Pandangan perihal pemikiran Karl Marx, secara Historis merupakan ungkapan yang sangat berguna untuk perkiraan – perkiraan dasar mengenai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das Kapital, dimana penitikberatan Marx yakni pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Menurut persepsi ini, inspirasi-pandangan baru dan kesadaran insan tidak lain dibandingkan dengan refleksi yang salah tentang keadaan-keadaan materil. Perhatian ini dipusatkan Marx sebagai pedoman Marx untuk memajukan revolusi sosialis sehingga kaum proletariat dapat menikmati sebagian besar kelimpahan materil yang dihasilkan oleh industrialisme.
Pemikiran Marx, ialah hasil dari suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima wacana gejala sosial dalam mengambil perilaku yang benar terhadap hakikat problem itu. hal ini mencakupi legalisasi bahwa insan tidak cuma sekedar organisme materil, sebaliknya manusia mempunyai kesadaran diri.
Dimana, mereka memiliki suatu kesadaran subyektif perihal dirinya sendiri dan situasi-situasi materialnya. Penjelasan Marx pada Materialistis perihal perubahan sejarah, diterapkan pada pola-pola pergantian sejarah yang luas, aksentuasi materialistis ini berpusat pada perubahan-pergantian cara atau teknik-teknik produksi materil sebagai sumber utama perubahan sosial budaya.
Dengan judul The German Ideology Marx memberikan bahwa insan membuat sejarahnya sendiri selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam korelasi-korelasi sosial yang terbatas dalam proses-proses ini. Tetapi kemampuan manusia untuk membuat sejarahnya sendiri,
Dibatasi oleh keadaan lingkungan materil dan sosial yang telah ada. Tentunya dalam hal ini, akan muncul Ketegangan-ketegangan yang khas dan pertentangan-kontradiksi yang menonjol akan berlawanan-beda menurut tahap sejarahnya serta kemajuan materil sosialnya.
Tetapi dalam semua tahap, usaha individu dengan kelas-kelas yang berlainan untuk menghadapi lingkungan materil dan sosialnya yang khusus supaya mampu tetap hidup dan memenuhi keperluan-kebutuhannya, ialah sumber utama pergantian untuk tahap selanjutnya.
Marx mengandaikan bahwa pemilikan daya-daya bikinan penduduk secara komunal dan sebuah distribusi yang lebih merata yang didasarkan pada kebutuhan insan, bukan kerakusan borjuis.
Sementara, dalam hal ini Marx berulang-ulang menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi, tipe analisa yang sama berlaku untuk pendidikan, agama, keluarga, dan semua institusi sosial lainnya.
Sama halnya dengan kebudayaan sebuah masyarakat, tergolong tolok ukur-kriteria moralitasnya, iman agama, tata cara filsafat, ideologi politik, dan pola-teladan seni serta kreativitas sastra juga mencerminkan pengalaman hidup yang riil dari orang-orang dengan kekerabatan-korelasi ekonomi mereka.
Hubungan antara infrastruktur ekonomi dan superstruktur budaya dan struktur sosial yang dibangun atas dasar itu ialah balasan langsung yang masuk akal dari kedudukan materialisme historis.
Adaptasi insan kepada lingkungan materilnya selalu melalui korelasi ekonomi tertentu, dan relasi-relasi ini sedemikian meresapnya hingga semua kekerabatan-korelasi sosial lainnya dan juga bentuk-bentuk kesadaran, dibuat oleh hubungan ekonomi tersebut.