Amalan mampu diartikan selaku do’a, wirid, atau ritual-ritual yang diyakini mampu memperlihatkan faedah untuk seseorang yang melakukannya. Banyak orang yang berburu amalan untuk menjadi andal, kaya, sakti dan berbagai motif lainnya. Sebagian santri meminta amalan terhadap kiyai dan ustadznya, dan adapula yang salah jalan meminta amalan terhadap para dukun dan paranormal.
Berbeda dengan alasan diatas, amalan semestinya dijadikan sebagai modal utama untuk kehidupan alam baka. Namun, kendati demikian Islam tidak pernah meminta pengikutnya berinfak melebihi kemampuannya. Motto yang sesuai adalah Beramallah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Banyak hadis nabi yang menjelaskan tentang amalan-amalan yang mesti dibaca serta dikerjakan oleh seorang Muslim. Beramal dilarang dilaksanakan secara berlebihan. Rasulullah sering mengingatkan sahabatnya yang bederma berlebihan. Mereka berzakat sebanyak-banyaknya sampai melewatkan hak tubuhnya, adalah istirahat.
Abu ‘Awanah An-Naisaburi dalam Mustakhraj Abi ‘Awanah mengisahkan bahwa ada seorang wanita yang pernah berkunjung ke kediaman ‘Aisyah. Ia tiba dalam keadaan lemah dan mengantuk. Rasulullah SAW pun melihat dan mengajukan pertanyaan kepada ‘Aisyah: “Siapa wanita ini?”
“Ini yakni fulanah, semalam beliau tidak tidur,” Jawab ‘Aisyah.
“Lakukanlah amalan yang cocok dengan kesanggupan kalian. Sesungguhnya Allah tidak pernah merasa jenuh, melainkan kalian yang suka jenuh,” ujar Nabi SAW menasehati.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ
Artinya: ”Wahai sekalian insan, lakukanlah amalan sesuai dengan kesanggupan kalian. Karena Allah tidaklah jenuh hingga kalian merasa jenuh. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu amalan yang kontinu (terue menerus) walaupun sedikit.”
Setelah mengetahui rekomendasi Nabi tersebut, ‘Aisyah selalu menyampaikan sabda Nabi ini kepara para teman yang yang lain. Karenanya, dikala ada orang mengajukan pertanyaan kepada ‘Aisyah, terkait amalan apa yang diminati Nabi, dia pribadi menjawab:
كان أحب العمل إليه الدائم
Artinya: “Amalan yang paling disukainya ialah amalan yang dijalankan terus-menerus,” (HR Ahmad).
Amalan yang disenangi Nabi SAW yakni amalan yang istiqamah, sekalipun amalan itu sederhana dan kecil. Apapun amalan yang kita lakukan akan diminati Nabi SAW selama dijalankan terus-menerus dan istiqamah. Sebagaimana dikenali, istiqamah bersedekah pasti tidak semudah mengucapkannya. Butuh perjuangan keras untuk mewujudkannya. Sebab itu, ada ulama yang menyampaikan, “Jadilah kalian pencari istiqamah dan jangan mencari karamah.”
Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr menutup kitabnya dengan perumpamaan yang indah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, ia berkata :
أعظمُ الكرامَةِ لزُومُ الاستقامَة
Artinya: “Karomah yang paling mulia yaitu berpegang teguh dengan istiqomah”.
Dalam kitabnya Al-Furqon baina Auliya`ir Rahman wa Auliya`isy Syaithon, beliau juga menuturkan :
وإنَّما غايةُ الكرامَةِ لزومُ الاستقامةِ
Artinya: “Tujuan (diberi) karomah itu hanyalah semoga dapat berpegang teguh dengan istiqomah”.
Oleh karena itu Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan yang indah dalam kitabnya Madarijus Salikin:
كُن صاحبَ الاستقامَةِ لا طالِبَ الكَرامة ، فإنَّ نفسَك متحرِّكَةٌ في طلَبِ الكرامةِ، وربُّك يُطالبُكَ بالاستقامةِ
Artinya: “Jadilah orang yang beristiqomah, (dan) jangan menjadi pencari karomah, alasannya adalah (sifat) jiwamu itu tergerak mencari karomah, sedangkan Rabb-mu menuntutmu untuk istiqomah!”.
Sahabat Bilal pernah ditanya Rasulullah SAW sehabis shalat Shubuh, “Wahai Bilal, apakah amalan yang paling sering kamu kerjakan? Karena aku mendengar bunyi langkah kakimu di nirwana.” Bilal menjawab, “Aku tidak melaksanakan amalan apapun melainkan saya membiasakan shalat sunah setelah berwudhu’, baik siang ataupun malam,” (HR Al-Bukhari, Ishaq bin Rahaweh, dan lain-lain).
Kisah Bilal ini merupakan salah satu acuan yang menawarkan bahwa surga diperoleh sebab keistiqamahannya dalam bersedekah. Meskipun amalan yang dijalankan Bilal terlihat sederhana, ialah membiasakan shalat sunah sehabis berwudhu’. Artinya, apapun amalan yang kita kerjakan, akan mengirimkan kita pada keridhaan Allah SWT, selama dilaksanakan secara istiqamah.