KENAPA DITOLAK RASANYA NYERI BANGET?
Entah penolakan dalam kekerabatan sosial, pekerjaan, romantis, pertemanan atau sobat.
Rasanya tuh kek nyeri nyesek gimana gitu kan? , kadang yah mengajukan pertanyaan pada diri sendiri sih.
Ada apa dengan rasa sakit ini?
Sesak berlahan berupaya menahan
Sikap dari seseorang
Sehingga diri sendiri menjadi korban wkwkkww kok jadi mendramatisir amat.
Pernahkah sobat mengalami hal yang serupa? Kadang rasa kecewa berasal dari orang yang akrab dengan kita sendiri. Ups, disini aku bukan mau menyalahkan yah, tapi cuma mau menceritakan atas apa yang ku alami sendiri.
Kalau ngak penting “kuy, skip skip” wkwkwkwk...
Sering terjadi bahkan kadang menciptakan mata mengeluarkan airnya. Yah memang mesti sabar tabah.
Nah,bisa jadikan ini juga salah satu yang mampu melatih diri agar tidak mudah berharap atau mengharapkan sesuatu yang terlalu tinggi.
Tentang rasa kecewa entah sebabnya apa, maafkan diri yang kadang yah begitulah.. berasa pengen sendiri aja dahulu, tidak menghendaki seseorang, pengen sunyi senyam tetapi tak inginselamanya merasa sepi hohoho…
Ribet amat yah menjelaskan apa yang kita rasakan sendiri.. soalnya sering kali dianggap lebai sih.. udududu..
Hari ini hari pertama kembali menulis sejak 1 tahun beristirahat sejenak, sebab mencari pandangan baru juga penyebabnya laptop masih rusak wkwkwkw..
Oke lanjut nge curhat curhat lagi hehe..
Perlu ada perenungan kembali rasa kecewa yang kadang timbul karena apa?
Bukankah tidak ada asap bila tidak ada api, tujuannya tidak ada rasa kecewa bila tidak ada sebabnya..
Kalau mengikuti badmood perempuan yah mampu jadi perumpamaan seperti ini tidak berlaku, alasannya adalah wanita selalu ingin dimengerti tanpa mengutarakan mood swing yang dialaminya..
Hohoho soalnya aku sendiri juga begitu sih, parahnya kadang jikalau 1 orang buat jengkel atau buat badmood, larinya akan jengkel ke semua orang..
Aku tipe yang nyinyir minta ampun tapi, duh mampu jadi pendiam super pendiam kalau ada 1 orang yang memancing ke badmood tan itu.. kwkwkwkw kalau kalian gimana?
Perlu ada perenungan tersendiri.. mulai dari hati sendiri sih.
Berlahan mengerti diri sendiri dari dalam.. menyadari dan mau menerima rasa yang dicicipi..
Jika air mata mesti tercurah supaya hati lega .. menangislah dengan puasnya.. tak mengapa alasannya adalah rasa tangis kadang bisa membuat rasa sakit dan sesak menjadi hilang sesaat.
Memahami diri sendiri, menyadari, dan mendapatkannya. Meski orang lain kadang menuntut harus begini dan begitu.
SAINS TENTANG PENOLAKAN
Tahukah, dalam observasi SAINS beberapa ilmuwan memperoleh bahwa :
Pengalaman di tolak itu sama dengan pengalaman nyeri sebab sakit fisik. Karena keduanya ( penolakan psikologis dan kesakitan fisik) itu mengaktivasi area otak yang sama yakni ANTERIOR CINGULATE COREX.
Sejak dikala itu ilmuwan menyimpulkan bahwa :
– penolakan sosial dan psikologis = penolakan fisik
– nyeri psikologis (khawatir, gusar dll) = nyeri sakit fisik
LANTAS, HARUS GIMANA?
Tidak ada cara yang niscaya agar seseorang berdiri lagi, tetapi ada beberapa rekomendasi yang bisa kita lakukan :
1. Menerima penolakan yang dialami dengan hati yang lapang. ( memang tak gampang, ayo kita menjajal )
2. Mendekatkan diri sama yang MAHA KUASA (sesuai dogma masing-masing ya)
3. Beri jarak dirimu dengan sumber penolakan tersebut.
4. Berkumpul bersama orang – orang yang suportif.
5. Lakukan sesuatu yang bikin kamu happy (bahagia/senang).
6. Olahraga dan hidup sehat.
7. Lakukan hal-hal yang membuatmu bangga.
8. Self- care
9. Self-reward
yok bisa yok, masjng-masing dari kita punya cara tersendiri.. temukan cara supaya buat dirimu tenteram. Buatlah catatan untuk dirimu untuk melakukan hal hal yang aktual.
*note : tidak ada cara terbaik kecuali harus tabah dan ikhlas mendapatkan.
REFERENSI :
Kross, E., Berman, M. G., Mischel, W., Smith, E. E., & Wager, T. D. (2011). Social rejection shares somatosensory representations with physical pain. Proceedings of the National Academy of Sciences, 108 (15), 6270-6275.
Eisenberger, N, I., & Lieberman, M, D., (2004). Why rejection hurts : a common neural alarm system for physical and social pain. Trends in cognitive sciences.