close

Pengertian Aktivitas Berdasarkan Jago

Pengertian Aktivitas
Aktivitas yakni suatu aktivitas yang mampu dijumpai dalam proses administrasi. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Tjokroamudjojo (1995 : 2010) selaku berikut :
”Aktivitas adalah usaha-usaha yang dikemukakan untuk melaksanakan semua planning dan budi yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi segala keperluan alat-alat yang diharapkan, siapa yang hendak melakukan, ditempat mana pelaksanaannya, kapan waktu dimulai dan rampung, dan bagaimana cara yang mesti dijalankan.”
Lebih lanjut Tjokroamudjojo (1995 : 1998) mengemukakan bahwa : ”Aktivitas selaku proses mampu dimengerti dalam bentuk rangkaian acara yakni berawal dari kecerdikan itu diturunkan dalam bentuk proyek.”
Dengan demikian dalam operasionalnya, acara dapat dicicipi perlu adanya penerapan dan fungsi manajemen yakni pelaksanaan acara operasional. Dengan dasar pengertian bahwa rangkaian tindak lanjut merupakan upaya faktual (efektif dan efisien) ke arah tujuan simpulan . Disamping itu adanya pelaksanaan yang terlibat dalam pencapaian tujuan merupakan adanya penggerakan acara dalam sebuah tujuan tertentu.
Pengertian Promosi
Promosi ialah kegiatan-kegiatan yang secara aktif dijalankan perusahaan untuk mendorong konsumen berbelanja produk yang ditawarkan. Promosi juga dibilang selaku proses berlanjut sebab dapat menyebabkan rangkaian acara perusahaan yang berikutnya. Karena penawaran spesial itu dipandang sebagai arus gosip atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi supaya melakukan pertukaran dalam penjualan. Kegiatan dalam penawaran spesial ini pada umumnya adalah periklanan, personal selling, penawaran spesial penjualan, penjualan langsung, serta kekerabatan masyarakat dan publisitas.
Menurut Tjiptono (2009 : 219) defenisi penawaran khusus sebagai berikut :
“Promosi yaitu sebuah bentuk komunikasi penjualan, yang dimaksud dengan komunikasi penjualan adalah kegiatan penjualan yang berupaya membuatkan informasi, mensugesti/membujuk dan mengingatkan pasar target atas perusahaan dan produknya biar bersedia mendapatkan, berbelanja, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”
Sedangkan Sunarto (2003 : 425) mengemukakan bahwa : “Promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong, pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa.”
Promosi merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, jikalau konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak percaya bahwa produk itu akan berkhasiat bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pentingnya penawaran khusus mampu digambarkan lewat istilah bahwa penjualan tanpa penawaran spesial dapat diibaratkan seorang pria berkaca mata hitam yang dari kawasan gelap pada malam kelam mengedipkan matanya pada seseorang gadis manis di kejauhan. Tak seorang pun yang tahu apa yang dijalankan pria tersebut, selain dirinya sendiri.
Public Relations
Banyak pakar mendefinisikan pengertian Public Relations menurut sudut pandang masing-masing. Jika ditinjau dari faktor administrasi, maka Public Relations didefinisikan selaku fungsi administrasi yang menganggap setiap publik, memilih kebijaksanaan seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta menyiapkan dan melaksanakan acara kegiatan untuk menjangkau pengertian dan pertolongan publik. Berdasarkan definisi ini ada tiga sifat Public Relations yang utama. Pertama, kredibilitas tinggi, dimana artikel dan isu di media massa lebih dipercaya ketimbang iklan. Kedua, offguard yakni Public Relations dapat meraih pihak-pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan. Yang ketiga, dramatization yaitu Public Relations mempunyai kesempatanuntuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu.
William dalam Buchari (2004 : 188) mendefinisikan bahwa Public Relations yaitu kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun image yang baik kepada perusahaan, mempertahankan iktikad dari para pemegang saham.
Lupiyoadi (2006 : 110) bahwa Public Relations ialah kiat penjualan penting yang lain, dimana perusahaan tidak harus berhubungan cuma dengan pelanggan, penyedia , dan penyalur, namun beliau juga mesti bekerjasama dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Boyd, dkk (2000 : 66) Public Relations dalah stimulasi undangan yang tidak dibayar dan nonpribadi atas suatu produk, jasa atau unit bisnis dengan menghasilkan gosip-isu mempesona ihwal hal tersebut atau penyajian yang disenangi wacana hal tersebut di media.
Banyak orang yang menyamakan Public Relations ini dengan publisitas. Publisitas adalah sebuah upaya menarik perhatian media misalnya, lewat postingan atau editorial dalam suatu publikasi atau melalui kisah-dongeng yang mempesona melalui radio program atau program televisi.
Tjiptono (2009 : 230) bahwa Public Relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mensugesti persepsi, opini, kepercayaan, dan perilaku aneka macam kalangan terhadap perusahaan tersebut.
Yang dimaksud dengan golongan-kelompok itu yakni mereka yang terlibat, memiliki kepentingan, dan dapat mempengaruhi kesanggupan perusahaan dalam meraih maksudnya. Kelompok-kalangan tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang-orang yang tinggal disekitar organisasi, penyuplai, perantara, pemerintah, serta media massa. Dalam pelaksanaannya Public Relations dapat dikerjakan oleh individu kunci dari sebuah perusahaan dan dapat pula dilaksanakan oleh sebuah forum formal dalam bentuk distributor, departemen, maupun seksi Public Relations dalam struktur organisasi.
Perluasan tugas dan fungsi Public Relations berdasarkan Wasesa (2006 : 71) mampu dilaksanakan dengan :
1) Perluasan untuk kepentingan internal perusahaan. Peran ini menekankan bagaimana Public Relations juga bertanggung jawab untuk membentuk citra perusahaan di kelompok stakeholder internal, baik karyawan, manajemen ataupun komisaris. Selain membantu membuatkan loyalitas, Public Relations juga bertanggung jawab mendukung administrasi dalam menciptakan ketentraman melakukan pekerjaan di perusahaan. Baik dikala perusahaan dalam kondisi baik maupun dalam pergantian manajemen. 
2) Perluasan untuk kepentingan eksternal perusahaan. Peran ini menekankan bagaimana Public Relations harus mendukung kinerja administrasi dalam membangun korelasi yang saling menguntungkan dengan stakeholder eksternal, baik pemegang saham, rekan kerja perusahaan ataupun pelanggan.
Rumanti (2002 : 39) yang mengatakan bahwa tugas Public Relations sehari-hari adalah mengadakan dan bertanggungjawab atas penyampaian berita secara mulut, tertulis lewat gambar kepada publik biar publik mempunyai pengertian yang benar wacana organisasi atau perusahaan, tujuan, serta aktivitas yang dikerjakan. Itu semua diubahsuaikan dengan keperluan, impian, dan impian publik internal dan eksternal dan memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan imbas lingkungan yang masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi.
Misi ketimbang Public Relations itu sendiri sudah jelas untuk dapat menciptakan kondisi yang kondusif, sekaligus membuat citra yang faktual di mata tamu-tamunya, sehingga pihak perhotelan akan dapat dengan tenang mencapai apa yang menjadi tujuannya. Bagi suatu hotel, hal itu sungguh dibutuhkan karena dengan cara itulah doktrin masyarakat mampu dipelihara.
Wasesa (2006 : 117) bahwa posisi Public Relations dalam struktur administrasi sangat berpengaruh terhadap informasi yang bisa disampaikan terhadap media massa. Semakin rendah posisinya, makin besar kemungkinan penyimpangan isu yang diberikan kepada media massa. Sekalipun perusahaan membatasi haknya memberikan informasi terhadap media massa, namun kepandaian wartawan untuk mengorek sumber informasi malah mampu mengakibatkan Public Relations memberikan saluran informasi yang salah.
Perbedaan-perbedaan terpenting antara bidang Public Relations dengan bidang periklanan mampu dirangkum sebagai berikut :
1. Tulisan-tulisan Public Relations (dan banyak sekali bentuk atau isi dari komunikasi kreatif Public Relations lainnya mirip jurnal-jurnal internal dan kaset video wacana organisasinya) harus sepenuhnya positif dan informatif, serta dihentikan melebih-lebihkan seperti yang sering didapatkan pada goresan pena-goresan pena iklan (free of puffery). Untuk menjamin dapat dipercaya, acara-aktivitas Public Relations haruslah bersifat edukatif, jauh dari nuansa emosional atau dramatik (seperti naskah iklan), dan menyingkir dari kecenderungan memuji diri sendiri. Oleh sebab itu, penulisan naskah Public Relations membutuhkan kemampuan yang berbeda dari yang dituntut oleh naskah iklan.
2. Public Relations juga digunakan oleh berbagai organisasi yang tidak terlibat dalam periklanan. Sebagai acuan, dinas kepolisian tidak mengiklankan jasa penjagaan, namun mereka senantiasa melaksanakan kegiatan-acara Public Relations semoga seluruh anggota masyarakat mengetahui eksistensi dan fungsinya.
3. Public Relations utamanya memiliki masalah dengan para editor dan produser di media sedangkan periklanan banyak bekerjasama dengan media selaku pedagang ruang atau siaran iklan.
4. Iklan umumnyaditujukan terhadap segmen-segmen pasar serta lapisan sosial tertentu, sedangkan Public Relations dialamatkan pada segenap kelompok atau golongan orang yang kepadanya suatu organisasi harus berkomunikasi. 
5. Komponen-bagian pokok ongkos pada Public Relations berlainan dengan biaya iklan. Pada iklan, ongkos utama yakni untuk sewa ruang, siaran dan produksi. Pada Public Relations ongkos paling besar yaitu waktu, alasannya Public Relations sifatnya padat karya, ditambah biaya-ongkos buatan mirip untuk mencetak jurnal-jurnal intern atau membuat kaset video mengenai perusahaan. 
6. Media yang dipakai juga berlainan. Yang paling banyak dipakai oleh iklan hanyalah media-media komersial yang ada seperti pers, radio dan televisi ditambah jasa kiriman pos serta wahana-wahana pemasaran secara eksklusif. Sedangkan Public Relations menggunakan media komersial yang jauh lebih bermacam-macam, bahkan masih ditambah lagi dengan media-media yang diciptakannya sendiri seperti jurnal, slide, video, tape, ekspo-ekspo perihal perusahaan, bahkan pendidikan, seminar, dan sponsor. 
7. Imbal jasa agen iklan dan konsultan Public Relations pun berlainan. Biro iklan menerima sebagian besar pembayaran dalam bentuk komisi dari media dan potongan harga bagi pasokan iklannya (dijumlah dengan persentase), meski beberapa biro iklan lebih banyak memungut fee. Sedangkan penghasilan yang diterima oleh konsultan Public Relations bergantung utamanya pada fee yang dihitung menurut waktu yang sudah dihabiskannya untuk melayani klien, dan mereka jarang menerima komisi atau penggalan harga dari pihak media.
8. Mayoritas personel atau tenaga profesional di bidang periklanan melakukan pekerjaan dan biro-biro iklan (ialah perusahaan jasa tersendiri), sedangkan secara umum dikuasai personel Public Relations tidak bekerja di kantor konsultan melainkan di perusahaan atau organisasi lainnya.
9. Sasaran utama iklan adalah membujuk orang-orang supaya melakukan sejumlah langkah-langkah yang diharapkan seperti mengunjungi toko, membalas brosur penawaran pihak pengiklan dengan surat atau telepon reservasi produk, atau sekadar mengingat-ingat nama produk yang diiklankan, dan suatu ketika pada risikonya dia berbelanja. Sedangkan Public Relations tidak bermaksud mendorong orang lain melakukan sesuatu, melainkan bermaksud menciptakan saling pengertian di antara segenap khalayaknya (”khalayak” dalam Public Relations mampu memiliki arti para anggota atau pegawai organisasi itu sendiri) perihal kedudukan perusahaan yang sempurna (gambaran perusahaan), ihwal produk, atau jasanya.
Dari perbandingan di atas tampaksecara terang betapa Public Relations dan periklanan memang merupakan dua dunia yang sungguh berlainan, dan dalam organisasi bisnis sekalipun Public Relations memiliki segi yang lebih beragam daripada periklanan. Banyak manajer Public Relations di banyak sekali perusahaan yang tidak menanggulangi masalah iklan. Mereka melapor pribadi pada manajemen puncak, dan melayani keperluan keseluruhan organisasi akan berbagai informasi, yang tidak terbatas pada soal-soal pemasaran saja. Jelas bahwa dunia periklanan tidak senonoh dianggap lebih penting ketimbang Public Relations, hanya sebab ongkosnya yang lebih besar. Bentuk-bentuk komunikasi yang dihasilkan oleh kegiatan-aktivitas Public Relations, mirip lewat training sikap yang bagus kepada para pelanggan, terperinci tidak kalah pentingnya dari iklan. Karena hal tersebut bisa mempengaruhi kekerabatan baik, iman, serta reputasi perusahaan, yang pada kesudahannya akan menentukan kemampuan perusahaan dalam memasarkan aneka macam produknya kepada masyarakat.
Public Relations juga tidak sama dengan pemasaran. Secara umum, istilah penjualan (marketing) mengandung arti : ”Fungsi manajemen yang bertanggung jawab mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan harapan atau kebutuhan para konsumen demi memungkinkan perusahaan menciptakan serta mendistribusikan produk-produk yang memberinya keuntungan finansial. Ruang lingkup pemasaran terang lebih luas dibandingkan dengan penjualan, alasannya pemasaran menyangkut segala kegiatan mulai dari riset dan perencanaan produk, penyiapan merek dan kemasan, penyiapan jalur distribisi dan agen-distributor, sampai dengan penyiapan pelayanan purnajual. Pemasaran yang bagus memerlukan daya imajinasi, tetapi yang lebih penting lagi kegiatan pemasaran memerlukan pula tanggung jawab dan kesadaran perusahaan yang bersangkutan akan perlunya aktivitas-acara Public Relations dalam menunjang operasinya. Bertolak dari kesadaran dan rasa tanggung jawab tersebut, para pimpinan perusahaan akan mengetahui bahwa dalam mengejar-ngejar keuntungan, mereka juga harus mengamati kepentingan pelanggan, bukannya justru memanipulasi atau mengorbankannya. Para praktisi Public Relations dan petugas penjualan yang bagus memiliki satu kesamaan, adalah mesti bisa dan bersedia menjadi komunikator yang ahli.
Dari uraian tersebut di atas, kita menyadari bahwa konsumen itu maha penting bagi sebuah perusahan. Demikian pula pada hotel. Tamu itu tidak ubahnya mirip “darah” pada manusia. Tanpa darah insan akan mati, dan hotel tanpa tamu akan “tutup warung”. Oleh sebab itu, semua manusia hotel hendaknya dapat menyadari bahwa :
1. Tamu hotel itu ialah orang yang paling penting bagi profesi karyawan hotel.
2. Tamu hotel tidak tergantung pada hotel, tetapi hotel (tergolong karyawannya) sangat tergantung pada tamu hotel.
3. Tamu hotel itu sumber pendapatan dan sekaligus sumber keuntungan. Tanpa tamu, pemasukan dan keuntugan hotel tidak mungkin diperoleh.
4. Tamu hotel itu yakni orang yang akan membayar gaji, upah dan gaji yang akan terima. Tanpa tamu hotel, gaji, upah, dan honor mustahil di bayar perusahaan.
Itulah sebabnya, kenapa dibilang bahwa “Customer Is The Boss” Bos, jika tidak dilayani dengan baik, posisi Anda mampu digeser dari yang “lembap” ke tempat yang “kering”. Lebih ekstrim lagi, sebagai karyawan hotel, bila Anda memberi pramusaji yang baik pada tamu, selaku bos ia mampu mencatat Anda.
Dalam dunia bisnis, bidang kePublic Relationsan serta periklanan mempunyai kaitan yang erat dengan bidang penjualan. Pemasaran adalah salah satu fungsi utama dari acara bisnis, sedangkan bidang Public Relations mempunyai korelasi berpengaruh dengan fungsi-fungsi finansial dan buatan. Di samping itu, fungsi Public Relations juga bisa diterapkan dalam rangka menunjang sebuah bauran penjualan (marketing mix) di mana acara periklanan merupakan salah satu unsurnya.
Tujuan lazim dari Public Relations pada dasarnya adalah “To Present Your Hotel in The Best Light”. Jadi dengan membina hubungan baik (good relations) dengan segala pihak yang berkepentingan dengan hotel, diharapkan persepsi atau opini mereka kepada hotel selalu bernuansa aktual. Hal itu akan dapat dilihat dari :
a) Tidak adanya komplain dari masyarakat terhadap keberadaan hotel dengan segala aktivitas operasinya.
b) Hubungan antara karyawan dengan administrasi cukup baik, terbukti mereka senantiasa menunjukkan pelayanan yang baik pada tamu-tamu yang datang bermalam pada hotel.
c) Para pemegang saham selalu menerima laporan dan penjelasan yang lengkap dari pihak manajemen hotel perihal jalannya operasi aktivitas hotel.
Dari uraian tersebut di atas, mampu kita katakan bahwa Public Relations itu tidak lain ialah sebuah cara atau tata cara untuk membina hubungan baik (good relations) dengan internal publik (karyawan) dan eksternal publik (tamu hotel dan masyarakat luas), serta pemegang saham sedemikian rupa sehingga tercapai relasi yang harmonis dan tidak menyebabkan gejolak ketidaksengajaan atau ketidakpuasan yang dapat menimbulkan ketidaktentraman dalam kerja atau terjadinya kesimpangsiuran dalam masyarakat yang tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Fungsi Public Relations
Public Relations kerapkali disamakan dengan propaganda. Memang maksudnya sama, yaitu menemukan derma publik. Akan tetapi propaganda kebanyakan bersifat tidak jujur dan menyesatkan. Akibatnya timbul anggapan bahwa Public Relations hanya memberi berita yang bagus-baik saja dan menutupi hal-hal yang jelek, termasuk dalam fikiran tersebut ialah Public Relations sering mengontrol pers. Anggapan-fikiran tersebut timbul alasannya kurang pahamnya penduduk terhadap fungsi dan peran Public Relations. Oleh alasannya itu, Public Relations juga perlu berbagi gambaran lewat komunikasi dua arah untuk mencapai pemahaman bersama. Keberhasilan Public Relations ditentukan oleh pencapaian itikad baik, pemahaman, penerimaan, dan dukungan publik.
Sebagai fungsi manajemen, fungsi Public Relations melekat dan tidak mampu dilepaskan dari manajemen organisasi. Tujuannya adalah membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerja sama (mutual simbiosis), saling yakin (mutual confidence), saling pemahaman (mutual understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation). Selain itu juga untuk mendapatkan opini publik yang favorable dan image yang tepat menurut prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik korelasi kedalam (internal relations), maupun keluar (external relations).
Fungsi Public Relations (PR) pada sebuah hotel tidak banyak berlawanan dengan fungsi Public Relations pada perusahaan lainnya. Walaupun intinya kegiatan Public Relations lebih banyak ditujukan untuk membina korelasi baik dengan tamu atau calon tamu hotel. Selain itu pula, fungsi Public Relations hendaknya juga dapat membina hubungan baik perusahaan dengan karyawan dan pemegang saham.
Menurut International Public Relations (IPRA) dalam Yoeti (1999 : 8) bahwa : “Public Relations ialah Fungsi manajemen yang khusus untuk mendukung pelatihan dan pemeliharaan jalur bersama antara manajemen dengan penduduk tentang pengertian, pemasukan, penerimaan, komunikasi, dan kerja sama”
Untuk itu, diharapkan komunikasi dua arah atau timbal balik dengan pengertian bahwa dalam penyampaian isu, baik internal maupun eksternal, hendaknya ada umpan balik (feedback). Dengan cara demikian Public Relations officer (PRO) akan dapat mengetahui hingga dimana usulan masyarakat atau golongan masyarakat atas pengaruh komunikasi yang dilakukan. 
Berdasarkan uraian diatas, maka kita dapat menyampaikan bahwa fungsi Public Relations dapat dibagi atas empat hal yang dianggap penting yaitu :
1. Membuat penilaian dan analisis perihal opini tamu, calon tamu dan penduduk wacana pertimbangan dan keinginannya, utamanya yang berhubungan dengan lembaga perusahaan dan produk dan jasa-jasa pelayanan yang diharapkan.
2. Memberi masukan dan ajakan terhadap pihak manajemen hotel perihal cara-cara mengatasi opini, pertimbangan atau kritik yang ditujukan kepada hotel.
3. Mempengaruhi tamu dan kandidat tamu serta penduduk melalui kegiatan publikasi dan prmosi yang memakai teknik komunikasi yang canggih sehingga mampu memajukan citra hotel lebih baik lagi.
4. Memelihara kekerabatan baik dengan tamu, calon tamu, dan masyarakat sehingga terjalin pengertian satu dengan yang yang lain.
Dalam keadaan pasar yang penuh dengan persaingan seperti kini ini, ada beberapa alasan mengapa Hotel Public Relations kian penting, antara lain adalah :
1. Pertumbuhan hotel selaku sebuah industri yang kian kompleks, sudah semakin jauh. Dengan perkataan lain, alasannya adalah kesibukannya, manajemen hotel tidak mungkin menghadapi tamu-tamunya secara langsung.
2. Terjadinya persaingan, tidak saja antara sesama akomodasi perhotelan, namun juga antara fasilitas perhotelan dengan apartemen atau kondominium yang semakin marak di mana-mana.
3. Ada informasi-informasi negatif atau kritik dari pejabat, pakar-pakar pariwisata dan perhotelan atau tamu hotel yang harus dijawab secara cepat oleh pejabat yang profesional dalam bidangnya.
4. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam memperkenalkan hotel dengan segala akomodasi yang dimiliki untuk, meningkatkan citra hotel dalam masyarakat secara luas, khususnya pada pelanggan memiliki peluang.
5. Calon tamu hotel kini telah makin akil, punya banyak opsi dan bersifat kritis.
Tugas dari Public Relations yaitu membentuk, memelihara atau mengganti sikap perilaku publik kepada lembaga pendidikan. Prosesnya berisikan lima langkah, yakni :
1. Mengedintifikasi publik yang relevan dengan lembaga.
2. Mengukur citra dan sikap publik kepada forum.
3. Membangun gambaran dan tujuan sikap untuk publik.
4. Mengembangkan strategi Public Relations dengan biaya efektif.
5. Mengimplementasikan langkah-langkah dan mengevaluasi akibatnya.
Melalui korelasi penduduk (Public Relations), perusahaan berkomunikasi dengan aneka macam lapisan penduduk , yang mencakup pelanggan (info ihwal produk), masyarakat keuangan dan pemegang saham (kenaikan dalam kemampulabaan perusahaan), penduduk luas (menjadi warganegara yang baik), kandidat pekerja (tempat kerja yang bagus), pekerja yang ada (menyebarkan rasa bangga dalam perusahaan), dan penyuplai (perusahaan yang baik untuk membangun korelasi yang infinit). Daftar pemirsa ini menyatakan bahwa publisitas mampu dipakai untuk meraih tujuan-tujuan yang berlainan di antara kalangan-kelompok yang berbeda. Tujuan itu mulai dari sekedar meningkatkan kesadaran kepada perusahaan atau produk-produknya sampai mendorong respon konkret, seperti mengirimkan buletin gratis.
Peranan Public Relations dalam suatu organisasi mampu dibagi dalam empat kategori, berdasarkan Nova (2009 : 45) berikut :
1. Penasehat mahir (expert prexcriber)
Seorang praktisis pakar Public Relations yang terlatih dan memiliki kemampuan tinggi mampu membantu mencari penyelesaian dalam menyelesaikan duduk perkara yang berhubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan praktisi Public Relations dengan administrasi organisasi mirip korelasi antara dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk mendapatkan atau mempercayai apa yang telah dianjurkan atau proposal dari pakar Public Relations (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan menangani persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
2. Fasilitator komunikasi (communication facilitator)
Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator yang menolong pihak manajemen mendengar ata yang diharapkan dan dibutuhkan oleh publiknya. Di pihak lain, praktisi Public Relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali cita-cita, kebijakan dan impian organisasi kepada publiknya. Dengan komunikasi timbal balik diperlukan dapat tercipta saling pengertian, saling percaya, saling menghargai, saling mendukung, dan toleransiyang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator proses pemecahan problem (problem solving process fasilitator)
Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan problem Public Relations ini merupakan bagian dari tim administrasi. Hal ini dimaksudkan untuk menolong pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) sampai mengambil langkah-langkah eksekusi ( keputusan) dalam menangani persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi maka akan dibentuk sebuah tim posko yang dikoordinasi praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan, dan produk yang tengah didera krisis tertentu.
4. Teknisi komunikasi (communication technician)
Teknisi komunikasi berlainan dengan tiga peranan praktisi Public Relations profesional yang terkait erat dengan fungsi dan peranan administrasi organisasi. Peranan communication technician ini menimbulkan praktisi Public Relations selaku journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau diketahui dengan method of communication.