدِّينِ.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [آل عمران: 102] .
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء: 1] .
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا [الأحزاب: 70، 71].
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Segala puji hanyalah milik Allah. Maka tiada hal lain yang lebih patut untuk kita ucapkan setalah menyadari lezat-nikmatNya, kecuali memuji-Nya dengan segala kebanggaan yang diajarkan-Nya kepada kita. Lalu hati kita juga khusyu’ mensyukuri lezat-lezat itu, seraya memimpin anggota bada kita untuk tunduk dan taat dalam mengerjakan ibadah semata-mata kepada-Nya. Hanya dengan integrasi ketiga bentuk amal itulah syukur kita memperoleh hakikatnya.
Seorang yahudi ada yang pernah menyampaikan bahwa kaum muslimin hari ini bukanlah umatnya Nabi Muhammad sholallaahu ‘alaihi wa sallam. Dengan argumentasi bahwa umatnya Nabi Muhammad sholallaahu ‘alaihi wa sallam yang mereka dapati dalam kitab-kitab mereka memiliki ciri di antaranya yaitu bahwa mereka ketika melaksanakan sholat jama’ah subuh jumlah jama’ahnya sebagaimana dikala mereka melaksanakan sholat jum’at.
Sungguh ironis saat kita menyaksikan fenomena ini. Orang yahudi mengenali ciri dan keistimewaan kita sementara kita tidak menyadarinya. Betapa berat amalan yang satu ini (sholat jamaah) kecuali bagi orang-orang yang dirahmati dan dimudahkan Allah. Belum lagi jika kita berbicara perihal keistimewaan orang yang bersegera untuk menunaikan sholat jama’ah. Berikut ini yakni beberapa faidah dan keistimewaan tiba pada permulaan waktu untuk sholat jamaah:
- 1). Orang yang menanti sholat maka beliau berada dalam (hitungan) sholat
لاَ يَزَالُ الْعَبْدُ فِيْ صَلاَةٍ مَا كَانَ فِي مُصَلاَّهُ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ وَتَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ،
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، حَتَّى يَنْصَرِفَ أَوْ يُحْدِثَ
Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Salah seorang di antara kalian senantiasa dalam kondisi sholat selama sholat tersebut menahannya, dan tidak ada yang menahannya untuk kembali kepada keluarganya kecuali sholat.” (Muttafaqun ‘alaihi) dan dalam riwayat Bukhori: “Seorang hamba senantiasa dalam keadaan sholat selama masih di dalam masjid menanti sholat.”
- 2). Sesungguhnya orang yang menanti sholat akan dido’akan oleh para Malaikat dengan ampunan dan rahmat selama tidak berhadats.
Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Para Malaikat berdo’a atas salah seorang dari kalian selama masih berada di daerah sholatnya dan belum berhadats; ya Allah ampunilah dan rahmatilah dia” (Muttafaqun ‘alaihi).
- 3). Sesungguhnya menanti sholat sehabis sholat menjadi alasannya adalah dihapusnya dosa dan ditinggikan derajatnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
Rasulullah bersabda: ”Maukah kalian ku tunjukkan sesuatu yang akibatnya Allah meniadakan dosa-dosa dan mengangkat derajat?” mereka menjawab: “ya, wahai rasulullah!” dia bersabda: ”menyempurnakan wudhu pada waktu sukar, banyak langkah menuju masjid, dan menunggu sholat setelah sholat. Maka yang demikian ialah ribath” (Muslim) dan dalam riwayat lainnya disebutkan: ”maka itu yakni ribath, maka itu ialah ribath”.
- 4). Bahwasanya bersegera ke masjid merupakan jaminan untuk mendapatkan sholat jama’ah,
صلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةُ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً
yang lebih utama 27 derajat dari pada sholat sendirian. Sebagaimana dalam hadits ibnu umar, muttafaqun’ alaihi.
- 5). Orang yang tiba awal akan selalu menerima takbirotul ihrom bareng dengan imam.
Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa yang mendirikan sholat berjama’ah selama empat puluh hari karena Allah, mendapatkan takbirotul ihrom imam, maka akan ditulis baginya dua kebebasan: kebebasan dari api neraka dan keleluasaan dari sifat nifak”
- 6). Mendapatkan shof permulaan.
Yang mana Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ”Seandainya manusia mengetahui pahala dari adzan dan sholat jamaah di shof pertama, dan itu hanya bisa mereka peroleh dengan berundi, niscaya mereka berundi” (Muttafaqun ‘alaihi). Dan dalam riwayat lainnya disebutkan: Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata: Pada sebuah hari, Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam sholat subuh bersama kami, lalu dia mengajukan pertanyaan: ”Apakah si fulan hadir?” mereka (para sobat) menjawab: ”tidak” ia mengajukan pertanyaan lagi: ” apakah si fulan juga hadir?” mereka menjawab: ”tidak”. Beliau sholallaahu ‘alaihi wa sallam berkata: ”Sesungguhnya dua sholat ini (sholat isya’ dan subuh) adalah sholat yang paling berat bagi kaum munafik. Seandainya kalian tahu (pahala) yang terdapat di dalamnya, niscaya kalian niscaya mendatanginya meskipun harus dengan merangkak. Sesungguhnya shof pertama itu laksana shof para malaikat. Seandainya kalian tahu keutamaannya, pasti kalian niscaya mendatanginya lebih awal”. ( Abu Dawud).
- 7). Mendapatkan shof sebelah kanan. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya, senantiasa mendo’akan bagian shof-shof sebelah kanan (Abu Dawud dan dinyatakan hasan oleh syaikh Al-bani)
- 8). Mendapatkan ta’min (mengucapkan amin) di belakang imam di dalam sholat jahriyah, dan ini merupakan keutamaan yang besar. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Jika imam membaca ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladzdzolliin…maka ucapkanlah “Amiin”. Karena bantu-membantu barang siapa yang ucapan ta’minnya bersamaan dengan ta’minnya para Malaikat akan di ampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.”
- 9). Sesungguhnya orang yang bersegera menuju masjid, memiliki peluang untuk melakukan sholat sunnah antara adzan dan iqomah, dan juga sholat-sholat sunnah qobliyah (misal sunah fajar, qobliyah zuhur dan lain-lain) Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Setiap di antara adzan dan iqomah terdapat sholat (sunnah) bagi semua orang yang mau.” (Muttafaqun ‘Alaihi).
- 10). Sesungguhnya bersegera menuju sholat ialah dalil (bukti) atas ketergantungan hati seseorang terhadap masjid. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”ada tujuh kelompok yang Allah akan naungi mereka di bawah naungannya pada hari tidak ada naungan kecuali naungannya…disebutkan di antaranya… seseorang yang hatinya selalu bergantung kepada masjid..(Muttafaqun ‘Alaihi).
- 11). Sesungguhnya bersegera menuju masjid untuk menunggu sholat merupakan sebab hadirnya hati dalam sholat dan lebih mampu untuk khusu’dalam sholat – yang itu ialah inti dari pada sholat – yang demikian alasannya kian lama seseorang berdiam diri di dalam masjid dan berzikir kepada Allah maka akan hilanglah seluruh kegiatan-kesibukan hati dan hal-hal yang bekerjasama dengan masalah-persoalan duniawi, oleh karena itu kalau kita perhatikan – kebanyakannya – orang-orang yang datang pertama ke masjid mereka yaitu orang-orang yang keluar terakhir darinya dan demikian pula sebaliknya. Dan Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan urgensi khusu’ dan kedatangan hati di dalam sholat: ”Sesungguhnya seorang hamba benar-benar sudah menunaikan sholat, dan tidak mendapatkan pahalanya kecuali sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga dan setengahnya.” (Ahmad)
- 12). Dia akan berkesempatan untuk memanjatkan do’a antara azan dan iqomah. Padahal Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam sudah menjelaskan akan keutamaan do’a pada waktu tersebut. Dari anas bin malik, dia berkata Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam sudah bersabda: ”Tidak akan ditolak do’a antara adzan dan iqomah”. (Shohih lighoirihi).
- 13). Sesungguhnya orang yang bersegera mendatangi panggilan adzan – kebanyakan – akan tiba dalam keadaan hening dan khusu’ tidak sebagaimana orang yang datang terlambat, dan memiliki arti orang ini telah melaksanakan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam: ”Jika kalian mendatangi sholat, datanglah dengan damai. Dan janganlah kalian mendatanginya dengan tergesa-gesa. (Muttafaqun’alaihi) dalam riwayat yang lainnya juga disebutkan: ”Kalau iqomah sudah dikumandangkan, janganlah kalian datang ke masjid dengan buru-buru, namun datanglah dengan damai, ikutilah jama’ah sholat sebatas yang sempat kalian ikuti, dan lanjutkanlah bab yang belum kalian ikuti.” (Muttafaqun ‘Alaihi).
Demikianlah Khutbah Jumat Keutamaan Shalat Berjamaah Di Masjid di antara keistimewaan bersegera menuju masjid kalau sudah dikumandangkan adzan. Maka masihkah kita akan berleha-leha dan akan kehilangan seluruh keutamaan ini