Contoh Makalah Seni Manajemen Penjualan Produk Lewat Media Periklanan

STRATEGI PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA PERIKLANAN
PENDAHULUAN 
Dunia Usaha di Indonesia berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan oleh beberapa kebijakan ekonomi yang diluncurkan Pemerintah semenjak tahun 1983 dalam bentuk deregulasi dan debirokrasi. Lebih lagi di periode global jual beli bebas AFTA di tahun 2003 dan APEC mulai tahun 2020 yang memberikan peluang produsen untuk menjual secara bebas. 
Adanya pasar bebas yang menyebabkan dunia perdagangan menjadikan persaingan penawaran khusus yang lebih seru, alasannya adalah banyaknya jenis produk yang disediakan. Berbagai jenis produk yang disediakan sungguh waspada dalam mengisi dicelah-celah bisnis lewat promosi. Mengatur taktik pemasaran melalui promosi antar produsen agar produknya meningkat dan jangkauan pasar lebih luas ialah jurus yang mesti dijalankan.
Persaingan antar produk di pasaran mendorong produsen gencar untuk berpromosi yang mampu menarik perhatian pelanggan. Promosi dapat dikerjakan melalui banyak sekali cara, antara lain; lewat promosi pemasaran, publisitas lazim, pemasaran langsung, dan periklanan. Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien sebab menggunakan ongkos rendah dan memiliki daya bujuk (persuasif) yang besar lengan berkuasa. Promosi lewat periklanan sangatlah efektif sebab mampu memperlihatkan isu yang terang terhadap produk pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam menyajikan produk sehingga dapat diyakini untuk menyanggupi keperluan pembeli. 
FUNGSI IKLAN DALAM PEMASARAN 
Iklan yang bermakna pesan yang memperlihatkan sebuah produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali.1995:9). Iklan merupakan sarana komunikasi kepada produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan ongkos pemrakarsa agar masyarakat terpesona untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4). Iklan ialah media informasi yang dibentuk sedemikian rupa semoga dapat menarik perhatian khalayak, orisinal, serta mempunyai karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para pelanggan atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu langkah-langkah sesuai dengan yang diharapkan pengiklan (Jefkins, 1997:18). 
Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan memastikan empat pokok batas-batas, adalah; 
  1. penyuguhan pemikiran kepada barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan menurut konsep produknya, 
  2. iklan ditujukan terhadap kalayak, ialah iklan mampu menjangkau penduduk golongan besar yang dipersempit menjadi golongan pasar, 
  3. iklan memiliki sponsor yang terang, yakni terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya, 
  4. iklan dikenai biaya penghidangan, ialah dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan. 
Fungsi iklan dalam penjualan yaitu memperkuat dorongan kebutuhan dan harapan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan sukses merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya mesti memenuhi tolok ukur AIDCDA ialah: 
  • Attention : mengandung pesona
  • Interest : mengandung perhatian dan minat 
  • Desire : memunculkan impian untuk menjajal atau memiliki 
  • Conviction : menimbulkan doktrin kepada produk 
  • Decision : menghasilkan kepuasan kepada produk 
  • Action : mengarah langkah-langkah untuk berbelanja
Berdasarkan konsep AIDCDA, penawaran khusus periklanan harus diperlukan pengetahuan yang cukup perihal acuan sikap, kebutuhan, dan SEGMEN PASAR. Konsep tersebut diperlukan pelanggan mampu melaksanakan pembelian berkelanjutan. Segala daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya berupaya menciptakan konsumen untuk menyantap, yang tidak memperdulikan status sosialnya. Cak Nun berpendapat;” iklan yaitu anak jadah kebudayaan”, adalah bagaimana cara mengolah kelemahan produk menjadi kelebihan itulah fungsinya sebagai ujung tombak pemasaran (Blank Magazine. 2002: 20). 
Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) lazimnya dibangun atas empat komponen, adalah: 
  1. Aspek perilaku, merupakan langkah-langkah-tindakan yang dibutuhkan pada calon pembeli, 
  2. Sikap yang diperlukan, yang menyangkut perilaku atau keutamaan produk, 
  3. Kesadaran, dalam membuatkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 
  4. Positioning, sasaran pelanggan. 
Beberapa tendapat tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian periklanan mampu ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi pelanggan, yaitu: 
  1. Media isu: Iklan ialah sebuah media gosip produk yang disampaikan kepada pelanggan. 
  2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan lewat iklan ditujukan terhadap pelanggan selaku penerima pesan. 
  3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang dipraktekkan pada iklan menyebabkan konsumen terbius masuk bulat konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan. 
  4. Reaksi Konsumen: Informasi yang terperinci melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk menyantap produk yang diinformasikan. 

Iklan ialah media komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar, dan keperluan masyarakat untuk mendapat tanggapan nyata menyantap produk untuk membantu tercapainya tujuan pemrakarsa, yakni keuntungan. Produsen selaku pemrakarsa merealisasikan iklan untuk mengkomunikasikan produknya ialah salah satu bentuk dalam taktik pemasaran. 

Maksud produsen terhadap performa produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain: 
  • Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk dengan lainnya. 
  • Mengkomunikasikan desain produk, yakni faedah dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis, atau nilai pasar target. 
  • Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang gres terhadap pasar target. 
  • Memberitahukan kawasan pemasaran atau pembelian untuk merangsang ditribusi yang lebih luas. 
  • Meningkatkan pemasaran yang mempunyai arti pula produk meningkat. 
  • Membangun gambaran produk dan menjaga kesanggupan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran 
  • Menghadapi dan menanggulangi persoalan saingan antar produk 
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN 
Komunikasi pemasaran merupakan sebuah obrolan yang berkelanjutan antara pembeli dan pedagang dalam sebuah segmen pasar (Delozier.1976:168). Hal ini menekankan isu ke dua arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran semoga berfungsi secara lebih efektif dan efisien (Nickles.1984:7). Kotler (1989:40-46) menjelaskan bahwa komunikasi penjualan merupakan proses pembuatan, bikinan, dan penyampaian pesanpesan lewat satu atau lebih jalan masuk terhadap kalangan khalayak target, yang dilakukan secara berkelanjutan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi penjualan suatu produk. Proses ini bersinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain) produk, distribusi, hingga ke acara penawaran spesial (lewat iklan, pemasaran langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kelompok pelanggan. 
Komunikasi pemasaran lewat aktivitas penawaran spesial periklanan ialah salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menerangkan produk yang di pasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar target yaitu adanya pengelompokan pasar/segmen selaku kawasan kandidat pembeli/pemakai. Pemilihan golongan pasar yang spesifik akan lebih gampang mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri atau huruf pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk membuat lebih mudah memasarkan produk. 
Segmen pasar menjadi pola dan tujuan utama dari produk yang ditawarkan lewat periklanan. Oleh alasannya itu dalam mendesain rancangan periklanan harus memahami dan mengenal apa yang terjadi di pasar sebagai kawasan pelemparan produk. Menurut Philip Kotler (1990: 164-174), segmentasi pasar yakni menyeleksi -milahkan sebuah pasar yang luas ke dalam golongan-kalangan menurut aspek geografi, demografi, psikologi, dan behavioristik. Segmen pasar berdasarkan faktor geografi Segmen pasar menurut aspek geografi ialah tujuan pasar dalam unit geografis yang berlawanan. 
Pada segmen ini, advertiser memutuskan dalam mendesain produk yang mengacu pada : 
  1. Beroperasinya produk ke dalam satu atau beberapa daerah geografis, Long Beach ditujukan kepada penduduk kawasan Asean, 
  2. Beroperasinya produk ke dalam semua daerah dengan memperhatikan kombinasi-kombinasi kebutuhan dan pilihan geografis, seperti Indomie rasa kedaerahan, ada rasa Rawon Surabaya, Sate Madura, Rendang Padang dan lain-lain. 
  Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi)
Jenis produk yang berdasarkan kewilayahan tersebut sering dikerjakan advertiser dalam membuat rancangan periklanan ke local genius. Perbedaan konsep teladan pada daerah tertentu dalam desain periklanan yang menunjukkan kekhasan kawasan tertentu, seperti seni dan budaya yang ada, merupakan pengutamaan informasi yang melekat pada produk. Sebagai pola kawasan Jawa Timur yang mengangkat seni Ludruk, Jawa Tengah mengangkat seni Wayang Purwa, Jawa Barat dengan seni jaipongannya, Bali yang diekpos tari Kecaknya dan daerah lain atau budaya yang ada di daerahnya untuk diangkat sebagai penunjang tampilnya suatu iklan. Seperti iklan Djie Sam Soe 234 kretek yang senantiasa mengangkat seni dan budaya sebagai pendukung misi “produk warisan para leluhur”

Segmen pasar berdasarkan faktor demografi 
Segmen pasar menurut faktor demografi ialah pembagian pasar ke dalam kalangan-kalangan variabel demografi (kependudukan). Pemilihan segmen pasar ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keinginan, penyeleksian, dan pemakaian pelanggan terhadap kalangan variabel tertentu. Pemilihan variabel pada segmen pasar ini ialah tingkat usia dan daur hidup, dan jenis kelamin. 
1. Tingkat usia dan daur hidup 
Produk yang didedikasikan konsumen senantiasa berganti seiring dengan kemajuan usia belum dewasa, akil balig cukup akal, dan sampaumur. Pengelompokkan ini bukan berdasarkan aspek usia melainkan faktor psikologis konsumen sebagai calon pembeli, golongannya. 
a. Golongan belum dewasa 
Masa pertumbuhan belum dewasa ialah periode pertumbuhan ke arah keremajaan, mirip kemajuan fisik, motorik, bicara, emosi, bermain, kreativitas, budbahasa, kepribadian, dan kemajuan yang lain. Berbagai kemajuan tersebut menggugah advertiser untuk menciptakan periklanan yang betul-betul terkonsep, berdasarkan segmen pasar, antara lain produk yang mengarah ke pendidikan, kelucuan (hiburan), dan khayalan menjiplak tokoh “satria”
  • Produk yasng mengarah pada segmen pendidikan anak antara lain iklan Pepsodent fersi “yuk bermain” dengan misinya “bagaimana cara merawat gigi yang sehat”, susu Bendera 123 yang mengumumkan perihal bagaimana ibu muda mendidik anaknya dalam berkomunikasi dan bermain. 
  • Iklan yang mengarah ke segmen hiburan atau permainan anak, antara lain boneka, mobil-mobilan, jenis kudapan belum dewasa yang ditunjang dengan kado didalamnya. 
  • Segmen bawah umur yang diarahkan pada khayalan atau menjiplak tokoh-tokoh “Super” mirip, iklan susu Bendera yang menampilkan tokoh “Kapten Bendera yang mengajak melayang ke Roma” selaku hadiah bagi belum dewasa yang mengkonsumsinya. 
b. Golongan akil balig cukup akal 
Masa sampaumur ini disebut sebagai abad penghubung atau abad peralihan antara era kanak-kanak ke kurun cukup umur. Pada masa ini terjadi pergantian-pergantian besar dan esensial mengenai kematangan psikologis dalam mendapatkan dirinya dan mencari nilai-nilai kebaikan, kecerdikan, keindahan, bahagia terhadap tokoh idola (populer), terpesona musuh jenis, dan lain-lain. 
  • Penginformasian produk lewat iklan yang mengarah ke segmen pasar sampaumur perempuan antara lain; iklan Lux “sabun keelokan bintang-pemain drama” yang diperuntukan bagi perempuan beridola bintang-pemain film, Sunsilk Ginseng “memiliki rambut panjang hitam yang menarik hati”, yang ditujukan pada perempuan penuh percaya diri terhadap rambutnya yang dapat menarik lawan jenisnya, begitu pula iklan produk Pon’s White Beauty yang membuat kaum laki-laki terpesona pada yang memakaianya 
  • Iklan produk yang mengarah ke segmen dewasa laki-laki agar lebih bersahabat pada perempuan, antara lain EXTRA JOSS selaku kekuatan otot lelaki yang menjadi dambaan perempuan. 
c. Golongan dewasa 
Segmen pasar yang diarahkan ke golongan orang remaja merupakan segmen yang luas kalau dibandingkan dengan kalangan bawah umur dan cukup umur. Hal ini mampu dikenali dari ciri-cirinya, seperti pemantapan letak kedudukan, orientasi tugas kebersamaan, korelasi sosial yang tinggi dan sebagainya. Segmen pasar yang mengarah pada pemantapan kedudukan (jabatan, ekonomi) merupakan produkproduk pribadi, mirip produk ramah lingkungan. Hubungan sosial dalam kehidupan orang remaja merupakan salah satu kerukunan hidup di penduduk . 
Hubungan bermasyarakat di antara tetangga mampu dilaksanakan dengan cara bertamu, membantu yang membutuhkan ataupun yang lain. Produk yang diarahkan ke segmen pasar ini antara lain kopi Torabika yang “siap disajikan ketika-waktu”. 
2. Jenis kelamin 
Segmen pasar jenis kelamin ialah pelemparan produk seni dan rancangan ke pasaran dengan memperhatikan peluang kebutuhan laki-laki, perempuan atau kedua-duanya. Pelemparan produk berdasarkan kalangan kelamin ini, dimana dalam memberitahukan melalui periklanan mesti mengamati sifat-sifat mereka dan barang apa yang dibutuhkan. Segmen ke arah wanita remaja yang lebih cenderung untuk menyaksikan sesuatu yang lemah lembut, bagus, dan harmonis, mirip produk jamu Hayping, sebagai “jamu pelangsing badan merupakan dambaan setiap wanita”. Segmen yang diarahkan pada laki-laki akil balig cukup akal yang memiliki sifat gagah. Pemberani, dan sarat yakin diri, mirip pada iklan kemeja Arrow. Segmen pasar berdasar faktor psikologi Segmen pasar menurut faktor psikologi ialah jangkauan pasar menurut unsur kejiwaan dalam diri manusia. 
Pada segmen pasar ini para pembeli dibagi ke dalam golongan yang berbeda-beda berdasarkan kelas sosial, pola hidup, dan ciri-ciri kepribadian. 
1. Kelas sosial 
Kelas sosial ialah golongan-kalangan yang relatif kekal dalam suatu penduduk yang tersusun secara hirarkis dan para anggota masyarakatnya mempunyai nilai, minat, dan tingkah laris yang sama. Merancang iklan dalam kelas sosial khusus dan memperbaiki citra produk biar lebih mempesona nikmat para kelas sosial tertentu. Produk yang ditujukan pada kelas sosial sangat melekat dengan status si pembeli (pelanggan). Seperti produk jamu yang dikemas kapsul, dengan impian supaya si pembeli lebih singkat menelannya dan kelihatan lebih modern (mirip obat). 
2. Gaya hidup 
Gaya hidup seseorang menawarkan pola hidup penduduk yang diperlihatkan dalam kegiatan. Gaya hidup seseorang merefleksikan keseluruhan pribadi orang tersebut dalam pergaulan dengan lingkungannya. Gaya hidup memperlihatkan sesuatu yang lebih dari pada sekedar golongan sosial atau pribadinya sendiri. Gaya hiduplah yang menggambarkan keseluruhan pola bertindak dalam acuan interaksi seseorang yang mempunyai ciri psikologis. Gaya hidup tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pendapatan ekonomi yang tinggi, melainkan suatu tanda-tanda yang timbul dari diri manusia untuk mencapai kepuasan batin kepada benturan tuntutan di penduduk . Misalnya, Hand Phone ialah alat komunikasi langsung, juga adanya kepuasan batin biar tidak dibilang ketinggalan jaman, begitu pula Mc. Donald’s yang mengangkat permintaan psikologis bagi yang membelinya. 
3. Kepribadian 
Kepribadian yang dimaksud adalah ciri-ciri psikologis seseorang yang menjadikan balasan secara relatif, konsisten terhadap lingkungannya. Kepribadian mampu berkhasiat untuk menganalisis tingkah laku pelanggan bila terdapat hubungan antara jenis kepribadian tertentu dengan produk. Sifat kepribadian, seperti lemah lembut, ceria, suka bergaul, ingin tampil beda dan sebagainya.
Segmen pasar berdasarkan faktor behavioristik Segmen pasar berdasarkan aspek behavioristik ialah jangkauan pasar yang mengarah pada sikap pelanggan dengan memperhatikan kelompok-kalangan tertetu berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan atau balasan kepada produk yang dijual. Dalam 
Segmen pasar ini terdiri dari faktor potensi , faedah yang dicari, status pemakai, dan tingkat pemakai. 
1. Kesempatan 
Para pembeli mampu membedakan menurut peluang dikala memperoleh gagasan berbelanja atau memakai produk. Penciptaan iklan berdasarkan peluang ini pastinya advertiser memandang dalam sisi fungsi tertentu. Produk-produk tersebut antara lain produk Energent yang “dikonsumsikan bagi orang yang tidak sempat sarapan pagi”. 
2. Manfaat yang dicari 
Bentuk segmen pasar yang berpengaruh adalah pembagian terstruktur mengenai pada konsumen berdasarkan perbedaan manfaat yang konsumen (penduduk ) cari dari produk yang dipasarkan. Konsumen mencari produk yang menawarkan manfaat-faedah tertentu bagi si pemakai. Produk yang dimaksud antara lain susu Anlene untuk “menolong menangkal osteoporosis”
3. Status pemakai 
Status pemakai ialah segmen penerapan produk berdasarkan pada kelompok tertentu, seperti non pembeli, eks pemakai, calon pemakai, pemakai pertama, dan pemakai tetap sebuah produk. Produk yang dipasarkan menurut segmen pasar ini ialah cara untuk menekankan kepercayan kepada produk, memperkenalkan produk atau mengingatkan produk yang telah usang ditinggalkan, seperti jasa asuransi. 
4. Tingkat pemakaian 
Tingkat pemakaian ialah bentuk segmen pasar menurut pengelompokan pemakai produk baik ringan, menengah, dan berat. Untuk menentukan pengelompokan segmen pasar ini semestinya dibuat presentasi berdasarkan tingkat ekonomi dan selera. Sebagai pola penduduk berekonomi tinggi dan memiliki selera yang tinggi akan membeli kendaraan beroda empat BMW atau Mercedes-Benz, begitu pula sabun colek OMO yang ditujukan masyarakat ekonomi rendah di era krisis. Berbagai macam segmen pasar tersebut di atas ialah teladan untuk melempar produk kepada penduduk (konsumen). 
Di samping itu yakni pengenalan kepada keadaan pasar secara menyeluruh, bagaimana mempergunakan peluang konsumen dan pemahaman kepada pengelompokan segmen pasar sesuai dengan produk yang hendak dipasarkan melalui periklanan. Anggapan Konsumen pada Iklan Perilaku pengerjaan keputusan pelanggan dapat didasarkan atas prinsip duduk perkara solving (pemenuhan kebutuhan), rasional (pertimbangan nalar sehat ihwal fungsi dan manfaatnya), atau hedonic benefits (usulanemosional / afektif, cita rasa, dan estetika). Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh aspek-aspek eksternal dan internal. 
Faktor eksternal meliputi lingkungan budaya, kelas sosial, dampak personal, keluarga dan situasi setempat. Sedangkan aspek internal meliputi sumber daya yang dimiliki setiap individu pelanggan (waktu, duit, perhatian, dll), motivasi dan keterlibatan diri, wawasan, perilaku, serta bagian-komponen psikografis, dan demografisnya (Engel.1990:45). Konsumen menganggap bahwa iklan selaku jendela info selaku paduan dalam memilih produk. Di lingkungan produsen, iklan ialah media penawaran khusus perihal kualitas dan ciri-ciri produk kepada penduduk baik orang tua maupun anak-anak. 
Sebagai calon konsumen pasti perlu gosip yang terang terhadap produk yang diiklankan. Melalui info yang terang pasti kandidat pelanggan akan mempunyai keputusan untuk berbelanja. Dalam menetapkan mengkonsumsi produk mampu dipengaruhi oleh isu produk yang diiklankan, tampilan iklan yang menarik, dan model yang ada di iklan. Hal ini menunjukkan bahwa iklan memiliki peran yang sangat besar lengan berkuasa dalam membujuk pelanggan yang terjaring dalam lingkarannya terbius untuk mengikuti produk yang diinformasikan. 
PENDAPAT RESPONDEN TENTANG IKLAN (%)
Kompas. 2002. Iklan Makanan dan Pendiktean Pola Konsumsi. 5 Agustus. Hal. 38 

PERSENTASE RATA-RATA FAKTOR KEPUTUSAN MEMBELI PADA ANAK 
Kompas. 2002. Iklan Makanan dan Pendiktean Pola Konsumsi. 5 Agustus. Hal. 38 
Informasi media periklanan yang tanpa hambatan dan gampang dipahami oleh penduduk (pelanggan) akan memperlihatkan tanggapan yang faktual bagi pelanggan. Informasi yang jelas secara visual maupun ekspresi dan tidak menyinggung perasaan pelanggan akan menguntungkan dipihak produsen. Harapan nyata di hati masyarakat ialah tujuan utama produsen dalam menawarkan produknya, sehingga bisa diterima di pasaran. Berbagai cara produsen dalam mempromosikan produknya lewat periklanan diperlukan menerima gambaran faktual pelanggan. Penilaian pelanggan kepada produk, yang dimaksud antara lain;
1. Memperoleh penilaian baik dari pelanggan 
Penilaian dari konsumen sungguh penting, sebab dapat diketahui apakah yang diiklankan telah diterima atau tertanam di hati pelanggan. Bila ikhan tidak diterima alasannya aspek penyimpangan budaya atau faktor lain yang mampu menimbulkan ruginya produk yang diinformasikan lewat iklan. Sebagai contoh iklan produk Sanaflu yang slogannya “belum tahu ia” berhasil menjadi iklan favorit tahun 1998 alasannya adalah begitu gampangnya mengingatkan pada produk yang diinformasikan, sehingga produk berkembangdrastis. Sayangnya di wilayah Jawa Tengah produk ini kurang begitu laku ketimbang tempat lain, alasannya dianggap iklannya meremehkan budaya Jawa. 
2. Memupuk baik dan memberi pemahaman tentang produk yang dibutuhkan pelanggan. 
Teknik ini dilaksanakan untuk menguatkan pandangan baik pada diri konsumen terhadap produk yang diinginkan. Konsumen akan teringat kepada produk yang diiklankan berkali-kali. Sering munculnya iklan dalam menunjukkan atau memperkenalkan produk yang tidak menyesatkan, sehingga konsumen akan mendapatkan berita yang balasannya membeli produk yang ditawarkan, seperti produk obat-obatan. 
3. Memperoleh etiket baik dari konsumen dalam membantu mempromosikan produk 
Tanggapan baik pelanggan terhadap produk yang diiklankan sangat menolong dalam kelancaran promosi. Suatu produk memiliki kualitas dan keunggulan seperti yang diinformasikan dalam iklan sangat membantu membuat predikat baik. Anggapan seperti ini seperti pada produk SONY yang sudah menerima iman pelanggan. Karena merasa puas pada produk yang pernah mereka beli, mereka tanpa sengaja juga ikut berpromosi antar verbal “gethok tular” kepada calon pembeli. 
4. Mengatasi prasangka jelek pada konsumen kepada produk yang disediakan 
Iklan kadang periode menutupi kekurangan kualitas produk yang diinformasikan, atau pelanggan mempunyai prasangka jelek terhadap yang diinformasikan. Untuk meluruskan berita yang kurang sempurna ini perlu adanya iklan yang jitu guna menangkis anggapan tersebut. Seperti kejadian produk MIWON yang disinyalir mengandung ensim babi sampai produk tersebut dicabut dari pasaran. Mandra selaku bintang iklannya bertindak tegas untuk memutuskan tak maulagi memperpanjang perjanjian . Produk ini pastinya sudah jatuh dimata konsumen, khususnya penduduk  muslim. Bagaimana biar produk ini mampu diterima kembali pada pelanggan ?. Di sinilah peran iklan selaku perantara, maka timbul iklan model baru MIWON yang diperagakan keluarga muslim yang diperankan Dedy Mizwar. Hal ini pertanda bahwa produk yang ditawarkan lewat iklan ini tidak mengandung enzim babi atau halal. 
5. Mendidik pelanggan untuk memakai produk yang disajikan pada iklan 
Informasi ini sering dilaksanakan melalui iklan produk obat-obatan. Agar pelanggan tidak salah pandangan terhadap obat yang diiklankan, maka dalam mengumumkan mesti sangat rinci, baik tahapan pemakaian atau kegunaannya. Bila hal ini salah mengumumkan akan fatal risikonya, sebagai pola obat untuk akil balig cukup akal diminumkan anak-anak yang mengakibatkan kejang-kejang. Hal ini jelas salah memberitahukan atau pandangan pelanggan berbeda dengan yang diinformasikan dalam iklan. Agar hal ini tidak terjadi maka perlu penjelasan keuntungannya dan efek sampingnya. 
6. Memberikan penerangan dan pendidikan terhadap konsumen. 
Tidak semua iklan memberikan penerangan atau pendidikan pada pelanggan, alasannya dinilai kurang efektif dalam mengembangkan pemasaran. Kurang efektifnya iklan tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurang tepatnya waktu penginformasian. Bila waktu santunan tepat, niscaya akan mampu diterima pelanggan dengan sendirinya penjualan akan tanpa hambatan. Sebagai acuan produk Pepsodent yang berpromosi secara langsung terhadap Pramuka Gugus Depan di Magelang yang sebagian besar diikuti oleh belum dewasa sekolah, begitu pula yang dilaksanakan pada SD Negeri Tambak Wedi Surabaya pada tangal 5 September 2002. Pihak Pepsodent memberikan penerangan bagaimana merawat gigi yang bagus dan benar. Promosi ini sungguh berhasil, sebab mendapat tanggapan masyarakat yang faktual, sekaligus menanamkan keyakinan produk tersebut pada diri sipemakai.