Kerajaan Kahuripan : Sejarah, Peninggalan dan Masa Kejayaan

Kerajaan Kahuripan – Artikel kali ini membahas tentang Kerajaan Kahuripan. Pembahasan ini menceritakan bagaimana perihal perjalanan sejarah. Selain itu, Diceritakan pula apa saja peninggalan Kerajaan Kahuripan yg bahkan masih berfungsi dgn baik hingga kini.

Apa saja peninggalan Kahuripan? & bagaimana kisah sejarah selengkapnya? Siapa raja kerajaan Kahuripan? Di mana letak Kerajaan Kahuripan? Semuanya terjawab pada keterangan di bawah ini:


Kerajaan Kahuripan

Peta Wilayah Kerajaan Kahuripan
Peta Wilayah Kerajaan Kahuripan
@id.wikipedia.org

Kerajaan Kahuripan merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yg berlokasi di Jawa Timur. Ibukota kerajaan berada di Kahuripan, erat lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo.

Kahuripan merupakan kelanjutan dr Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur (Kerajaan Medang). Kerajaan Medang runtuh diperkirakan pada tahun 1006 M.

Dan berdirinya Kahuripan merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Kediri di Daha & Kerajaan Majapahit di Mojokerto.

Baca Juga: Kerajaan Siak


Sejarah Kerajaan Kahuripan

Berikut ialah pembahasan ihwal sejarah Kerajaan Kahuripan, mulai dr sejarah berdirinya hingga perjalanannya mencapai puncak kejayaan. Selain itu, Kahuripan pula menyisihkan jejak peninggalan. Selengkapnya ada di bawah ini:

  • Berdiri Kerajaan Kahuripan

Pada periode ke-10, Mataram Kuno berpindah dr Jawa Tengah ke Jawa Timur. Perpindahan ini dijalankan oleh raja Mataram, Mpu Sindok atau Rakai Hino Sri Isana (929-947 M).

Beberapa aspek penyebab perpindahan Mataram Kuno ke Jawa Timur yakni lantaran sering terjadi perebutan kekuasan, akhir peristiwa meletusnya Gunung Merapi, adanya peluangserangan Kerajaan Sriwijaya, untuk membangun perekonomian kerajaan.

Kahuripan didirikan oleh Prabu Airlangga pada periode ke-11, tepatnya pada tahun 1009 M. Prabu Airlangga bukan hanya pendiri kerajaan, melainkan pula satu-satunya raja yg memimpin Kahuripan.

Pada permulaan berdirinya Kahuripan, wilayahnya cuma meliputi Sidoarjo, Pasuruan, & sebagian Mojokerto.

  • Puncak Kejayaan Kerajaan Kahuripan

Selain menjadi pendiri Kahuripan, Raja Airlangga pula merupakan satu-satunya pemimpin kekuasaan Kerajaan Kahuripan.

Raja Airlangga pula sukses menenteng Kerajaan Kahuripan masa kemajuan, mampu dilihat dr pesatnya pembangunan bendungan, pelabuhan, & jalan. Ia pula mengendorkan beban pajak rakyatnya yg sering terkena petaka.

Melemahnya Kerajaan Sriwijya pada 1025 menciptakan Airlangga makin leluasa memperluas & memperkuat pengaruhnya.

Airlangga menjalani beberapa pertempuran, sehingga beberapa kerajaan di banyak sekali wilayah pun bisa ditaklukkan. Akan tetapi pada 1032 M, Airlangga kehilangan kota Watan Mas lantaran diserang oleh raja perempuan yg kuat, yaitu Dyah Tulodong dr Kerajaan Lodoyong (kini wilayah Tulungagung, Jawa Timur).

Di penghujung tahun 1032 M, Dyah Tulodong berhasil dikalahkan lewat pertempuran sengit. Raja Wurawari pun mampu ditaklukkan. Hingga pada ketika itu seluruh wilayah Jawa Timur mampu dikuasai.

Kemudian pada tahun 1037, Airlangga membangun istana & ibu kota gres di Kahuripan (termasuk wilayah Sidoarjo kini). Sejak saat itu, kerajaan yg dipimpin Airlangga lebih dikenal dgn nama Kerajaan Kahuripan.

Kerajaan Kahuripan di bawah pimpinan Airlangga banyak mengalami perkembangan & perkembangan yg pesat, seperti pembangunan berbagai bangunan, bendungan, pelabuhan, jalan-jalan yg menghubungkan wilayah pesisir dgn ibu kota, & masih banyak lagi.

Selain itu, Airlangga pula menggemari seni sastra. Ia meminta Mpu Kanwa, pujangga kerajaan, untuk menyusun kitab Arjuna Wiwaha yg disesuaikan dr epik Mahabharata.

  • Kemunduran Kerajaan Kahuripan

Sebelum mengalami kemunduran, Airlangga sempat memindahkan pusat pemerintahan Kahuripan ke Daha, merupakan wilayah Kediri.

Berakhirnya masa pemerintahan Raja Airlangga pada 1042, selsai pula masa pemerintahan Kahuripan. Sebab, terjadi perebutan kekuasaan, sehingga Airlangga membagi kekuasaan kekuasaannya bagi kedua putranya pada 1045 M.

Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kepingan, pecahan barat & belahan timur. bagian barat diberikan pada Sri Samarawijaya yg kemudian dibuat menjadi kerajaan baru berjulukan Kerajaan Kediri, berpusat di Daha. Sedangkan wilayah serpihan timur diberikan pada Mapanji Garasakan, yaitu Kerajaan Janggala yg berpusat di Kahuripan.

Dan sesudah turun tahta, Airlangga menentukan menjadi pertapa hingga ia meninggal dunia pada 1049.

  • Kahuripan dlm Sejarah Majapahit

Kerajaan Majapahit yg berdiri pada tahun 1293, kembali memunculkan kerajaan Kahuripan. Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit, menjadikan dua kerajaan selaku serpihan bawahan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut ialah Kerajaan Kadiri & Janggala atau Kahuripan. Kadiri di barat, Kahuripan di timur, & Majapahit selaku sentra kerajaan.

Beberapa nama yg pernah menjabat sebagai Bhatara i Kahuripan, atau disingkat Bhre Kahuripan. Yang pertama ialah Tribhuwana Tunggadewi putri Raden Wijaya. Setelah tahun 1319, pemerintahannya dibantu oleh Gajah Mada yg diangkat sebagai patih Kahuripan, karena berjasa menumpas pemberontakan Ra Kuti. Hal ini termuat dlm catatan Pararaton.


Peninggalan Kerajaan Kahuripan

  • Candi Belahan

Candi Belahan
Candi Belahan
@id.wikipedia.org

Candi Belahan atau dikenal pula dgn sebutan Petirtaan Belahan atau Sumber Tetek, merupakan petirtaan bersejarah yg berada di sisi timur Gunung Penanggungan.

Lokasi candi ini di Dusun Belahanjowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Situs bersejarah ini dibangun pada masa Kerajaan Medang periode Jawa Timur permulaan. Sehingga usianya mencapai 1 milenium atau setara dgn 10 kala.

Pemandian bersejarah ini berbentuk kolam empat persegi yg mendapat pasokan air dr sungai kecil yg berada di sisi selatan. Dinding sebelah barat & selatan, tepat di lereng tebing & dibentuk relung-relung yg diberi jaladwara, tempat air memancar keluar.

Pada dinding sisi barat terdapat dua relung besar yg mengapit satu relung kecil. Dua relung besar terdapat dua arca jaladwara, berwujud Dewi Sri & Dewi Lakshmi. Dari sepasang payudara arca Lakshmi memancarkan air; inilah yg menyebabkan situs ini disebut sebagai  Candi Sumbertetek.

  • Candi Semar Jalatunda

Candi Semar Jalatunda
Candi Semar Jalatunda
@https://nasionalisrakyatmerdeka.files.wordpress.com/

Cagar budaya candi Jalatunda ini tepatnya terletak di cuilan utara lereng gunung Penanggungan, desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

Situs candi bersejarah ini dibangun pada tahun 997 Masehi pada masa pemerintahan seorang Raja beragama Hindu yakni : Prabu Airlangga.

Situs ini merupakan Petirtaan (tempat bermandi suci) menurut kepercayaan umat Hindu Jawa ini, bangunan candi ini berupa kolam-kolam yg indah dgn air yg teramat jernih, mengalir deras dr lubang-lubang susukan air petirtaan.

Salah satu keunikan dr pancuran mata air ini yakni tak pernah kering, dr semenjak pertama situs candi ini didirikan pada tahun 997 Masehi, hingga dikala ini kolam-kolam ini masih berisi air.

Bangunan Petirtaan yg berukuran panjang 16.8 m, lebar 13,5 m & kedalaman sekitar 5,2 m itu, tetaplah sebagai sumber mata air dgn debit air jernih melimpah-ruah tiada habisnya.

Baca Juga: Kerajaan Siak

  • Prasasti Kamalgyan

Prasasti Baru
Prasasti Kamalgyan
@1000monarki.com

Prasasti Kamalagyan terletak di Dusun Klagen, Desa Tropodo, Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Prasasti ini terbuat dr materi lempeng kerikil andesit besar yg ditegakkan, dgn ukuran lebar 115 cm, tebal 28 cm & tinggi 215 cm. Selain prasasti utama dgn ukuran besar, terdapat pula watu kecil di sampingnya.

Prasasti itu ditulis dgn huruf Jawa Kuno & dlm bahasa Jawa Kuno. Tulisan yg ditemukan & bisa dibaca sebanyak 23 baris.

Prasasti ini termasuk prasasti yg masih ada di tempatnya (in situ), dimana saat ini dilindungi dgn bangunan joglo berlantai & beratap.

Situs bersejarah ini menerangkan wacana pembangunan bendungan di Wringin Sapta yg dilaksanakan oleh Raja Erlangga bersama rakyatnya. Bendungan tersebut dibangun untuk menangani banjir yg sering menerjang beberapa desa maupun tanah perdikan.

Beberapa desa di daerah hilir yg sering banjir diantaranya, Desa Lusun, Panjuwan, Sijanatyesan, Panjiganting, Talan, Dasapangkah dan  & Desa Pangkaja.

  • Prasasti Pucangan

Prasasti Pucangan
Prasasti Pucangan
@jogja.tribunnews.com

Prasasti Pucangan merupakan peninggalan Raja Airlangga yg dibikin pada tahun 1042 M atau 963 Saka. Nama Pucangan diambil dr isi prasasti yg menceritakan adanya perintah membangun pertapaan di Pucangan, sekitar Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Prasasti Pucangan ditulis dgn dua bahasa, yakni bahasa Sanskerta & Jawa Kuno. Pucangan dibikin untuk menjelaskan tentang peristiwa & silsilah keluarga kerajaan dengan-cara runtut & berurutan.

Pucangan pula dikenal dgn nama Calcutta Stone, yg ketika ini disimpan di Museum India, di Calcutta India. Saat ini, kondisi prasasti ini kurang terawat & sejarawan Inggris meminta Pemerintahan Indonesia melakukan pendekatan pada Pemerintahan India untuk memulangkan Prasasti Pucangan & Prasasti Sanggurah.

  • Prasasti Pamwatan

Prasasti Pamwatan
Prasasti Pamwatan
@1000monarki.com

Pada tahun 1043 M, Raja Airlangga membuat sebuah prasasti yg dinamakan Prasasti Pamwatan. Tepatnya prasasti ini dibikin pada 20 November 1042 M.

Situs bersejarah ini ditulis dlm bahasa Jawa Kuno. Dari situs ini dapat diperkirakan bahwa ibu kota Kahuripan saat itu di Daha, Kediri.

Pamwatan didapatkan di Desa  Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Akan namun, pada tahun 2003, prasasti ini hilang dicuri. Sehingga di tempat berdirinya sekarang hanya ada duplikasi dr situs ini.

Baca Juga: Kerajaan Kota Kapur 

  • Prasasti Cane

Prasasti Cane
Prasasti Cane
@munas.kemdikbud.go.id

Prasasti Cane Ini merupakan piagam kado dr Raja Erlangga pada kepala kotamadya Cane, yg dibikin di atas lapik berupa padma.  Situs bersejarah ini ditulis dlm abjad Jawa & berangka tahun 943 Saka atau 1021 M.

Diceritakan ihwal  permohonan penduduk desa Cane semoga mereka diberi pegangan prasasti berisi perintah raja yg dibubuhi tanda kerajaan garudamukha.

Cane disebut selaku prasasti pertama pada masa pemerintahan raja Airlangga, dilihat dr penggalan Sambandha-nya atau bagian alasan prasasti tersebut dikeluarkan oleh raja, prasasti Cane masuk pada fase konsolidasi.

Fase dimana perlindungan status sima pada Desa Cane disebabkan rasa simpati raja Airlangga pada penduduk Desa Cane yg berjuang di garis depan dgn menimbulkan desanya sebagai benteng pertahanan.

  • Prasasti Baru

Prasasti Baru
Prasasti Kamalgyan
@1000monarki.com

Pada tahun 1913, didapatkan Prasasti Baru di Simpang Surabaya dlm bentuk watu andesit, kemudian dipelajari oleh Brandes, tapi tak diketahui sebelumnya didapatkan di desa apa & bagaimana bisa sampai ke Surabaya.

Prasasti Baru ditulis dgn huruf Jawa Kuno & berangka tahun 956 saka. Diketahui prasasti ini dibangun pada tahun 1030.

Prasasti ini merupakan piagam kado dr Raja Erlangga pada para kepala kotamadya Baru, yg memberinya proteksi & kesetiaan kepadanya saat perang dgn Pangeran Mahasin.

  • Prasasti Terep

Prasasti Terep
Prasasti Terep
@1000monarki.com

Prasasti Terep dikeluarkan pada tahun 1032, oleh Raja Airlangga. Prasasti Terep menceritakan bahwa raja telah memberi anugerah pada Rakai Pangkaja Dyah Tumambong berkat jasanya dikala raja menghindardr Watan Mas ke Patakan.

Rakai Pangkaja Dyah Tumambong berjasa karena telah berdoa & melaksanakan puja pada Bhatari Durga agar Airlangga memperoleh kemenangan dlm peperangan.

Dia berjanji kalau permohonannya terkabul akan mengajukan permohonan pada raja biar Desa Terep, tempat pertapaan yg digunakan untuk berdoa & pujanya itu dijadikan sima.

Setelah Airlangga mendapat kemenangan, Airlangga kemudian merealisasikan permohonan Dyah Tumambong. Pada namanya disematkan gelar Rakai Halu. Sehingga namanya menjadi Rakai Halu Dyah Tumambong.

  • Kitab Arjunawiwaha

Kitab Arjuna
Kitab Arjunawiwaha
@id.wikipedia.org

Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra turut berkembang. Sebab, Airlangga pula menggemari seni sastra. Ia meminta Mpu Kanwa, pujangga kerajaan, untuk menyusun kitab Arjuna Wiwaha yg disesuaikan dr epik Mahabharata.

Karya seni ini menceritakan tokoh Arjuna yg merupakan kekasih para Dewa di Kahyangan. Arjuna bisa menyelamatkan Kahyangan beserta para penghuninya dr ancaman marabahaya. Kemudian relief cerita ini dipahatkan pada dinding Candi Tegowangi, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.


Penutup

Demikian pembahasan wacana Kerajaan Kahuripan. Meskipun terbilang sebentar, pemerintahan Kahuripan telah banyak diceritakan & menawarkan kelanjutan bagi berdirinya kekuasaan Kerajaan Kediri & Majapahit berikutnya.

Dari semua itu menerangkan bahwa sesingkat apapun usia suatu peradaban akan senantiasa diingat, tatkala menyisakan pelajaran & bukti fisik penghargaan.

Hari ini, peran kita untuk terus menorehkan prestasi & menghasilkan karya semoga diingat di kemudian hari. Selain itu, kita pula mesti terus berguru sejarah perjalanan Indonesia agar kita makin mengenal & cinta Indonesia. Nah, untuk itu yuk baca artikel yang lain di Wargamasyarakat, baca & bagikan ke sobat-temanmu pula ya…


Kerajaan Kahuripan
Sumber Refrensi:

@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kahuripan#Kahuripan_dalam_sejarah_Majapahit
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/10/090000679/kerajaan-kahuripan–sejarah-raja-keruntuhan-dan-peninggalan
@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kahuripan

  21+ Daftar Nama Kerajaan Hindu & Kerajaan Budha di Indonesia