Kalangan Dasar, Besar, Kecil, Primer, Sekunder, Dalam Dan Luar

Kelompok Dasar (Basic Group)

Kelompok dasar yakni golongan yang dibuat secara spontan dari bawah untuk melindungi anggota-anggotanya kepada tekanan negatif dari penduduk besar dan sekaligus berfungsi selaku sumber kegiatan bagi pembaruan masyarakat besar (induk) itu sendiri. Suatu kesatuan insan dikategorikan selaku kelompok dasar bila memiliki ciri-ciri selaku berikut.
a) Kelompok dasar kebanyakan ialah kelompok yang relatif kecil dan terdiri atas orang-orang yang tidak puas terhadap masyarakat sekitarnya.
b) Kelompok dasar dibuat dari bawah secara impulsif, tidak didasarkan atas perintah atau desakan bagian pimpinan penduduk yang sedang memegang kekuasaan. Sering pembentukan kalangan dasar tidak direstui pemerintah sebab berlawanan dengan hasratpemerintah.
c) Kelompok dasar dibentuk khusus guna melindungi anggota kelompoknya dan secara biasa melindungi penduduk luas dari tekanan anonim bagian kekuasaan yang merugikan lapisan bawah.
d) Kelompok dasar dapat berfungsi sebagai pembaharu masyarakat
besar (masyarakat politik atau negara dan masyarakat agama) yang dirasa telah kehilangan vitalitasnya dalam mengerjakan fungsi-fungsi sosialnya.
Contoh golongan dasar yang terdapat di penduduk di antaranya golongan yang berlandaskan agama. Kelompok agama timbul alasannya komponen-bagian penting telah kehilangan fungsinya bagi penduduk .
 Kelompok dasar adalah kelompok yang dibentuk secara spontan dari bawah untuk melindungi a Kelompok Dasar, Besar, Kecil, Primer, Sekunder, Dalam dan Luar

Kelompok Besar (Big Group) dan Kelompok Kecil (Small Group)

Besar kecilnya sebuah kalangan diputuskan oleh tolok ukur tugastugas sosial dan jumlah anggotanya. Suatu golongan disebut besar apabila bobot tugas yang dikerjakan atau peran-tugas sosial yang dijalankan nya penting dan universal. Tugas-tugas tersebut mencakup pemenuhan keperluan dasar guna menjaga kehidupan masyarakat. Kelompok besar yakni golongan yang memiliki jumlah anggota relatif besar dan umumnya terbentuk dari beberapa golongan kecil yang masing-masing kelompok mengatasi peran tertentu. Kebutuhan sosial yang dinilai umum sebagai kebutuhan dasar mesti senantiasa ada dalam setiap masyarakat, adalah ekonomi, politik, pendidikan, keagamaan, kesenian, dan sebagainya.
Kelompok kecil adalah kalangan yang jumlah anggotanya relatif kecil (paling sedikit dua orang) dan dibuat atas dasar keperluan atau kepentingan kecil dan spesifik. Kelompok-golongan kecil selalu muncul atau niscaya akan muncul di dalam kalangan yang lebih besar dan luas. Hal ini terjadi alasannya adalah manusia mempunyai kepentingan yang berlawanan. Manusia membutuhkan pemberian dan derma dari sesamanya. Manusia mempunyai kesanggupan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group). Contohnya, golongan mencar ilmu dan golongan diskusi merupakan kalangan kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah).
Kelompok kecil mempunyai peranan yang sangat penting bagi kalangan besar sebab mempunyai beberapa argumentasi, yaitu selaku berikut.
a) Kelompok kecil mempunyai dampak yang sungguh besar terhadap penduduk dan sikap setiap individu. Kelompok kecil, dimana seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati, namun juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan ketidakpuasan.
b) Dalam kalangan kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan kepentingan individu berlangsung secara tajam dan terperinci.
c) Kelompok kecil pada hakikatnya ialah sel yang menggerakkan sebuah organisme yang dinamakan masyarakat.
d) Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam kerangka sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seakan-akan miniatur masyarakat yang memiliki pembagian kerja, aba-aba etik, pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.

Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Kelompok primer (primary group) yakni kesatuan hidup insan yang ditandai dengan korelasi antaranggotanya yang berlangsung secara tatap paras , saling mengenal, mesra dan erat, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi.
Faktor-aspek yang memungkinkan relasi insan dalam sebuah kalangan berjalan secara akrab dan mesra di antaranya selaku berikut.
a) Jumlah anggota relatif kecil sehingga mereka saling mengenal kepribadian masing-masing.
b) Adanya rasa solidaritas yang tinggi di antara anggota-anggotanya. Mereka merasa memiliki kepentingan yang serupa, memegang nilai-nilai budaya yang serupa, berasal dari keturunan yang sama.
c) Merasa mempunyai nasib yang sama karena pengalaman sejarah yang sama. Contohnya, kalangan primer, adalah keluarga beserta kerabatnya.
Kelompok sekunder (secondary group) yakni kalangan yang kekerabatan antaranggotanya kurang dekat, renggang bahkan tidak saling mengenal. Dalam kehidupan penduduk setiap orang pada umumnya mempunyai dua keanggotaan sekaligus. Selain selaku anggota golongan primer, ia juga sebagai anggota golongan sekunder. Faktor yang menimbulkan terbentuknya kelompok sekunder yaitu keinginan dan kebutuhan hidup. Hasrat dan keperluan hidup itulah yang mendorong insan untuk hidup berkelompok. Manusia ialah makhluk yang senantiasa ingin hidup bersama dan mustahil mampu bertahan hidup tanpa insan lain. Pada ketika sebuah keperluan tidak mampu dipenuhi oleh diri sendiri atau kelompoknya (primer), insan akan membentuk atau memasuki kelompok sekunder.
Manusia sebagai pribadi dalam golongan sekunder kurang mendapat perhatian alasannya adalah yang menjadi sentra perhatian ialah tugas dan prestasi kerja. Contohnya, dalam sebuah perusahaan, aspek yang dihargai dari seseorang adalah kepandaian, keahlian, keluwesan bekerja sama, dan kepemimpinannya. Demi efisiensi, prinsip khususnya adalah menempatkan seseorang untuk melakukan sebuah jenis pekerjaan sesuai dengan keahliannya.

Kelompok Dalam (In-Group) dan Kelompok Luar (Out-Group)

Istilah in-group atau golongan dalam muncul dikala para anggota suatu kalangan merasa bahwa mereka mempunyai sebuah tujuan dan harapan yang serupa, menaati norma-norma yang serupa, nasib yang serupa. Kelompok tersebut menganggap inilah kalangan kami atau orang-orang kita. Dalam ucapan, perilaku dan perilakunya terkandung makna bahwa orang lain yang bukan tergolong kelompoknya (orang luar). Contohnya, kami warga RT 007 sedangkan mereka warga RT 10; kami siswa Kelas XI, sedangkan mereka siswa Kelas X. Sikap out-group atau kelompok luar ditandai dengan sebuah kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Hubungan dengan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya ber pribadi kurang akrab, dan berhati-hati.
Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam dan luar golongan merupakan sebuah sikap yang dinamakan fanatisme, ialah suatu perilaku untuk menilai orang lain dengan menggunakan nilai-nilai dan norma golongan sendiri. Mereka berpendapat bahwa segala sesuatu dalam kelompoknya yakni yang terbaik. Menilai kalangan lain sering kali bersifat stereotip, yaitu gambaran atau asumsi dari suatu kelompok terhadap golongan lain yang bersifat merendahkan obyek tertentu atau tidak cocok dengan kondisi bekerjsama. Sikap stereotip meliputi berbagai aspek kehidupan, mirip agama atau dogma, etnis, pekerjaan, dan sebagainya.
In-group dan out-group dapat ditemui di semua penduduk walaupun kepentingannya berlawanan-beda. Dalam masyarakat bersahaja mungkin jumlahnya tidak begitu banyak jika daripada masyarakat kompleks karena pembedaan unsur-komponen sosial tidak tampak secara terperinci. Dengan demikian mampu dikatakan bahwa setiap golongan sosial yakni in group bagi anggotanya dan out-group bagi anggota kelompok.