Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian – Adalah alat yg dipakai oleh para peneliti untuk mengumpulkan data observasi. Dalam artikel ini saya akan mengeksplorasi berbagai alat observasi dlm penelitian sosial.

Pengalaman saya dgn ikut serta dlm aneka macam studi sosiologis & penelitian interdisipliner yang lain menunjukkan bahwa alat penelusuran yg digunakan pada prinsipnya tergantung pada jenis data yg diperlukan.

Data yg digunakan tergantung pada rumusan persoalan penelitian yg diajukan.

Beberapa poin yg akan saya jelaskan di bawah ini yakni koleksi berbagai jenis alat penelitian sosial yg mampu digunakan.

Perlu diingat bahwa tak semua alat berkaitan, namun dlm observasi sosial, termasuk sosiologi, data yg diperoleh tak optimal dgn memakai salah satu alat berikut.

Apa saja contoh alat observasi sosial yg biasa digunakan?

Contoh Instumen Penelitian Sosial

instrumen penelitian

1. Kuisioner atau Angket

Kuisioner atau angket biasanya dipakai selaku alat penelitian untuk survei atau penelusuran memakai pendekatan kuantitatif.

Kuesioner mampu terdiri dr dua pertanyaan; pertanyaan tertutup & terbuka.

Kuesioner dgn pertanyaan tertutup memberikan kemungkinan pada responden untuk memilih balasan yg telah disebutkan dlm kuesioner.

Pertanyaan terbuka memberikan peluang pada pembaca untuk menuliskan balasan mereka sendiri.

Tidak ada persyaratan baku mengenai struktur kuesioner. Namun, kuesioner setidaknya mesti berisi identitas & pertanyaan penelitian.

Perlu dicatat bahwa identitas responden tak boleh menjadi identitas aslinya.

Bahkan dlm beberapa penelitian tak perlu menuliskan nama responden untuk melindungi kerahasiaan responden & untuk mendukung budpekerti penelitian.

Identitas responden yg umumnya dicatat yaitu usia, jenis kelamin, tahun kelahiran, & variabel lain yg berguna untuk analisis.

  Puisi Kesetiaan Cinta [untukmu sendiriku]

2. Panduan Wawancara

Penelitian sosial, yg memakai wawancara sebagai teknik pengumpulan data, biasanya memerlukan bimbingan wawancara atau panduan wawancara dlm bahasa Inggris.

Panduan wawancara disiapkan sebelum para peneliti pergi ke lapangan & berjumpa dgn para pembicara. Panduan wawancara biasanya dibutuhkan di awal tur.

Seiring waktu, peneliti biasanya sudah dekat & disimpan di luar pemimpin pewawancara sehingga mereka tak lagi memerlukan panduan wawancara.

Mencari tutorial wawancara biasanya merupakan pendekatan penelitian kualitatif, utamanya tatkala wawancara mendalam diharapkan untuk pengumpulan data.

Sejauh menyangkut kuesioner, struktur pemikiran wawancara sungguh tergantung pada keperluan untuk meneliti tanggapan atas pertanyaan & kenyamanan proses wawancara.

Saya mewawancarai beberapa turis sambil melaksanakan kerja lapangan.

Banyak dr mereka merasa nyaman tatkala wawancara mulai mengatakan ihwal pengalaman perjalanan mereka.

Karena itu, pada wawancara selanjutnya di awal saya mengajukan pertanyaan perihal pengalaman perjalanan.

3. Buku Catatan atau Jurnal Penelitian

Peneliti mesti memiliki buku catatan atau jurnal penelitian untuk menulis ihwal apa yg mempesona & terkait dgn fokus penelitian.

Proses observasi berjalan selama periode waktu tertentu. Selama waktu ini, ide atau insiden sering terjadi dengan-cara tak terduga atau berada di luar kendali peneliti.

Notebook berkhasiat untuk mendokumentasikan dorongan penting yg tak kita pahami akan datang.

Penelitian sosial berlainan dr penelitian non-sosial. Peneliti senantiasa dr sudut pandang manusia karena peneliti ialah manusia.

Buku harian ini mampu merekam urutan atau kronologi proses penelusuran kacamata subjektif.

Keuntungan dr buku harian sebagai alat observasi biasanya hanya dirasakan selama fase analisis data.

Pada fase analisis, penyaringan dipakai untuk menilai seberapa baik data yg dikumpulkan.

Menentukan kualitas data tak gampang sebab peneliti acap kali lupa bagaimana konteks sosial terjadi tatkala memperlihatkan data.

  Kisi-Kisi PH Kelas 3 Tema 2

Pada titik ini, entri jurnal mampu menolong peneliti mengenang konteks sosial yg mendasarinya.

Jika perlu dlm catatan kaki. Penelitian etnografis, etnometodologi & fenomenologis menggunakan buku harian selaku alat.

4. Alat Rekam

Perangkat perekaman dapat terdiri dr kamera video, perekam video atau perekam bunyi.

Sebagai alat penelitian, alat registrasi menyederhanakan pengumpulan data untuk peneliti.

Misalnya, selama wawancara, peneliti bisa menerima representasi terperinci melalui transkrip saat merekam wawancara.

Tentu saja, etika observasi masih perlu dinilai dgn meminta izin sebelum memulai rekaman.

Namun, dlm beberapa observasi ada bahaya bahwa penggunaan alat perekam akan merusak kesan alami dr fenomena sosial yg sedang dipelajari.

Orang dr sumber daya dapat menjawab pertanyaan dgn hati-hati sehingga kurang alami untuk mengenali apakah itu terdaftar.

Pada titik ini, peneliti perlu hati-hati mengusut apakah mutu data lebih baik tatkala direkam atau tidak.

Foto & video ialah bentuk lain dr rekaman. Alat registrasi mana yg diharapkan tergantung pada proyek penelitian.

Penelitian wacana sosiologi visual, antropologi visual, sejarah visual & sejenisnya memerlukan data visual berkualitas tinggi & banyak lagi.

Tentu saja, kamera foto atau video sungguh diharapkan.

5. Buku Tes

Buku tes mampu dipakai selaku alat observasi, terutama untuk penelitian eksperimental.

Banyak eksperimen sosial memakai buku uji sebab mereka dapat merekam data eksperimen yg dibutuhkan.

Misalnya, mempelajari efek homeschooling pada kesanggupan kritis siswa.

Para peneliti dapat memberikan buku-buku ujian yg dilengkapi oleh mereka yg mencar ilmu di rumah & kemudian mengikuti perkembangan mereka, atau membandingkannya dgn mereka yg tak mencar ilmu di rumah.

Dalam penelitian sosial-psikologis, buku tes sering dipakai selaku alat observasi.

  Syekh Nuruddin awalnya belajar bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam ilmu agamanya saat beribadahhaji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, didapati bahwa di Aceh, aliran wujudiyah sudah berkembang. Jelaskan apa itu aliran wujudiyah?

Keputusan untuk menggunakan buku tes lagi tergantung pada pertanyaan. Pada dasarnya, buku tes berfungsi seperti kuesioner atau survei.

Perbedaannya adalah bahwa buku tes sungguh-sungguh dimaksudkan untuk pengujian, dlm arti menguji kemampuan informan.

Selain itu, pemilihan buku uji yg akan digunakan tak dapat sembarangan. Buku tes yg luar biasa merusak mutu hasil observasi.

6. Peneliti

Alat observasi terakhir yg dapat saya jelaskan di sini adalah peneliti itu sendiri.

Dalam observasi sosial, tergolong penelitian sosiologis, tugas peneliti sungguh penting, utamanya dlm penelitian dgn pendekatan kualitatif.

Seorang sosiolog yg membenarkan hal ini adalah Max Weber. Menurut Weber, peneliti harus menafsirkan tindakan sosial dr topik observasi yg diselidiki.

Interpretasi di sini mengimplikasikan komponen subjektivitas dlm penelitian.

Sosiolog Prancis Pierre Bourdieu pula percaya bahwa sosiolog mesti memberikan visi dunia atau visi dunia sosial di studio.

Penelitian sosial kualitatif menimbang-nimbang sudut pandang para peneliti untuk menyampaikan gambaran dunia yg diteliti.

Peneliti selaku instrumen observasi menekankan pentingnya perspektif subjektif dr peneliti.

Misalnya, studi ihwal pengembangan pertanian perkotaan di Indonesia. Para peneliti melaksanakan wawancara mendalam dgn aktivis pertanian perkotaan & menemukan bahwa mereka bergabung dgn masyarakat karena mereka ingin memindahkan kota dr beton ke hijau & berkesinambungan.

Peneliti kemudian menyodorkan gagasan bahwa ada semacam perlawanan dr para penggagas pertanian perkotaan terhadap kondisi kota daerah mereka tinggal, & bahwa mereka ingin terlibat dlm pergeseran.

Perlawanan yaitu interpretasi dr peneliti atau perspektif peneliti ihwal dunia sosial (fenomena pertanian perkotaan), yg ia selidiki.

Harus ditekankan lagi bahwa Instrumen Penelitian ialah alat untuk menghimpun data penelitian, bukan alat untuk proses lain, mirip analisis data.

Kita dapat menyebut SPSS atau Atlas.ti sebagai alat, tetapi sebagai alat untuk pemrosesan data, bukan sebagai instrumen penelitian.

Baca Juga :