Kerajaan Bone : Sejarah, Raja, Peninggalan dan Masa Kejayaan

Kerajaan Bone – Bagi kalangan penduduk Bone, niscaya tidaklah asing dgn Kerajaan Bone & raja Arung Palakka. Keberadaannya sudah menghidangkan perjalanan Sulawesi & penyebaran Islam masuk ke nusantara.

Kali ini kita akan membicarakan wacana Kerajaan Bone & menyebarnya dampak Islam di tanah Sulawesi.

Pembahasan dimulai dr bagaimana sejarah kerajaan Bone & penyebaran Islam lewat eksistensi Kerajaan Bone. Selengkapnya wacana Kerajaan Bone dapat diamati pada uraian di bawah ini:


Kerajaan Bone

Museum Pawawoi
Museum Pawawoi
@https://www.goodnewsfromindonesia.id/

Kerajaan Islam di Indonesia bagian tengah tak lepas diwarnai oleh Kerajaan Bone. Kerajaan yg didirikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 M ini terletak di Sulawesi Selatan.


Sejarah Kerajaan Bone

Kerajaan Bone mempunyai peranan penting dlm perjalanan sejarah Islam di tanah Sulawesi. Kerajaan ini menyuguhkan sejarah masuk & berkembangnya Islam di nusantara, khususnya tanah Sulawesi. Berikut ini yaitu penjelasan perihal kerajaan sejarah berdirinya Kerajaan Bone hingga mengalami keruntuhan:

Berdiri Kerajaan Bone

Kerajaan Bone adalah kesultanan Islam yg berdiri pada 1330 M. Pendiri Bone yakni Manurunge ri Matajang. Sejarah masuknya Islam ke Bone berawal semenjak kerajaan ini dianggap tak sederajat dgn Kerajaan Gowa.

Kerajaan Bone akan dianggap setara apabila kerajaannya memeluk pedoman agama Islam. Persyaratan itu ditolak Bone, sehingga menyebabkan pertempuran antara Bone dgn Gowa.Dalam peperangan tersebut, Bone mengalah kalah & balasannya seluruh anggota kerajaan memeluk Islam.

Raja Bone pertama yg memeluk Islam ada La Tenriruwa, yg mendapat gelar Sultan Adam (1611-1611 M). Sejak pemerintahan Sultan Adam, Bone dikenal sungguh ulet menyebarkan aliran Islam hingga ke seluruh kerajaan.

Keagamaan Kerajaan Bone

Raja La Maddaremmeng (1631-1644), sangat meyakini ajaram agama Islam & sangat mematuhi syariat Islam dengan-cara murni. Ia belajar & mengkaji Islam pada Qadi Bone yg berjulukan Faqih Amrullah. Pada masa kekuasaannya, rakyat Bone diwajibkan melaksanakan fatwa Islam dgn patuh.

Sehingga pedoman islam menyebar ke seluruh kerajaan meski dlm waktu singkat. Raja Bone tersebut memberlakukan larangan perbudakan & memerdekakan hamba sahaya di kerajaannya. Setiap budak yg sudah merdeka harus menerima upah yg sama mirip para pekerja yang lain.

Politik Pemerintahan Kerajaan Bone

Politik pemerintahan Kerajaan Bone sungguh menjunjung tinggi nilai demokrasi & kedaulatan rakyat. Sistem demokrasi Bone ditunjukkan dgn adanya badan penasehat raja yg terdiri dr tujuh orang pejabat rakyat. Penasihat raja ini dikenal dgn istilah “Ade Pitue”.

  1. Arung Ujung, selaku Kepala Urusan Penerangan Kerajaan Bone
  2. Arung Ponceng, selaku Kepala Urusan Kepolisian/Kejaksaan & Pemerintahan
  3. Arung Ta, sebagai Kepala Urusan Pendidikan & Urusan Perkara Sipil
  4. Arung Tibojong, sebagai Kepala Urusan Perkara / Pengadilan Landschap/ Hadat Besar & Pengawas Urusan Perkara Pengadilan Distrik.
  5. Arung Tanete  Riattang, selaku Kepala Pemegang Kas Kerajaan, Pengatur Pajak & Pengawas Keuangan
  6. Arung Tanete  Riawang, selaku Kepala Pekerjaan Negeri (Landsahap Werken – LW) Pajak Jalan  Pengawas Opzichter.
  7. Arung Macege, selaku Kepala Pemerintahan Umum & Perekonomian.

Selain itu, dlm proses penyelenggaraan pemerintahan kerajaan sungguh menjunjung azas kemanusiaan & musyawarah mufakat. Empat pesan Kajao Laliddong, cendekiawan Bone pada Raja Bone selaku prinsip dlm membesarkan sebuah kerajaan, yakni:

  • Seuwani, Temmatinroi matanna Arung Mangkau’E mitai munrinna gau’e

Artinya mata raja tak terpejam memikirkan akhir segala tindakan.

  • Maduanna, Maccapi Arung Mangkau’E duppai ada’

Artinya raja harus pintar menjawab kata-kata.

  • Matellunna, Maccapi Arung MangkauE mpinru ada’

Artinya raja harus pintar menciptakan kata-kata atau jawaban.

  • Maeppa’na, Tettakalupai surona mpawa ada tongeng

Artinya duta tak lupa memberikan kata-kata yg benar. Kerajaan Bone banyak mengamalkan aliran Islam dlm menjalani kehidupan, perubahan, & menjawab tantangan pembangunan.

Puncak Kejayaan Kerajaan Bone

Masa kejayaan Kerajaan Bone dicapai pada pertengahan masa ke-17, yakni pada masa pemerintahan Sultan Arung Palakka. Arung Palakka sukses memperlihatkan kemakmuran & kesejahteraan rakyatnya.

Sultan Arung Palakka mengembangkan Bone dgn peluangpertanian, perkebunan, & kelautan yg dimilikinya. Selain itu, ia pula memperkuat kekuatan militer & pertahanan Bone.

Hal ini dipelajari dr kekalahan mereka saat menghadapi Kerajaan Gowa. Masa kejayaan Bone disokong dgn jatuhnya Kesultanan Gowa, sehingga Bone menjadi kerajaan terkuat di Pulau Sulawesi. Bone pula sukses bersekutu dgn beberapa kerajaan lainnya, mirip Kesultanan Luwu, Soppeng, & sejumlah negara kecil lain.

Kemunduran Kerajaan Bone

Kesultanan Bone mengalami kemunduran setelah Sultan Ismail Muhtaddin wafat pada 1823 M. Kemudian pemerintahan dipimpin oleh Arung Datu (1823-1835 M).

Arung Datu mengganti Perjanjian Bongaya & mengakibatkan kemarahan Belanda, kemudian Belanda menyerang Kerajaan Bone, sementara Arung Datu diasingkan. Kerajaan Bone pun harus berakhir. Meski pernah menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, tetapi balasannya Bone berada di bawah kontrol Belanda pada 1905.


Raja-Raja Kerajaan Bone

Siapa raja Kerajaan Bone? Kesultanan Bone dipimpin oleh seorang raja atau sultan. Seorang raja yg memimpin Bone tak hanya seorang pria, melainkan di Bone pula pernah dipimpin oleh seorang raja perempuan.

Berikut adalah nama-nama raja yg pernah memimpin pemerintahan Bone:

  1. Manurunge Ri Matajang, Mata Silompoe, 1330-1365, Pria
  2. La Ummasa, Petta Panre Bessie, 1365-1368, Pria
  3. La Saliyu Korampelua, 1368-1470, Pria
  4. We Banrigau, Mallajange Ri Cina, 1470-1510, Wanita
  5. La Tenrisukki, Mappajunge, 1510-1535, Pria
  6. La Uliyo Bote-E, Matinroe Ri Itterung, 1535-1560, Pria
  7. La Tenrirawe Bongkange, Matinroe Ri Gucinna, 1560-1564, Pria
  8. La Inca, Matinroe Ri Addenenna, 1564-1565, Pria
  9. La Pattawe, Matinroe Ri Bettung, 1565-1602, Pria
  10. We Tenrituppu, Matinroe Ri Sidenreng, 1602-1611, Wanita
  11. La Tenriruwa, Sultan Adam, Matinroe Ri Bantaeng, 1611-1616, Pria
  12. La Tenripale, Matinroe Ri Tallo, 1616-1631, Pria
  13. La Maddaremmeng, Matinroe Ri Bukaka, 1631-1644, Pria
  14. La Tenriaji, Arungpone, Matinroe Ri Pangkep, 1644-1672, Pria
  15. La Tenritatta, Daeng Serang, Malampe-E Gemme’na, Arung Palakka, 1672-1696, Pria
  16. La Patau Matanna Tikka, Matinroe Ri Nagauleng, 1696-1714, Pria
  17. We Bataritoja, Datu Talaga Arung Timurung, Sultanah Zainab Zulkiyahtuddin, 1714-1715, Wanita
  18. La Padassajati, Toappeware, Petta Rijalloe, Sultan Sulaeman, 1715-1718, Pria
  19. La Pareppa, Tosappewali, Sultan Ismail, Matinroe Ri Sombaopu, 1718-1721, Pria
  20. La Panaongi, Topawawoi, Arung Mampu, Karaeng Bisei, 1721-1724, Pria
  21. We Bataritoja, Datu Talaga Arung Timurung, Sultanah Zainab Zulkiyahtuddin, 1724-1749, Wanita
  22. La Temmassonge, Toappawali, Sultan Abdul Razak, Matinroe Ri Mallimongeng, 1749-1775, Pria
  23. La Tenritappu, Sultan Ahmad Saleh, 1775-1812, Pria
  24. La Mappasessu, Toappatunru, Sultan Ismail Muhtajuddin, Matinroe Rilebbata, 1812-1823, Pria
  25. We Imaniratu, Arung Data, Sultanah Rajituddin, Matinroe Ri Kessi, 1823-1835, Wanita
  26. La Mappaseling, Sultan Adam Najamuddin, Matinroe Ri Salassana, 1835-1845, Pria
  27. La Parenrengi, Arungpugi, Sultan Ahmad Muhiddin, Matinroe Riajang Bantaeng, 1845-1857, Pria
  28. We Tenriawaru, Pancaitana Besse Kajuara, Sultanah Ummulhuda, Matinroe Ri Majennang, 1857-1860, Wanita
  29. La Singkeru Rukka, Sultan Ahmad Idris, Matinroe Ri Topaccing, 1860-1871, Pria
  30. We Fatimah Banri, Datu Citta, Matinroe Ri Bolampare’na, 1871-1895, Wanita
  31. La Pawawoi, Karaeng Sigeri, Matinroe Ri Bandung, 1895-1905, Pria
  32. La Mappanyukki, Sultan Ibrahim, Matinroe Ri Gowa, 1931-1946, Pria
  33. La Pabbenteng, Matinroe Ri Matuju, 1946-1951, Pria

Baca Juga: Kerajaan Siak


Peninggalan Kerajaan Bone

Kerajaan Bone menyisihkan jejak peninggalan berupa Museum Lapawawoi, Makam raja-raja Bone, Bola Soba, Patung Arung Palakka Bone. Selengkapnya peninggalan Bone terdapat di bawah ini:

Museum Lapawawoi

Museum Lapawawoi
Museum Lapawawoi
@Travelingyuk.com

Museum Lapawawoi dulu merupakan bangunan istana (Saoraja) Raja Bone. Nama museum ini diambil dr nama Raja Bone ke-31 yg memerintah sejak 1895-1905 M, yakni raja La Pawawoi Karaeng Sigeri.

Saat ini museum ini menyimpan banyak peninggalan Kerajaan Bone. Salah satu koleksinya yaitu La Ummasa Petta Mulange Panre, yg merupakan landasan untuk menimpa besi yg biasa dipakai oleh raja Bone kedua.

Makam Raja-raja Bone

Makam Raja Raja Bone
Makam Raja-raja Bone
@Travelingyuk.com

Kerajaan Bone menyisihkan peninggalan berupa makam para raja yg pernah memimpin Bone. Makam berserjarah ini terletak ini belakang Masjid Tua Al-Mujahidin, di Jalan Sungai Citarum, Watampone.

Situs bersejarah ini merupakan tinggalan Raja Bone yg pertama, yaitu Manunurunge ri Matajang yg berkuasa semenjak 1330-1365 M. Salah satu raja yg dimakamkan di kompleks pemakaman Raja Bone adalah Raja Bone ke-16, yakni Lapatau Matanna Tikka & raja-raja Bone yang lain.

Baca Juga: Kerajaan Pontianak 

Bola Soba

Bola Soba
Bola Soba
@Dispar.bone.go.id

Bola Soba kira-kira sudah berusia 100 tahun lamanya, sebab Bola Soba dibangun pada masa pemerintahan Raja Bone ke-30, La Pawawoi Karaeng Sigeri. Dahulu Bola Soba dibangun sebagai kediaman sang raja.

Akan tetapi, tatkala Belanda masuk & menduduki Bone ketika itu, Bola Soba dialih fungsikan sebagai tempat penginapan para tamu mereka. Bangunan bersejarah ini panjang sekitar 40 meter, yg terdiri atas beberapa pecahan, yaitu teras, rumah induk, selasar penghubung, & dapur.

Patung Arung Palakka

Patung Arung Palakka Bone
Patung Arung Palakka Bone
@mapio.net

Arung Palakka sangatlah terkenal di golongan penduduk Bone, sebab ia merupakan salah satu raja Bone yg memerintah pada M. Arung Palakka dikenali sukses menenteng Bone ke masa kejayaan.

Tokoh Arung Palakka sendiri merupakan Putra Raja Bone ke-13, La Maddaremmeng Matinro’e Ri Bukaka. Ia lahir pada 15 September 1634. Patung Arung Palakka ini terletak di Taman Bunga Kota Watampone.


Penutup

Demikian penjelasan tentang Kerajaan Bone, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, kisah wacana kehidupan penduduk yg ada pada dikala itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Bone.

Semoga artikel ini mampu berguna & mampu menyertakan wawasan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, lantaran sejarah bukan untuk dilupakan, tapi sejarah untuk dijaga & dirawat!


Kerajaan Bone
Sumber Referensi

@https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/14/090000679/sejarah-awal-kerajaan-bone @https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Bone https://bone.go.id/2019/12/05/sejarah-kabupaten-bone/ @https://bone.go.id/2019/09/20/raja-bone-dari-masa-kemasa/ @https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170901879/kerajaan-bone-letak-sejarah-masa-keemasan-dan-keruntuhan/

  Kerajaan Tidore : Sejarah, Raja, Peninggalan & Masa Kejayaan