Kerajaan Tulang Bawang – Mengenal sejarah Kerajaan Tulang Bawang, meski tak banyak berita diketahui. Kerajaan Tulang Bawang pula menyampaikan sejarah perjalanan bagi nusantara. Mulai dr sejarah berdirinya, masa mendekati proklamasi.
Hingga masa pasca proklamasi yg membuat Tulang Bawang menjadi belahan Indonesia sebagai Kabupaten Tulang Bawang di Provinsi Lampung. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak klarifikasi di bawah ini:
Daftar Isi Artikel
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Tulang Bawang ialah salah satu kerajaan yg pernah berdiri di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung sekarang. Tulang Bawang memiliki ibu kota di Menggala. Meskipun begitu, kerajaan ini belum dapat dibuktikan dgn pasti.
Kerajaan ini diperkirakan eksis pada periode ke-7 M & masih mempunyai keterikatan dgn Sriwijaya. Kerajaan Tulang Bawang disebut dgn istilah To-La P’o Hwang, perumpamaan ini disampaikan dlm Sejarah Lembaga Adat Megou Pak Tulang Bawang (2018:50-51).
Sejarah Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Tulang Bawang sama halnya dgn kerajaan pada umumnya. Tulang Bawang berdiri & mengalami beberapa proses perjalanan yg tak sebentar. Meskipun pada alhasil tak meninggalkan bukti fisik sejarah. Untuk mengenali perjalanan sejarah Kerajaan Tulang Bawang, simak penjelasan berikut:
Kerajaan Tulang Bawang diperkirakan berdiri pada masa ke-4 & merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara. Kemudian Tulang Bawang eksis pada kala ke-7 M.
Masa kejayaan Kerajaan Tulang Bawang diraih serempak dgn masa munculnya Kerajaan Sriwijaya pada masa ke-7 M.
Komoditi andalan Menggala berbentukLada Hitam, Menggala memperlihatkan harga yg jauh lebih hemat biaya dibandingkan dgn komoditi sejenis yg didapat VOC dr Bandar Banten.
Perdagangan Tulang Bawang yg terus berkembang, menyebabkan denyut nadi Sungai Tulang Bawang makin kencang, & pada masa itu kota Menggala dijadikan dermaga “BOOM”, tempat bersandarnya kapal-kapal dr banyak sekali pelosok Nusantara, termasuk Singapura.
Dalam sejarah kebudayaan & perdagangan di Nusantara, Tulang Bawang digambarkan merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia, disamping kerajaan Melayu, Sriwijaya, Kutai, & Tarumanegara.
Seiring dgn kemajuan Kerajaan Sriwijaya, Tulang Bawang pada akhirnya berhasil ditaklukkan. Sriwijaya meningkat kian pesat & menguasai wilayah Sumatera hingga ke Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya menaklukkan Tulang Bawang sebelum melaksanakan penetrasi ke tempat-tempat di Jawa pada 686 M. Hal ini ditemukan dr Kuntala (1981) yg dituliskan kembali oleh R.Z Leirissa dlm Sunda Kelapa Sebagai Bandar Jalur Sutra: Kumpulan Makalah Diskusi (1995:42)
Setelah Indonesia merdeka, Tulang Bawang kembali berdiri menjadi sebuah kabupaten. Dalam kurun waktu 1981 hingga 1997, sudah terjadi perubahan Pejabat Pembantu Bupati yg dijabat oleh:
- Drs. Hi. M. Yusup Nur (masa bhakti 1981 s.d: 1985).
- Kardinal, BA (masa bhakti 1985 s.d. 1989)
- Drs. Hi. Somali Saleh (masa bhakti 1989 s.d. 1993)
- Drs. Rukhyat Kusumayudha (masa bhakti 1993 s.d. 1994)
- Drs. Tamanuri (masa bhakti 1994 s.d. 1996)
- Hi. Santori Hasan, SH. (masa bhakti 1996 s.d. 1997)
Peninggalan Kerajaan Tulang Bawang
Masyarakat Tulang Bawang percaya wilayah mereka merupakan bandar dagang yg ramai & strategis. Tempat tersebut dulunya banyak disinggahi oleh pedagang dr banyak sekali tempat, mirip dr Banten, Gujarat & Cina.
Legenda tersebut dilatarbelakangi dgn kisah kapal Cina & Pulau Daging. Diceritakan bahwa dahulu ada armada kapal Cina yg berencana memonopoli perdagangan di daerah Rantau Tijang, atau kini disebut dgn Menggala.
Keberadaan China lalu diserang oleh dua bangsawan Tulang Bawang dgn menjinjing pasukan. Pasukan China dikepung & sukses dikalahkan. Armada kapal China ditenggelamkan di suatu rawa-rawa & pasukannya yg terbunuh.
Dengan adanya legenda tersebut, rawa-rawa itu kemudian diberi nama Rawa Kapal China & Pulau Daging.
Karena diandalkan sebagai wilayah yg ramai dikunjungi, wilayah ini pula lalu menjadi sentra unsur budaya & agama, utamanya agama Islam yg saat itu mulai masuk & meningkat di nusantara.
Dengan adanya pemerintahan Menggala, menyisakan sebuah bangunan masjid yg diberi nama Masjid Kibang. Masjid ini diperkirakan selaku masjid tertua di Lampung.
Masjid Kibang berdiri semenjak kala ke-18 & gres didirikan dgn Masjid Agung Kibang pada 1930 M. Pada 1938, Masjid ini mengalami pemugaran pertama. Dan hingga dikala ini masih terus dijalankan renovasi kepada bangunan bersejarah tersebut.
Salah satu peninggalan kerajaan Tulang Bawang berbentukrumah tinggal salah satu darah biru keturunan raja Tulang Bawang. Rumah ini ialah rumah bekas kediaman Pangeran Warganegara ke-4. Ia merupakan darah biru Tulang Bawang yg lahir tahun 1927.
Pangeran Warganegara ialah satu dr aristokrat yg ada di Tulang Bawang. Ia bermarga Buay Bulan, putra dr Menak Kasuhur atau Krio Warganegara.
Letak rumah bersejarah ini berada tak jauh dr Masjid Kibang. Rumah bekas kediaman pangeran Warganegara ini dibangun dgn menggunakan kayu tembusu & dilengkapi furnitur bergaya kala ke-18 & 19.
Beberapa kilometer ke arah utara dr lokasi bekas Pangeran Warganegara, terdapat suatu kampung kuno yg diketahui dgn nama KAmpung Bugis.
Seperti namanya, Kampung Bugis ini dihuni oleh penduduk Suku Bugis. Mereka menetap & berjualan di sana. Dahulu, kampung ini digunakan sebagai tempat singgah & rantau bagi para pendatang yg berdagang.
Di masa Belanda datang & menguasai tanah Hindia, kota Menggala dipimpin oleh seorang ajun residen menjadikan Kota Menggala sebagai ibukota Lampung.
Seiring waktu, Kampung Bugis yg dahulu pula disebut Kampung Palembang ini mulai dipadati oleh aneka macam orang dr tempat lain. Saat ini, tak hanya orang bugis yg mendiami Kampung Bugis.
Bagi Masyarakat Tulang Bawang, nama Menak Haji & Menak Ngegulung merupakan nama yg disegani. Karena kedua sosok ini diyakini sebagai leluhur yg sangat berjasa bagi tanah Tulang Bawang. Mereka dianggap selaku pendiri kota Tulang Bawang.
Dengan demikian kompleks pemakaman & petilasan Menak Ngegulung & Menak Sengaji selaku situs sakral & sakti. Meskipun begitu, tak dikenali mengenai asal-permintaan kedua leluhur tersebut. Dan dikenali bahwa keduanya tak memiliki silsilah keluarga Kerajaan Tulang Bawang.
Penutup
Setelah belajar wacana kerajaan Tulang Bawang mengajarkan banyak hal pada kita, mulai dr banyak sejarah yg ternyata hilang begitu saja alasannya tak banyak meninggalkan bukti fisik.
Dari kondisi tersebut, mengajarkan bahwa kita mesti terus mengukir prestasi & menciptakan karya bagi Indonesia. Sebab, jikalau kelak kita telah tiada, anak cucu bangsa Indonesia masih bisa berguru banyak dr keberadaan kita selama hidup di Indonesia.
Selain itu, kira-kira pelajaran apa lagi yg didapatkan sehabis membaca sejarah Kerajaan Tulang Bawang? Yuk segera tulis di kolom komentar biar yg yang lain turut mencar ilmu…
Kerajaan Tulang Bawang
Sumber Referensi
@http://tulangbawangkab.go.id/info/sejarah-tulang-bawang
@https://tirto.id/sejarah-kerajaan-tulang-bawang-letak-prasasti-faktor-sriwijaya-gbeg
@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tulang_Bawang
@https://keluyuran.com/ peninggalan-kerajaan-tulang-bawang#/