Hidrolisis Garam – Pengantar
Ketika sebuah asam bereaksi dgn suatu basa maka akan dihasilkan senyawa ionik yg disebut garam. Larutan garam mampu bersifat netral, asam, ataupun basa. Hal ini dikarenakan terjadinya hidrolisis garam, yaitu reaksi dr sebuah kation atau suatu anion, ataupun keduanya, dgn air menciptakan ion H+(aq) atau OH−(aq).
Secara biasa , larutan garam yg dihasilkan dr reaksi asam kuat dgn basa kuat bersifat netral, larutan garam yg dihasilkan dr reaksi asam kuat dgn basa lemah bersifat asam, & larutan garam yg dihasilkan dr reaksi asam lemah dgn basa besar lengan berkuasa bersifat basa.
Daftar Isi
Garam dr asam berpengaruh & basa besar lengan berkuasa
Garam seperti NaCl yg dapat terbentuk dr reaksi basa berpengaruh (NaOH) & asam besar lengan berkuasa (HCl) tak dapat terhidrolisis sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl− merupakan basa konjugasi yg sungguh lemah sebab berasal dr asam kuat sehingga condong tak dapat mempesona proton. Kation Na+ tak terhidrolisis, sebagaimana di dlm air Na+ cuma akan terhidrasi (dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). Oleh sebab densitas muatannya yg rendah, kesanggupan kation Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas proton mampu diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tak mensugesti keasaman larutan.
- Anion-anion basa konjugasi dr asam kuat yg tak terhidrolisis, antara lain Cl−, Br−, I−, NO3−, & ClO4−.
- Kation-kation dr basa besar lengan berkuasa yg tak terhidrolisis, antara lain kation-kation logam golongan IA & IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+), kecuali Be2+.
Jadi, larutan garam dr asam besar lengan berkuasa & basa berpengaruh umumnya tak mengganti perbandingan fokus H+ & OH− dlm air. Oleh karena itu, larutannya bersifat netral (pH = 7).
Garam dr asam berpengaruh & basa lemah
Garam mirip NH4Cl yg dapat terbentuk dr reaksi asam berpengaruh (HCl) & basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation yg berasal dr basa lemah sehingga larutannya bersifat asam. Anion Cl− tak terhidrolisis alasannya adalah merupakan basa konjugasi yg sangat lemah. Kation NH4+ mampu terhidrolisis karena ialah asam konjugasi lemah yg berasal dr basa lemah sehingga mampu mendonorkan proton (H+) pada H2O & membentuk ion hidronium (H3O+).
Kation-kation yg mampu terhidrolisis meliputi:
- kation asam konjugasi dr basa lemah, mirip NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, & C5H5NH+;
- kation logam dgn densitas muatan tinggi, mirip Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, & Ni2+.
Jika kation yg terhidrolisis dimisalkan sebagai BH+, maka reaksi hidrolisisnya mampu ditulis selaku berikut.
BH+(aq) + H2O(l) ⇌ B(aq) + H3O+(aq)
Reaksi ini dapat pula ditulis dlm bentuk yg lebih sederhana mirip berikut.
BH+(aq) ⇌ B(aq) + H+(aq)
Dengan asumsi jumlah kation BH+ yg terhidrolisis relatif kecil ([BH+]setimbang ≈ [BH+]awal = Mb), sebagaimana kation terhidrolisis merupakan asam konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang:
Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dgn nilai tetapan ionisasi basa lemah B (Kb) & nilai tetapan autoionisasi air (Kw), yakni:
dengan Mb = molaritas komponen kation garam yg terhidrolisis.
Oleh sebab itu, larutan garam dr asam kuat & basa lemah akan memajukan konsentrasi H+ (H3O+) dlm air sehingga larutannya bersifat asam (pH < 7).
Garam dr asam lemah & basa kuat
Garam mirip KCN yg mampu terbentuk dr reaksi asam lemah (HCN) & basa kuat (KOH) akan mengalami hidrolisis anion yg berasal dr asam lemah sehingga larutannya bersifat basa. Kation K+ tak terhidrolisis & pula kation K+ yg terhidrasi memiliki densitas muatan yg rendah sehingga condong tak mensugesti keasaman larutan. Anion CN− mampu terhidrolisis alasannya ialah basa konjugasi lemah yg berasal dr asam lemah sehingga dapat menarik proton (H+) dr H2O & membentuk ion hidroksida (OH−).
Anion-anion basa konjugasi dr asam lemah yg mampu terhidrolisis menghasilkan ion OH−, antara lain:
CN−, NO2−, F−, PO43−, CO32−, S2−, HS−, ClO−, C2O42−, HCOO−, CH3COO−, & C6H5COO−.
Jika anion yg terhidrolisis dimisalkan sebagai A−, maka reaksi hidrolisisnya dapat ditulis selaku berikut.
A−(aq) + H2O(l) ⇌ HA(aq) + OH−(aq)
Dengan asumsi jumlah anion A− yg terhidrolisis relatif kecil ([A−]setimbang ≈ [A−]permulaan = Ma), sebagaimana anion terhidrolisis ialah basa konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang:
Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dgn nilai tetapan ionisasi asam lemah HA (Ka) & nilai tetapan autoionisasi air (Kw), yaitu:
dengan Ma = molaritas komponen anion garam yg terhidrolisis.
Oleh sebab itu, larutan garam dr asam lemah & basa besar lengan berkuasa akan meningkatkan fokus OH− dlm air sehingga larutannya bersifat basa (pH > 7).
Garam dr asam lemah & basa lemah
Garam seperti CH3COONH4 yg mampu terbentuk dr reaksi asam lemah (CH3COOH) & basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation & anionnya. pH larutan garam demikian bergantung pada kekuatan asam relatif dr kation & kekuatan basa relatif dr anion. Kekuatan relatif dr anion & kation dapat diputuskan dr kekuatan relatif asam lemah & basa lemah yg berhubungan. Dengan demikian, terdapat tiga kemungkinan keadaan keasaman larutan garam yg terbentuk dgn parameter seperti berikut.
pH larutan garam dr asam lemah & basa lemah cuma dapat diperkirakan memakai rumus berikut dgn asumsi jumlah garam yg terhidrolisis relatif sangat kecil.
Contoh Soal Hidrolisis Garam & Pembahasan
Tentukan pH larutan garam berikut dlm air:
a. NaOCl 0,3 M
b. C6H5NH3Cl 0,2 M
c. NH4F 0,1 M
Ka(HOCl) = 2,9 × 10−8; Ka(HF) = 6,6 × 10−4; Kb(C6H5NH2) = 7,4 × 10−10; Kb(NH3) = 1,8 × 10−5
Jawab:
a. Garam NaOCl tergolong garam dr asam lemah (HOCl) & basa berpengaruh (NaOH), sehingga kation Na+ tak terhidrolisis sedangkan anion OCl− akan terhidrolisis menghasilkan larutan bersifat basa (pH > 7).
b. Garam C6H5NH3Cl tergolong garam dr asam besar lengan berkuasa (HCl) & basa lemah (C6H5NH2), sehingga anion Cl− tak terhidrolisis sedangkan kation C6H5NH3+ akan terhidrolisis menciptakan larutan bersifat asam (pH < 7).
c. Garam NH4F tergolong garam dr asam lemah (HF) & basa lemah (NH3), sehingga kation NH4+ & anion F− keduanya terhidrolisis. Oleh alasannya adalah Ka(HF) (6,6 × 10−4) > Kb(NH3) (1,8 × 10−5), larutan garam akan bersifat asam (pH < 7).
Hidrolisis Garam – Referensi
Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk Sekolah Menengan Atas Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia Sekolah Menengan Atas Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Artikel: Hidrolisis Garam
Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.
Alumni Kimia FMIPA UI
Materi Wargamasyarakat.org yang lain: