Jong Java (Tri Koro Dharmo): Sejarah, Tujuan, Anggota

Apa itu Jong Java (Tri Koro Dharmo)? Mungkin, bagi kita yg hidup di zaman sekarang ini, jarang mendengar nama ini. Tetapi, di masa kemudian Jong Java gaungnya nyaring menyuarakan persatuan Indonesia. Buku-buku sejarah mengabadikan kiprah & perjuangan mereka untuk mencapai Indonesia merdeka. Meskipun, masanya sudah usang berlalu, namun kita bisa mengambil semangat perjuangan mereka sebagai inspirasi dlm mengisi kemerdekaan ini.
 bagi kita yg hidup di zaman sekarang ini Jong Java (Tri Koro Dharmo): Sejarah, Tujuan, Anggota
Nah, pada kesempatan ini, kami akan menguraikan dengan-cara singkat sejarah kelahiran Jong Java atau Tri Koro Dharmo, & bentuk-bentuk perjuangannya.

Sejarah Jong Java (Tri Koro Dharmo)

Jong Java adalah nama organisasi pemuda yg sebagian besar anggotanya berasal dr Pulau Jawa. Java merupakan sebutan lain dr Pulau Jawa. Pendiri organisasi Jong Java yaitu Satiman Wirjosandjojo, seorang pemuda Surakarta berusia 23 tahun. Pendirian organisasi Jong Java dijalankan di Gedung Stovia, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915. Jadi, organisasi ini didirikan 3 tahun sebelum Jong Celebes di Sulawesi berdiri. Organisasi ini awalnya berjulukan Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia), Jong Java yaitu nama yg dipakai kemudian. 
Pendirian organisasi ini dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan para cowok pada organisasi Boedi Oetomo yg dianggap terlalu elit. Pada waktu itu, para pemuda sepakat untuk mendirikan organisasi lain yg mampu memuat aspirasi mereka. 
Pada tanggal 12 Juni 1918, Tri Koro Dharmo berganti nama menjadi Jong Java. Perubahan nama ini dikerjakan dlm sebuah kongresnya yg pertama di Solo. Perubahan nama ini dimaksudkan untuk merangkul perjaka-perjaka dr Madura, Sunda, & Bali. Bahkan, pada tahun 1921 atau tiga tahun kemudian sempat terbesit ide untuk melaksanakan fusi antara Jong Java dgn Jong Sumatranen Bond, walaupun upaya ini tak berhasil.
Organisasi ini lebih bercorak Jawa alasannya sebagian besar anggotanya merupakan murid-murid Jawa. Namun, beberapa anggota luar Jawa pun tetap hadir dlm banyak sekali pelaksanaan kongres, seperti pada Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tahun 1919. Dalam kongres tersebut, dibahas beberapa hal-hal besar, seperti:
  • Menjadikan bahasa Jawa lebih demokratis
  • Arti Pendirian Nasional Jawa dlm pergerakan rakyat
  • Milisi untuk bangsa Indonesia
  • Pendirian perguruan tinggi tinggi
  • Sejarah Sunda
  • Kedudukan Wanita Sunda
Kongres selanjutnya atau kongres ke-3 Jong Java dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan, kongres ke-4 dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat. Pada kongres ke-3 & ke-4 itu, dibahas pengembangan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di seluruh nusantara & harapan pendirian Jawa Raya.

Organisasi Jong Java menegaskan bahwa mereka bukanlah organisasi politik, sehingga tak akan mencampuri permasalahan politik atau melakukan agresi politik. Hal ini tercermin dlm semua kongres yg pernah dilaksanakan oleh Jong Java. Komitmen ini dipertegas kembali dlm kongres ke-5 pada tahun 1922, di Solo, Jawa Tengah.

Tetapi, dlm perjalanannya Jong Java mulai terpengaruh dgn paham politik yg dianut oleh Serikat Islam (SI) yg waktu itu dipimpin oleh Haji Agus Salim. Pengaruh itu makin besar lengan berkuasa yg tercermin dlm kongres ke-6 pada tahun 1924. Beberapa tokoh tak oke dgn pengaruh tersebut, terutama tokoh-tokoh yg berpegang teguh pada asas agama Islam. Para tokoh tersebut risikonya keluar & mendirikan organisasi lain yg berjulukan Jong Islamieten Bond (JIB).

Organisasi Jong Java kian berkembang, semenjak tahun 1925 mereka mulai meningkatkan pemikiran persatuan Indonesia & kemerdekaan Indonesia. Setelah dilaksanakannya Kongres Pemuda 2 pada tahun 1928, Jong Java baiklah dgn planning penggabungan seluruh organisasi pemuda ke dlm wadah yg bernama Indonesia Moeda. Pada tahun itu juga, ketua Jong Java, R. Koentjoro Poerbobpranonto menegaskan pada seluruh anggota Jong Java bahwa demi tanah air Indonesia Jong Java siap membubarkan diri & bergabung dgn organisasi pemuda yang lain. Terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong Java pun resmi bergabung dgn Indonesia Moeda.

Tujuan Jong Java (Tri Koro Dharmo)

Tujuan didirikannya Jong Java atau Tri Koro Dharmo adalah untuk menyatukan para pelajar pribumi, mengembangkan pengetahuan biasa , & menghidupkan minat mereka pada kesenian & bahasa nasional. Kegiatan-acara yg dikerjakan oleh Jong Java (Tri Koro Dharmo) untuk merealisasikan tujuan tersebut, antara lain mendirikan lembaga yg memberi beasiswa, mengadakan konferensi & kursus, menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo, serta menyelenggarakan pertunjukan kesenian.

Anggota Jong Java (Tri Koro Dharmo)

Anggota-anggota pertama pada saat Jong Java atau Tri Koro Dharmo diresmikan adalah:
  • Ketua: Dr. Satiman Wirjosandjojo
  • Wakil Ketua: Wongsonegoro
  • Sekretaris: Sutomo
  • Anggota: Muslich, Mosodo, & Abdul Rahman.
Demikianlah penjelasan ihwal Jong Java (Tri Koro Dharmo). Bagikan materi ini semoga orang lain pula mampu membacanya. Terima kasih, mudah-mudahan bermanfaat.