close

√ 15 Cara Mendidik Siswa Yang Bagus Ala Mr. Kobayashi

15 Cara Mendidik Siswa yang Baik ala Mr. Kobayashi – Tugas seorang guru di sekolah tidak cuma mengajar dan menunjukkan bahan pelajaran semata. Namun, peran berat bagi seorang guru adalah bagaimana mendidik dan menumbuhkan abjad kasatmata bagi pesertadidiknya. Karena di setiap kelas terdiri dari berbagai macam karakter dengan tingkat sosial yang berlainan-beda sehingga banyak huruf yang akan ditemukan di kelas, mulai dari siswa malas, siswa bandel, tidak semangat mencar ilmu, dan lain-lain. Di sinilah peran seorang guru diperlukan biar bisa mendidik para siswanya menjadi eksklusif yang lebih baik.

“Having eyes, but not seeing beauty; having ears, but not hearing music; having minds, but not perceiving truth; having hearts that are never moved and therefore never set on fire. These are the things to fear, said the headmaster.”              

 Terjemahan dari kutipan di atas :

 ” Memiliki mata, tetapi tidak menyaksikan keindahan; mempunyai pendengaran, tetapi tidak mendengar musik; memiliki anggapan, tetapi tidak mengetahui kebenaran; memiliki hati yang tidak pernah pindah dan sebab itu tidak pernah dibakar. Ini yakni hal yang takut, kata kepala sekolah . “

 Terjemahan : google translete

Apa Bapak/Ibu ada yang telah pernah membaca buku Totto Chan, Gadis Kecil di Jendela? Buku ini sudah banyak dijadikan anjuran di aneka macam sekolah. Dengan gaya penulisan yang ringan, sang penulis, Tetsuko Kuroyanagi menceritakan memori kala kecilnya saat menempuh sekolah dasar di Tomoe Gakuen.
kobayashi

  √ Langkah-Langkah Mengikuti Pembelajaran Daring

Foto: teachenglishinasia.com

Nah, tetapi di sini kami tidak akan membahas bukunya, melainkan salah satu tokoh inspiratif dalam buku. Beliau adalah pendiri, kepala sekolah, sekaligus guru di Tomoe Gakuen, Sosaku Kobayashi. Beliau dikenal sebagai sosok yang pandai, hangat, dan juga berwibawa.

Menurut pandangannya, yang paling penting dalam suatu sekolah bukanlah fasilitasnya. Cara mengajar untuk mengakibatkan semangat belajar belum cukup umur ialah modal pentingnya. Mr. Kobayashi mencoba keluar dari tradisi umum penduduk dengan menerapkan sistem mendidik yang tidak umum. Namun, cara-cara tersebut justru memberi kesan dan pelajaran mendalam bagi siswanya.

Berikut yakni 15 hal yang dilakukan Mr. Kobayashi dalam mendidik siswa Tomoe:

1. Membangun sekolah dengan jerih payahnya sendiri. 

Bangunan Tomoe Gakuen sangat unik karena menggunakan gerbong kereta bekas lengkap dengan relnya sebagai kelas.

2. Sebelum menjadi siswa di Tomoe, setiap anak ‘diwawancara’ apalagi dahulu. 

Wawancara di sini bukan untuk menentukan diterima atau tidak, melainkan untuk mengenal abjad setiap siswa. Selain itu, juga memancing supaya siswa berani bebicara perihal bencana yang pernah dialaminya.

3. Menerima semua siswa tanpa pandang bulu. 

Ada yang cacat fisik, kretinisme, sampai badannya berhenti bertumbuh.

4. Siswa dibebaskan untuk menentukan mata pelajaran sendiri. 

Ini dimaksudkan semoga siswa mampu meningkat sesuai minat dan talenta masing-masing.

5. Mengajak siswa ke perpustakaan.

Cara menumbuhkan minat baca pada siswa adalah dengan mengajak ke perpustakaan. Setelah itu, siswa diminta untuk menceritakan buku apa yang dibacanya.
kobayashi

6. Memberikan doktrin dan tanggung jawab sarat pada semua siswanya. 

Contohnya, ketika Totto Chan kehilangan dompetnya, ia mencari di septic tank dan menciptakan halaman jadi kotor. Lalu Mr. Kobayashi menyampaikan, “Kamu akan mengembalikan semua ke tempatnya semula, kan?”. Ini membuat siswa merasa harus lebih bertanggung jawab atas apa pun yang dikerjakan.

7. Sering meminta siswa untuk berpidato singkat. 

Para siswa mampu membahas hal apa saja yang diinginkan oleh mereka. Hal ini memacu keberanian siswa untuk mengatakan.
kobayashi

8. Selalu menanamkan kata-kata positif pada siswa. 

Misalnya kalimat, “Kamu benar-benar anak baik. Kamu tahu itu, kan?” yang selalu beliau katakan pada Totto Chan.

9. Selalu menjadi pendengar yang bagus sekaligus pemberi penyelesaian.

Guru harus bisa menjadi sahabat bagi siswa-siswinya biar siswa lebih terbuka akan duduk dilema yang dialaminya dan memberikan solusi yang terbaik bagi siswa. Karena setiap siswa mempunyai latar belakang sosial yang berlawanan-beda.

10. Memberikan penringatan kepada siswa yang melanggar tanpa hukuman.

Jika ada siswa yang berulah, beliau tidak memarahinya, tetapi menunjukkan klarifikasi semoga siswa tersebut memahami akan kesalahannya. Ia percaya semua anak pada dasarnya baik, tidak butuhdiberi eksekusi atas ulahnya.

11. Setiap program belajar melibatkan daya pikir, emosi, psikomotorik, sains, dan biologi. 

Menyerahkan siswa sepenuhnya pada alam. Misalnya, memanggil petani untuk hadir dan mengajarkan berocok tanam hingga panen.

  √ Kisah Inspiratif Kesuksesan Tirto Utomo Pendiri Aqua

Untuk perbekalan makan siang, Mr. Kobayashi selalu menyebut “sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung”. Ia juga mengajarkan siswa Tomoe untuk membuat lagu sederhana sehingga suasana makan siang mereka lebih ceria.

12. Menumbuhkan rasa yakin diri terhadap siswa yang memiliki keterbatasan.

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri, ia meminta Akira Takahashi, siswa pria yang mempunyai lengan dan tungkai kaki pendek (tubuhnya tidak mampu berkembang lagi) untuk ikut kontes. Akira mulanya mencurigai dirinya untuk mampu menang dalam lomba tersebut. Namun, Mr. Kobayashi sengaja mengendalikan agar Akiralah pemenangnya. Sejak saat itu, Akira tidak lagi ‘minder’ akan tubuhnya. Selain itu, dikala kegiatan berenang di sekolah, seluruh siswa diminta untuk melepas seluruh busananya. Ini dikerjakan supaya semua merasa yakin diri akan tubuhnya sendiri.

13. Siswa bebas berkreasi. 

Dikarenakan belum remaja cenderung suka mencoreti, dia menyediakan lantai khusus untuk hal tersebut. Dengan kemudahan itu, siswa bisa dengan leluasa mengekspresikan dirinya, tetapi tetap tahu hukum.
kobayashi

14. Di Jepang, kedudukan laki-laki di atas anak perempuan. 

Namun di Tomoe hal ini tidak terjadi. Setiap anak laki-laki akan tetap ditegur kalau mengusili anak perempuan. Siswa dibiasakan untuk menyampaikan “maaf” jikalau salah, menyertakan “tolong” bila butuh santunan, dan “terima kasih”.

15. Beliau mengajarkan pelajaran musik khusus berjulukan Euritmik. 

Euritmik yakni pendidikan perihal ritme/irama yang diciptakan oleh Emile Jaques Dalcroze, seorang guru musik berkebangsaan Perancis. Pelajaran ini berbagai keuntungannya, baik untuk badan maupun otak. Dengan mempraktikkan euritmik menciptakan kepribadian siswa menjadi besar lengan berkuasa, indah, selaras dengan alam, dan taat hukum menyerupai ritmik.

Nah, itulah 15 Cara Mendidik Siswa yang Baik ala Mr. Kobayashi, agar postingan ini bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu guru sebagai bahan tumpuan untuk meningkatkan kompetensi Anda dalam mendidik dan mengajar siswa di sekolah.

  Ajuan Acara Perlindungan Anak Yatim Dan Fakir Miskin Di Bulan Ramadhan 1443 Hijriah Tinggal Edit

Bagi para Bapak/Ibu guru, mari coba 15 cara inspiratif di atas biar cara mengajar jadi makin variatif. Selamat menjajal !

Sumber : ruangguru.com


Sumber https://wirahadie.com