Pengertian Macam Jenis Citra Foto dan Citra Nonfoto – Foto mampu dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau gambaran udara dan gambaran nonfoto (nonphotograpyc image).
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan memakai sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar pertimbangan, ialah sebagai berikut.
1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas menjadi lima jenis, adalah sebagai berikut.
a) Foto ultraviolet, yakni foto yang dibentuk dengan memakai spektrum ultraviolet akrab dengan panjang gelombang 0,29 mikro meter. Cirinya tidak banyak gosip yang mampu diperoleh, tetapi untuk beberapa objek dari gambaran ini gampang pengenalannya alasannya daya kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk men deteksi beberapa fenomena, seperti tumpahan minyak di air laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, dan jaringan jalan aspal.
b) Foto ortokromatik, adalah foto yang dibuat meng gunakan spectrum- tampak, mulai warna biru hingga sebagian hijau (0,4–0,56 mikrometer). Objek akan tampak lebih terang sehingga citra ini berkhasiat untuk studi pantai mengingat filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air sampai kedalaman kurang lebih 20 meter.
c) Foto pankromatik, ialah foto yang memakai seluruh spectrum terlihat mata mulai warna merah hingga ungu. Daya peka film nyaris sama dengan kepekaan mata manusia. Foto ini sesuai untuk mendeteksi fenomena pencemaran air, banjir, dan penyebaran potensi air tanah.
d) Foto inframerah orisinil (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan memakai spektrum inframerah bersahabat (0,9–1,2 mikrometer) yang dibentuk secara khusus. Karak teristik citra ini yakni dapat meraih bagian dalam daun sehingga rona pada gambaran inframerah tidak diputuskan warna daun namun oleh sifat jaringannya. Foto ini sesuai untuk mendeteksi ber bagai jenis tanaman dengan segala jenis kondisinya.
e) Foto inframerah adaptasi, yaitu foto yang dibentuk dengan infra merah bersahabat dan sebagian spektrum terlihat pada warna merah dan sebagian warna hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap dengan menggunakan film inframerah bahu-membahu sehingga dapat dibedakan dengan air. Foto ini cocok untuk survei vegetasi alasannya daun hijau tergambar dengan kontras.
2) Sumbu Kamera
Sumbu kamera mampu dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yakni sebagai berikut.
a) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yakni foto yang dibentuk dengan sumbu kamera tegak lurus kepada permukaan bumi.
b) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), adalah foto yang dibentuk dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini lazimnya sebesar 100 atau lebih besar. Namun, jikalau sudut kemiringannya masih berkisar antara 1–40, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai citra tegak.
Sebelumnya bahan perihal Cara Menentukan Skala Citra Udara ini mungkin dapat membantu.
Citra condong dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu selaku berikut.
(1) Foto agak cenderung (low oblique photograph), ialah jikalau cakra wala tidak tergambar pada citra.
(2) Foto sangat cenderung (high oblique photograph), yakni jikalau pada foto terlihat cakrawalanya.
3) Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan sudut liputan kameranya, gambaran foto dibedakan atas empat jenis. Perhatikan Tabel 2.4 berikut ini.
Berdasarkan jenis kamera yang digunakannya, gambaran udara mampu di beda kan ke dalam dua jenis, adalah sebagai berikut.
a) Foto tunggal, yakni foto yang dibentuk dengan kamera tunggal. Tiap tempat liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar gambaran.
b) Foto jamak, yakni beberapa foto yang dibentuk pada ketika yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang serupa. Proses pengerjaan nya mampu dilakukan melalui tiga cara, yakni sebagai berikut.
(1) Multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarah kan ke satu sasaran.
(2) Kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.
(3) Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
Foto jamak masih dibedakan menjadi dua jenis, ialah sebagai berikut.
(1) Foto multispektral, yaitu beberapa gambaran untuk daerah yang serupa dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa, setiap lensa memakai terusan (grup musik) yang berlainan, yakni biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan.
(2) Foto dengan kamera ganda, ialah pemotretan di sebuah daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya, pankromatik dan infra merah.
4) Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakannya, gambaran udara dapat dibeda kan ke dalam dua jenis, adalah sebagai berikut.
a) Foto berwarna semu (false colour) atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna citra. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, terlihat merah pada foto.
b) Foto warna asli (true color), yakni foto pankromatik berwarna.
5) Sistem Wahana
Berdasarkan jenis wahana atau media yang digunakannya, citra udara dapat dibedakan ke dalam dua jenis, ialah selaku berikut.
a) Foto udara, adalah foto yang dibentuk dengan cara memakai media pesawat atau balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital, yaitu citra yang dibuat dengan meng gunakan media atau wahana satelit.
b. Citra Nonfoto
Citra nonfoto ialah citra objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto dibedakan atas spectrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang dipakai, dan berdasarkan wahana yang digunakan.
1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam proses penginderaan jauh, gambaran nonfoto mampu dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu selaku berikut.
a) Citra inframerah termal, yakni citra yang dibentuk dengan spectrum inframerah termal. Penginderaan pada spektrum ini didasarkan atas perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada suatu gambaran yang tercermin dari perbedaan rona atau warnanya.
b) Citra radar dan gambaran gelombang mikro, adalah gambaran yang dibuat dengan memakai spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan metode aktif, yakni dengan sumber di luar tenaga matahari (produksi). Adapun citra gelombang mikro dihasilkan dengan metode pasif, ialah dengan menggunakan sumber tenaga alamiah (matahari).
2) Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakannya, gambaran nonfoto dapat dibedakan ke dalam dua jenis, ialah sebagai berikut.
a) Citra tunggal, ialah citra yang dibuat dengan sensor tunggal yang salurannya lebar.
b) Citra multispektral, ialah citra yang dibuat dengan sensor jamak, namun salurannya sempit. Citra multispektral masih dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra RBV (Return Beam Vidicon), adalah gambaran yang memakai sensor kamera dan karenanya tidak dalam bentuk gambaran karena detektornya bukan film dan prosesnya noncitragrafik.
(2) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), ialah citra yang menggunakan sensornya dapat berupa spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini mampu dibuat dari pesawat udara.
3) Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakannya, citra nonfoto dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.
a) Citra Dirgantara (Airbone Image), adalah citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh citra inframerah termal, gambaran radar, dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang dipakai.
b) Citra Satelit (Satellite Image), yaitu gambaran yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi berdasarkan penggunaannya, ialah sebagai berikut.
(1) Citra satelit untuk penginderaan planet. Misalnya, gambaran satelit Viking (Amerika Serikat) dan Citra Satelit Venera (Rusia).
(2) Citra Satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya, NOAA (Amerika Serikat), dan Citra Meteor (Rusia).
(3) Citra Satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya, Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Prancis).
d) Citra Satelit untuk penginderaan laut. Misalnya, Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).
Sekian bahan tentang Citra Foto dan Citra Nonfoto dari , biar berfaedah.