Instrumen Budaya Literasi Di Sekolah

Pada postingan sebelumnya kita sudah mempelajari Apakah yang dimaksud dengan Literasi Budaya dan Kewargaan. Pelajarancg.blogspot.com, Berdasarkan Pengembangan Budaya Literasi dan Strategi Literasi dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama/MTs Kemdikbud tahun 2017 Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kesanggupan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri akseptor didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun contoh acara disusun menurut tahap-tahap literasi, yakni: (1) Tahap Pembiasaan, (2) Tahap Pengembangan, (3) Tahap Pembelajaran. Berikut ini yaitu acuan kegiatan yang dimaksudkan dengan langkah-langkahnya:

Pada artikel sebelumnya kita telah mempelajari Apakah yang dimaksud dengan  INSTRUMEN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH

1. Tahap Pembiasaan

A) Membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain berdasarkan akad sekolah.

Kegiatan ini ialah upaya membiasakan membaca pada peserta latih.

  1. Guru memandu penerima didik untuk membaca selama lima belas menit.
  2. Guru dan penerima latih membaca selama lima belas menit.
  3. Guru memotivasi akseptor ajar untuk gemar membaca.

B) Mengelola sudut baca.

Sudut baca ini ialah upaya mendekatkan akseptor asuh pada buku. Berikut ini salah satu alternatif yang mampu dijalankan untuk mengurus sudut baca.

  1. Wali kelas memandu peserta latih untuk menciptakan sudut baca.
  2. Setiap akseptor asuh menyumbang satu buku untuk sudut baca.
  3. Ada akseptor asuh yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
  4. Peserta latih wajib meminjam buku untuk dibaca.

C) Satu Peserta Didik Satu Buku Sastra (1 tahun sekali).

Program ini bertujuan untuk memperbesar jumlah koleksi buku sastra di perpustakaan sekolah.

  1. Peserta ajar diminta menjinjing satu buku sastra.
  2. Peserta ajar membaca buku yang dimiliki.
  3. Setelah dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan sekolah.
  4. Peserta asuh mampu meminjam buku sastra lainnya di sekolah.
  5. Sekolah mempunyai koleksi buku sastra lebih banyak.

D) Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

Kegiatan ini bermaksud mempergunakan perpustakaan untuk menumbuhkan hobi membaca.

  1. Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan terhadap setiap guru mata pelajarancg.blogspot.com
  2. Sesuai dengan acara, setiap guru mata pelajaran membawa peserta latih satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.

E) Membacakan kisah.

Program ini bertujuan memotivasi peserta didik membaca lebih banyak lagi.

  1. Guru memilih buku/cerita yang berguna dan mempesona untuk dibacakan di depan akseptor bimbing.
  2. Guru membacakan kisah dengan mulut dan penghayatan yang tepat.
  3. Tanya jawab dengan peserta didik perihal kisah yang sudah dibacakan.
  4. Pada tahap selanjutnya, peserta latih secara bergiliran diminta membaca cerita menarik lain di hadapan sobat sekelas.
  5. Diadakan lomba membaca kisah bagi penerima bimbing setiap tahun.

2. Tahap Pengembangan

A. Mengelola sudut baca

Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca dalam tahap pengembangan.

  1. Wali kelas memandu penerima latih untuk membuat sudut baca.
  2. Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
  3. Ada peserta latih yang bertugas mengurus manajemen peminjaman buku.
  4. Peserta bimbing wajib meminjam buku untuk dibaca.
  5. Peserta latih membuat resume hasil bacaan.
  6. Peserta latih mengumpulkan hasil serume di loker khusus.
  7. Wali kelas menyelidiki resume di loker sebulan sekali.
  8. Peserta bimbing membuat peringatan hasil membaca, contohnya menceritakan hasil bacaan di kelas.

B. Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali).

Kegiatan ini membiasakan peserta bimbing gemar.

  1. membaca buku yang disukai,
  2. membuat resume,
  3. mengisi jurnal membaca,
  4. menceritakan isi buku.

C. Kuis Membaca Pagi

Program ini membiasakan akseptor didik dengan acara membaca pada pagi hari. Medianya berupa papan yang dilengkapi kotak-kotak kecil sebanyak jumlah mata pelajaran di sekolah. Kotak-kotak ini untuk menempatkan kertas-kertas kuis di tiap mata pelajaran. Berikut ini tutorial pelaksanaan Kuis Membaca Pagi.

  1. Tiap peserta asuh diminta untuk mencari teks (tidak lebih dari satu halaman) yang kemudian ditempel di kertas karton. Teks tersebut dilengkapi dengan soal yang dibuat oleh penerima asuh sendiri.
  2. Tiap peserta didik diberi aba-aba untuk menandai teks tersebut. Seluruh teks dari akseptor latih diposisikan di kotak yang telah disiapkan di kelas.
  3. Siapkan juga kartu pantau yang berisi wacana nomor urut, tanggal melaksanakan, identitas akseptor latih, kode teks dan soal yang dikerjakan!
  4. Sepakati hari untuk melaksanakan acara ini, misal tiap Senin dan Kamis!
  5. Pada hari yang telah disepakati, seluruh peserta bimbing memilih kartu soal dan teks sesuai urutan daftar hadir kelas. Kegiatan dilakukan pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Peserta latih mampu mengambil lebih dari 1 teks dan soal untuk dilaksanakan bila waktunya masih mungkin.
  6. Usai membaca teks dan melaksanakan soal, akseptor ajar mengisi kartu pantau.
  Puisi Bulan - Hari Untoro Dradjat

D. Duta Literasi

Duta literasi ialah peserta ajar terpilih yang bertugas untuk mengembangkan acara literasi di sekolah. Beberapa acara duta literasi dapat dijalankan, antara lain:

  1. Wali kelas menyelenggarakan seleksi duta literasi.
  2. Wali kelas menentukan tiga duta literasi.
  3. Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis.
  4. Duta literasi wajib menjadi pola membaca dan menulis.
  5. Duta literasi bertugas memotivasi akseptor didik yang lain supaya gemar membaca.
  6. Duta literasi bertugas mengurus sudut baca.
  7. Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas. Kartu Mandiri Kartu mampu berdiri diatas kaki sendiri berkhasiat untuk memonitor sasaran buku bacaan peserta bimbing.
  8. Kartu mampu berdiri diatas kaki sendiri berisi catatan buku yang telah dibaca peserta ajar.
  9. Peserta asuh bareng guru menentukan target sekurang-kurangnyabuku, contohnya untuk SMP sekurang-kurangnya100 buku.

F. Klub Pecinta Buku

Kegiatan ini bermaksud untuk membiasakan peserta ajar membaca buku gres dan membagi hasil bacaan pada sahabat. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan aneka macam cara, antara lain:

  1. membaca buku,
  2. menciptakan ringkasan/resensi buku,
  3. menceritakan isi buku,
  4. mendiskusikan isi buku.

G. Tantangan Membaca

Tantangan membaca tidak dilakukan pada tahap penyesuaian, tapi mampu dikerjakan sesudah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang akseptor didik untuk memajukan hobi membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah acara yang mampu dilakukan, antara lain:

  1. mendaftar acara tantangan membaca,
  2. memilih judul buku untuk tantangan membaca,
  3. meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus kata, (Pelajari: PENGERTIAN DAN CONTOH KATA BAKU, KATA TIDAK BAKU, DAN KATA SERAPAN)
  4. melaporkan planning daftar bacaan peserta latih dan hasil membacanya pada panitia,
  5. melakukan tantangan membaca,
  6. menunjukkan akta pada akseptor ajar yang sukses.

H. Penghargaan Membaca

Penghargaan ini bertujuan memajukan motivasi membaca penerima asuh. Kegiatan penghargaan membaca yang dapat dikerjakan antara lain:

  1. menentukan pembaca buku terbanyak dalam tiga bulan,
  2. menawarkan penghargaan dan hadiah buku pada waktu upacara sekolah.

I. Menyusun Portofolio Membaca

Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan membaca penerima bimbing. Portofolio hasil membaca dapat berupa dokumen bukti fisik. hasil membaca contohnya ringkasan buku-buku yang sudah dibaca atau jurnal membaca, laporan peran membaca akseptor latih, dan hasil membaca inovatif akseptor asuh. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Guru meminta semua produk hasil membaca penerima didik untuk dikumpulkan.
  2. Peserta asuh mempersiapkan bahan-materi untuk membuat portofolio (lembar kerja, folder, dan map dokumen).
  3. Peserta asuh menyusun portofolio berdasarkan bentuk dan isi produk.
  4. Tentukan isi portofolio (semua karya peserta asuh atau hasil laporan membaca).
  5. Bentuk portofolio meliputi identitas peserta didik, daftar isi protofolio atau garis besar portofolio dan kumpulan karya-karya.
  6. Setiap hari akseptor ajar mengerjakan portofolio (contohnya lima belas menit setiap sore).
  7. Portofolio yang telah disusun, kemudian disimpan atau digantung berjajar di kelas secara berurutan.
  8. Guru mengawasi dan menganggap portofolio yang sudah disusun peserta didik.

J. Membaca Berhadiah Buku

Pemberian buku sebagai hadiah dikerjakan untuk lebih mendorong akseptor latih gemar membaca. Program ini dapat dijalankan dengan langkah-langkah berikut :

  1. Guru melakukan pekerjaan sama dengan pengurus perpustakaan sekolah untuk menyediakan catatan kunjungan peserta latih ke perpustakaan.
  2. Guru menyosialisasikan kepada seluruh akseptor asuh ihwal acara Pembaca Terbaik yang akan dilakukan setiap bulan.
  3. Peserta asuh akan berkompetisi membaca di perpustakaan sebanyak-banyaknya setiap dikala. Kunjungan akseptor didik ke perpustakaan sekolah dapat dikerjakan ketika jam istirahat atau waktu senggang.
  4. Setiap bulan, guru akan menentukan pembaca terbaik di sekolah lalu diberi hadiah buku dan tercatat di papan Pembaca Terbaik Bulan Ini.
  5. Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi kunjungan penerima latih ke perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, dan jenis buku-buku yang dibaca serta dipinjam akseptor bimbing.
  6. Jika telah berjalan satu tahun, guru atau sekolah akan menentukan pembaca terbaik selama satu tahun.
  7. Pemilihan Pembaca Terbaik mampu dijalankan pada setiap jenjang.
  Puisi Pagiku Menyapa Rindu Bergejolak

K. Pos Baca

Pos Baca sekolah merupakan daerah bacaan dan membaca di area sekolah yang lebih luas, mirip lorong-lorong sekolah, taman sekolah, kantin, dan sebagainya. Bahan yang dipajang di Pos Baca dapat lebih beraneka ragam dan seluruh warga sekolah baik penerima ajar, guru, kepala sekolah mampu berpartisipasi memberikan karyanya melalui Pos Baca tersebut. Berikut cara yang dapat ditempuh untuk menyebarkan Pos Baca yaitu.

  1. Guru dan penerima latih membuat pos baca di sekolah.
  2. Guru menunjukkan tugas kepada setiap kelas untuk secara bergiliran menyediakan dan mengganti materi-materi bacaan pada pos baca secara rutin.
  3. Pada tahap awal perlu dikondisikan oleh guru atau kepala sekolah untuk membaca dan memberikan laporan hasil bacaan pada Pos Baca.
  4. Peserta ajar diminta membaca buku di Pos Baca dan memajang karyanya di Pos Baca.

3. Tahap Pembelajaran

A. Membaca Buku Cerita (satu jam, sepekan sekali).

Kegiatan ini membiasakan peserta ajar untuk membaca sastra. Kegiatan membaca buku kisah mampu dijalankan dengan aneka macam cara, antara lain sebagai berikut :

  1. membaca buku dongeng,
  2. menciptakan ringkasan isi kisah,
  3. membuat bahan presentasi,
  4. menceritakan kembali pada sahabat atau kalangan.

B. Mading Kelas (terbit sepekan sekali).

Kegiatan ini membiasakan akseptor ajar untuk menulis, mempublikasi, dan membaca karya secara berkala. Berikut ini beberapa kegiatan dalam majalah dinding (mading) kelas, antara lain selaku berikut :

  1. membuat mading kelas,
  2. menulis info,
  3. menerbitkan isu di mading.

C. Diorama Cerita

Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan dalam diorama kisah, antara lain:

  1. akseptor ajar berkelompok 2–3 peserta ajar,
  2. membaca buku dongeng,
  3. mendiskusikannya dalam golongan,
  4. menciptakan diorama cerita,
  5. peserta latih bercerita di depan sobat dengan derma diorama cerita. (Pelajari: PENGERTIAN CERITA FIKSI, CONTOH & JENIS CERITA FIKSI)

D. Piramida Cerita

Kegiatan ini membiasakan akseptor latih untuk membaca sastra. Berikut ini contoh kegiatan dalam piramida cerita yang dapat dilaksanakan oleh peserta ajar, antara lain:

  1. berkelompok 2–3 akseptor ajar;
  2. membaca buku dongeng bersama;
  3. diskusi memilih bab-bab penting dongeng;
  4. mengambar piramida di kertas;
  5. menulis bab permulaan, inti, dan selesai kisah di tiga segi piramida;
  6. peserta latih bercerita di depan sahabat dengan bantuan piramida.

E. Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

Kegiatan ini sudah dikenalkan pada tahap penyesuaian. Dalam tahap pembelajaran, ada suplemen langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini alternatif langkah yang dapat dikerjakan adalah.

  1. Pengelola perpustakaan menunjukkan agenda kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajarancg.blogspot.com
  2. Sesuai dengan acara, setiap guru mata pelajaran membawa penerima ajar satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
  3. Guru menunjukkan peran untuk membaca buku yang berkaitan topik pembelajaran, menciptakan resume, dan berdiskusi.

F. Klub Literasi

Peserta latih yang tergabung dalam klub ini melaksanakan banyak sekali aktivitas literasi, di antaranya selaku berikut yakni.

  1. bedah buku,
  2. pembinaan menulis,
  3. ekspo buku,
  4. lomba membaca,
  5. seminar literasi,
  6. lokalatih literasi, dll.

INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH

(Tiga Tahapan Pelaksanaan GLS di Sekolah Untuk Membangun dan Mengembangkan Budaya Literasi Sekolah)

Nama sekolah
Alamat
Alamat Web/blog
Telepon
Surel (email) Sekolah
HP kontak person dan surel
  [Puisi] Antara Hujan Dan Perpisahan - Oleh N. Asrul

Berilah tanda cek (V) pada kolom “telah” atau “belum” sesuai dengan keadaan di sekolah Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan tentang “masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan).

NO
INDIKATOR
SUDAH
BELUM
MASALAH
(JIKA BELUM)
1
Ada acara 15 menit membaca yang dikerjakan setiap hari (di permulaan, tengah, atau menjelang tamat pelajarancg).
2
Kegiatan 15 menit membaca sudah berjalan minimal satu semester.
3
Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama acara berjalan.
4
Kepala sekolahdan tenaga kependidikan menjadi versi dalam aktivitas 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.
5
Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim sejenis yang dibentuk oleh kepala sekolah.
6
Ada materi kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
7
Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas, koridor, dan area lain di sekolah.
8
Ada poster-poster kampanye membaca untuk memperluas pemahaman dan tekad warga sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
9
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.
10
Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku bacaan (buku nonpelajaran: fiksi dan nonfiksi) yang dibutuhkan akseptor ajar untuk memperluas pengetahuannya dalam pelajaran tertentu.
11
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadilingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang adaptasi hidup higienis, sehat, dan indah.
12
Peserta asuh memiliki jurnal membaca harian (menuliskan judul bacaan dan halaman)
13
Peserta latih memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal respon membaca.
14
Peserta asuh mempunyai portofolio yang berisi kumpulan jurnal tanggapanmembaca (untuk Sekolah Menengah Pertama minimal dua belas buku nonpelajaran)
15
Jurnal respon peserta latih dari hasil membaca buku bacaan dan/atau buku pelajaran dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah
16
Ada banyak sekali kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit membaca) dalam bentuk menciptakan respon secara verbal maupun tulisan (bab dari penilaian nonakademik)
17
Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari 15 menit membaca) dalam bentuk menciptakan tanggapansecara verbal maupun tulisan dalam pembelajaran (bagian dari evaluasi akademik yang terintegrasi dalam nilai mata pelajaran)
18
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah
19
Ada penghargaan terhadap pencapaian akseptor latih dalam kegiatan literasi secara terpola
20
Ada acara akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, contohnya:   rekreasi ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah
21
Ada acara peringatan hari-hari tertentu yang bernuansa literasi
22
Ada unjuk karya (hasil dari kesanggupan berpikir kritis dan  kreativitas berkomunikasi secara mulut, goresan pena, visual, atau digital) dalam peringatan hari-hari tertentu yang bertema literasi
23
Peserta latih memakai lingkungan fisik, sosial,  afektif, dan akademik disertai bermacam-macam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi–di luar buku teks pelajaran–untuk memperkaya wawasan dalam mata pelajaran
24
Ada pengembangan banyak sekali taktik membaca (dalam kegiatan membaca 15 menit dan/atau dalam pembelajaran)
25
Guru melakukan “strategi literasi dalam pembelajaran” dalam semua mata pelajaran
26
Sekolah melibatkan publik (orangtua, alumni, dan komponen masyarakat) untuk membuatkan kegiatan literasi sekolah.
27
Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk pengembangan acara literasi sekolah dan pengembangan profesional warga sekolah perihal literasi. 

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARPRAS

No
RINCIAN
JUMLAH ORANG
JUMLAH JUDUL
JUMLAH EKSEMPLAR/BUAH
1
Siswa
***
***
2
Guru (tergolong kepala sekolah)
3
Karyawan
4
Buku teks pelajaran
***
5
Buku tutorial pendidik
6
Buku pengayaan
a.      Fiksi
b.      Nonfiksi
7
Buku tumpuan
8
Sumber berguru lain
9
Langganan media online (majalah, jurnal, dll.)
10
Jumlah komputer
***
11
Jumlah komputer yang terhubung internet

Pelajari:

Catatan pelajarancg.blogspot.com:

  1. Yang bertugas selaku tenaga perpustakaan adalah …
  2. Hotspot: ada/tidak ada (coret salah satu)
  3. Catatan lain: …

Lampiran Gambar/foto/video keadaan dan aktivitas berliterasi ….