Filsafat Pancasila Selaku Objek Kajian Ilmu

Bangsa Indonesia dikenalkan dengan suatu ideologi negara yaitu “Pancasila”. Sejak dahulu para founding father telah merumuskan kerangka sebagai alat untuk mempersatukan warga negara dengan pemahaman yang fundamental perihal hakikat bernegara. Mata kuliah biasa di aneka macam universitas atau perguruan tinggi baik negeri maupun swasta pada permulaan aktivitas pembelajaran biasanya membicarakan perihal Pancasila selaku objek kajian filsafat Indonesia, sebagai upaya supaya tidak ada perbedaan pengertian dalam berfilsafat.

Manfaat lain mengetahui Pancasila selaku filsafat negara ialah semoga terbentuk warga negara yang bernegara bermental patriot. Semoga goresan pena pada makalah artikel ini mampu menjadi referensi ilmu dalam memahami arti negara untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai nilai yang bersifat sistematis fundamental dan menyeluruh. Konsekuensinya kelima sila bukan terpisah pisah dan mempunyai makna sendiri sendiri, melainkan memiliki essensi serta makna yang utuh.

Pendapat tokoh ihwal Pancasila selaku filsafat Indonesia
Kajian filsafat aturan nilai nilai pancasila selaku dasar filsafat Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber aturan dalam Negara Indonesia. Sekalipun aktual bobot dan latar belakang yang bersifat politis, Pancasila sudah dinyatakan dalam GBHN 1983 sebagai “ satu satunya azas “ dalam hidup penduduk dan bernegara.

Menurut usulan Hardono Hadi, bila Pancasila menjadi objek kajian filsafat maka harus ditegaskan terlebih dahulu apakah dalam filsafat pancasila itu dibicarakan filsafat perihal Pancasila (yaitu hakikat Pancasila) atau filsafat yang terdapat dalam Pancasila mengenai hal ini evidensi atau syarat yang dapat diragukan perihal pancasila terdapat naskah pembukaan UUd 1945 dan dalam kata “Bhineka tunggal ika” dalam lambing Negara republic Indonesia.Dalam naskah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu, pancasila menjadi “ Defining characteristics”= pernyataan jati diri bangsa = cita cita atau tantangan yang ingin diwujudkan = hakekat terdalam dari bangsa Indonesia. Dalam jati diri atau unsur kepribadian, komponen keunikan dan identitas diri. Namun dengan menyebabkan pancasila, jati diri bangsa dengan tidak sendirinya jelas apakah nilai nilai yang termuat didalamnya telah terumus jelas dan terpilah-pilah.

  45+ Butir-Butir Pancasila Selaku Fatwa Pengamalan Pancasila

Sesunngguhnya dalam kata “Bhineka tunggal ika” terdapat kode utama untuk mendapatkan info wacana arti Pancasila, kunci bagi kegiatan merumuskan muatan filsafat yang terdapat dalam pancasila. Dalam konteks itu dapatlah diidentifikasikan mana yang bernilai universal yang bersifat setempat = ciri khas bangsa Indonesia.

Driakara menyumbangkan suatu kajian atas Pancasila dalam kaca mata filsafat ihwal manusia menurut pedoman eksistensialisme. Menurut Driarkara, eksistensi insan selalu bersifat “ada” bersama manusia yang lain. Oleh karna itu rumusan filsafat dari pancasila adalah sebagai berikut: “ Aku insan mengakui bahwa adaku itu ialah ada – bersama – dalam – ikatan – cinta kasih (liebendes miteinadersein) dengan sesamaku. Perwujudan perilaku cinta kasih dengan sesame insan itu disebut “Prikemanusiaan yang adil dan beradap”.

Prikemanusiaan itu harus dilakukan dalam bantu-membantu membuat, memiliki dan menggunakan barang barang yang berguna selaku syarat-syarat, alat-alat dan peralatan hidup. Penjelmaan dari perikemanusiaan itu disebut “ Keadilan sosial”. Perikemanusiaan itu mesti dilakukan juga dalam penduduk . Memasyarakatkan bermakna menyelenggarakan kesatuan karya itu betul betul ialah pelaksanaan dari prikemanusiaan, setiap anggota harus dihormati yang diterima selaku langsung yang serupa haknya. Itulah demokrasi = “ kerakyatan yang dipimpim…”. Perikemanusiaan itu mesti juga dilakukan dalam relasi warga negara dengan sesamnya di banyak sekali kondisi perjalanan, keadaan daerah, keturunan, kebudayaan dan etika istiadat, telah mengakibatkan insan konkrit dalam perasaan, semangat dan cara berfikir. Itulah sila kebangsaan atau” Persatuan Indonesia “.

Meyakini bahwa ada saya itu ada -bareng , serba-tersokong, serba tergantung. Adaku tidak tepat, tidak atas kekuatanku sendiri. Adaku bukan sumber dari adaku. Yang menjadi sember adaku hanyalah ada – yang – mutlak, Sang Maha Ada, Alloh SWT (Dzat) yang Maha Sempurna, Tuhan yang maha esa. Itulah dasar dari sila pertama:” Ketuhanan yang maha esa”.

  Uu No. 12 Tahun 2011 Ihwal Tata Urutan Perundang-Ajakan

Pancasila secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis
Kesatuan sila sila pancasila yang bersifat organis pada hakekatnya secara filosofis bersumber pada hakekat dasar ontologis manusia selaku penunjang dari inti yaitu hakikat manusia monopluralis yang mempunyai bagian unsure susunan kodrat jasmani rohani. Sifat kodrat individu mahluk social dan kedudukan kodrat sebagai pribadi bangun sendiri-mahluk tuhan yang maha esa.

Susunan pancasila ialah hierarkis dan berbentuk pyramidal.pengertian matematis pyramidal dipakai untuk menggambarkan korelasi hierarki sila sila pancasila dalam urutan urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kwalitas). Secara ontologism hakekat sila sila pancasila mendasarkan pada landasan sila sila pancasila yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat dan adil ( Notonegoro,1975:49).

Hakikat inti sila-sila Pancasila 
Sila pertama ketuhanan yaitu sifat sifat dan kondisi Negara harus sesuai dengan hakekat dewa, Sila kedua kemanusiaan yakni sifat sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakekat manusia, Sila ketiga persatuan yakni sifat sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan dengan hakekat satu, Sila keempat kerakyatan sifat sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakekat rakyat, Sila kelima keadilan yaitu sifat sifat dan keadaan Negara yang mesti sesuai dengan hakekat adil (Notonegoro,1975:50).

Kesatuan sila-sila pancasila yang beragam tunggal hierarkhis piramida yang memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila sila terkandung nilai keempat sila lainnya.

Pancasila selaku suatu metode filsafat
Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya yaitu manusia yang disebut juga selaku dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila sila pancasila adalah insan. Sebagai sebuah system filsafat landasan sila sila pancasila itu dalam hal isinya menunjukkan sebuah hakikat makna yang bertingkat (Notonegoro,tampa tahun: 7).

  Asas Ius Soli dan Ius Sanguinis

Tercatat ada pula sejumlah naskah ihwal pancasila dalam perspektif suatu agama alasannya selain bagian komponen local (“milik dan cirri khas bangsa Indonesia”) diakui adanya komponen komponen universal yang umumnya diklaim ada dalam setiap agama. Namun rasanya lebih sempurna untuk menyaksikan pancasila selaku objek kajian polotik, yang berbicara perihal kehidupan bareng manusia berdasarkan pertimbangan epistimologis yang bertolak dari urutan urutan pengertian (“Ordo Cognoscendi”), bukan bertolak dari urutan urutan logis (“ Ordo essendi”) yang menempatkan allah sebagai prioritas utama, filsafat sudah bermetamorfosis menjadi idiologi (Abdul gani,1986) tiga unsur pokok agar mampu menarik loyalitas dari pendukungnya ialah :

  1. Logos adalah rasionalitas / akal sehat
  2. Pathos ialah penghayatannya
  3. Ethos ialah kesusilaannya (Wibisono,1996:3)

Pancasila sebagai sebuah ideology bersumber pada nilai nilai dasarnya ialah filsafat pancasila ( Soerianto, 1991:36). Terdapat tiga persoalan yang mendasar pada epistimologi yaitu: Pertama perihal sumber pengetahuan insan, kedua perihal teori kebenaran wawasan manusia, ketiga ihwal watak wawasan manusia ( Titus,1984:30)

Sila sila selaku sebuah system filsafat juga mempunyai satu kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan sebuah kesatuan. Menurut tinggi rendahnya nilai mampu digolongkan menjadi empat tingkatan:

  1. Nilai nilai kenikmatan
  2. Nilai niai kehidupan
  3. Nilai nilai kejiwaan
  4. nilai nilai kerohanian

Nilai nilai itu utamanya terdiri dari nilai nilai pribadi (Drialkara, 1978) sila pertama yakni ketuhanan yang maha esa selaku basisnya sampai dengan sila keadilan social selaku tujuannya (Dharmadiharja,1978).

Demikian makalah wacana Pancasila sebagai objek kajian filsafat negara Indonesia. Semoga berfaedah untuk acuan kuliah anda.