Contoh Cerpen Remaja Persahabatan Terbaik

Contoh Cerpen Persahabatan Mengharukan – Persahabatan antara dua anak insan kerap kali bisa mengakibatkan sederet kisah yg pantas untuk dibagi & diceritakan. Kisah cerita wacana persahabatan itu sendiri umumnya mempunyai tema ihwal kesetiakawanan ataupun kisah suka & sedih.

Dibawah ini merupakan salah satu dr pola kisah cerpen persahabatan yg mengharukan yg bisa sobat baca & ambil hikmahnya. Silahkan dibaca ya Sob



Karya Khodijah Benuss 


Aku terbiasa seperti ini. Terkena cipratan air comberan dr mobil yg melintas di jalan. Diumpat oleh orang yg merasa terganggu oleh datangnya diriku didepan mobil mereka. Tak pelak jua gue berlari di pinggir jalan kota demi menjaga uang hasil kerja kerasku yg dgn mudahnya diambil oleh preman–preman jalanan. Aku tak pernah mengeluh akan semua ini. Yah, memang beginilah kehidupanku. Demi tercapainya harapan, akan kulakukan pekerjaan apapun itu. Yang penting ialah halal. Kata Ambu, hidup haruslah dapat mewujudkan kebahagiaan. Entah, apapun makna dr kebahagiaan itu. Yang jelas, gue merasa bahagia ketika bersekolah bareng tema–sahabat seusiaku di Sekolah Menengah Pertama.

Namun apa daya Ambu sudah tak sanggup membiayai sekolah gue & demi kehidupan kami. Sejak Abah meninggal 2 tahun lalu, Ambu memang berusaha keras untuk mencari uang sebanyak mungkin. Namun, tetap saja Ambu kepayahan untuk membiayai gue & Dik Fauzi sekolah. Mengetahui hal itu, risikonya gue pun memutuskan untuk tak melanjutkan sekolah & menolong Ambu mencari uang untuk makan sehari-hari. Dan, hari ini gue cuma bisa menghimpun duit 5.000 rupiah dr hasil memasarkan suara. Jauh sekali dr sasaran yg gue impikan. Dengan uang segitu, gue hanya bisa memberi Ambu 4.000 rupiah & sisanya untuk ku tabung. Aku sungguh sedih. Aku teringat dikala kemarin malam ibu kontrakan tempat kami tinggal sudah meminta Ambu untuk membayar lunas duit sewa bulan ini. Yah, gampang-mudahan saja Ambu mendapat pinjaman uang.

Tok..Tok..Tok.. Aku menengok ke luar, ternyata Ambu sudah datang. Ku lihat wajah tirusnya, tampak semakin tua & letih. Dengan perlahan ia memberiku sebungkus nasi. Aku pribadi memakannya dgn lahap. Ku tanya kepadanya tentang lapar atau tidak, ia menjawab & berkata bahwa ia sudah makan di rumah majikannya. Ya, Ambu memang seorang pembantu rumah tangga di rumah seorang pebisnis butik. Setiap ia kerja, ia memang selalu menjinjing Dik Fauzi. Untung, majikan ambu adalah orang yg baik. Sehingga ia membolehkan Dik Fauzi untuk ikut ambu bekerja.

  Puisi Untuk Ayah yang Sudah Meninggal Dunia

Dik Fauzi sudah berusia 11 tahun. tercapai.

Aku sudah bangkit selama 2 jam didepan pintu gerbang ini. Kulihat anak–anak didalamnya sedang mengamati seorang wanita paruh baya yg sedang mengajar. Sepertinya pelajaran Matematika. Aku sangat suka pelajaran itu. Sewaktu di SMP, gue memang selalu mendapat nilai tertinggi dlm pelajaran Matematika. Rasanya menyenangkan bisa mengutak–atik soal matematika. Belajar di sekolah ini niscaya menggembirakan, pikirku. Aku memang tidak mengecewakan sering tiba ke sekolah ini. Di kejauhan, ku lihat seorang gadis menuju ke arahku. Aku hendak lari. Namun, ia lebih singkat dr yg kuduga. Ia tersenyum padaku. Manis sekali. ia berkata namanya Intan, & memberiku sebuah buku. Lalu, ia pun pergi & kembali kedalam kelas.

Sesampainya di rumah, gue masih menimbang-nimbang peristiwa tadi siang.Ya, seorang gadis yg berjulukan Intan memberiku buku catatan yg berisi pelajaran. Di belakang buku itu, ada goresan pena yg menyampaikan bahwa gue mesti mempelajari semua pelajaran di buku catatan ini. Aku tersenyum. Aku pun mulai mempelajari semua yg ada di dlm buku catatan ini.


Esoknya, gue kembali datang ke sekolah Intan. Kali ini gue tiba untuk berterima kasih padanya. Aku tak tahu argumentasi ia memberiku buku catatan & darimana ia mengenalku. Saat tiba istirahat, ku lihat Intan menghampiriku. Ia menyapaku. Awalnya kami agak canggung, tetapi sehabis itu kami mengatakan & saling bercerita layaknya kawan usang. Entah, gue merasa tenteram ketika berbicara dengannya. Ternyata, keinginanku untuk bersekolah lagi, telah dilihat oleh Intan. Aku memang sering menyelinap untuk tiba & mengamati kegiatan anak–anak seusiaku belajar di sekolah ini. Dan Intan pun mengetahuinya. Maka ia pun membuat buku catatan untukku semoga gue bisa mencar ilmu lagi. Sungguh, ia begitu baik padaku. Katanya, gue mesti senantiasa bersemangat dlm memburu cita–cita. Karena sebenarnya ada orang yg mampu bersekolah, tetapi tak bisa mewujudkan keinginannya. Katanya pula, ia akan membantuku dlm merealisasikan cita–citaku.

Hari demi hari gue lalui. Aku bahagia dapat berteman dgn Intan. Gadis yg senantiasa memotivasiku & menjadi inspirasiku.

  Puisi Tergantung Di Atas Pucuk Cemara, Oleh King Java

Seperti biasa, hari ini gue menemui Intan di sekolahnya. Namun hingga sekolah usai, tak ku lihat muka ceria itu. Aku pulang dgn rasa khawatirku pada Intan. Esoknya, paras yg kunanti tak kunjung tiba juga. Aku kian penasaran akan hal ini. Berbagai fikiran muncul di benakku. Ah, andai kutahu alamat Intan, pasti ku kan tahu jawabnya.

Seminggu kemudian, Aku masih menunggu wajah ceria Intan didepan pintu gerbang ini. Dan, tak berapa lama Intan tiba dgn kotak coklat di tangannya. Katanya itu untukku, selaku permintaan maaf darinya karena telah membuatku khawatir. ia memang benar–benar baik. Aku pun mengajukan pertanyaan wacana dirinya sepekan ini. ia bilang hanya sakit flu & demam hingga ia tak mampu bersekolah dulu. Akhirnya kami pun saling bertukar cerita & pengalaman. Ia dgn sekolahnya, & gue dgn pekerjaanku, mengamen di bus Ibu Kota. Kemudian, Intan bertanya wacana alamatku. Katanya, lusa Ia & ayahnya akan tiba ke rumahku. Ia ingin berjumpa dgn Ambu & Dik Fauzi. Aku pun dgn senang hati memberinya. Lalu, malamnya Aku ceritakan planning kehadiran Intan pada Ambu. Ambu memang sudah tahu perihal Intan.

Aku seringkali membicarakannya pada Ambu. Ambu mengizinkan. Ternyata Ambu pula ingin tau akan Intan. Namun, di hari yg di tunggu, Intan tak jua datang. Hingga larut malam gue & Ambu menunggunya namun ia tetap tak datang. Esoknya, gue pergi ke sekolah Intan untuk menanyakan argumentasi ia tak tiba kerumahku. Namun dr temannya, ku dengar kabar bahwa Intan tak masuk sekolah & tak ada kabar.Aku makin heran. Hatiku bertanya wacana kondisi Intan sekarang. Apakah ia sakit? Atau ia pergi? Ku putuskan untuk kembali ke rumah & menanti kedatangannya.

3 hari kemudian, sebuah mobil sedan berwarna biru metalik muncul di gang depan rumahku. Seorang bapak keluar dr dalamnya & tampak menuju rumahku. Tak usang kemudian, ia mengetuk pintu rumahku. Ambu menyuruhku membuka pintu & mempersilahkannya masuk. Tatkala itu kulihat muka bapak itu muram & sedih. Setelah ia memperkenalkan diri, barulah gue tahu kalau ia ialah bapak dr Intan, Pak Sudibyo. Aku bertanya dlm hati, kenapa Pak Sudibyo ini tiba sendiri tanpa Intan? Lalu, kenapa ia terlihat sedih?. Pak Sudibyo menyodorkan sebuah kotak padaku. Katanya itu pemberian dr Intan. Akhirnya, dgn sarat rasa ingin tau, gue membuka kotak yg ternyata berisi surat.

Untuk sahabatku, Dio..

Di, maafkan gue bila ketika kau membaca surat ini, gue tak bisa berada di sampingmu. Maaf, sebab sudah ingkar kesepakatan padamu. Sungguh, gue tak pernah berencana untuk melupakanmu. Kau adalah sahabat terbaikku. Darimu, gue tahu kehidupan keras di luar sana. Darimu, gue pun tahu pentingnya mencar ilmu demi masa depan. Darimu juga, gue tahu akan arti semangat dlm menjalani kehidupan. Terima kasih atas semua pengalaman yg telah kamu bagi denganku. Aku sungguh takjub padamu.Dio, kamu mungkin tak pernah berpikir bahwa gue sempat iri dgn semua pengalaman & semangatmu. Aku iri dgn semua itu. Karena, gue tahu gue tak mungkin sepertimu. Aku bukanlah orang yg selalu bergairahdlm menjalani setiap langkah kehidupanku. Aku pula tak pernah tahu rasanya bekerja demi seorang yg ku sayang. Itu semua karena gue tahu, bahwa hidupku tak akan ingin kamu menganggapku selaku seorang sahabat yg wajar , bukan penyakitan. Dalam surat ini gue ingin menyampaikan bahwa gue akan menepati janjiku padamu dulu. Papaku akan membiayai sekolahmu hingga kamu lulus kuliah nanti. Aku sudah meminta papa semoga mau membiayaimu sekolah lagi. Dan ketika inilah, tiba waktunya bagimu untuk merealisasikan cita–cita. Aku yakin kamu akan berhasil dlm merealisasikan cita-citamu. Berjanjilah untuk terus semangat dlm menjalani kehidupan. Aku akan senantiasa mendukungmu.

Sahabatmu, Intan.

Aku tak sanggup membendung air mataku. Badanku terasa lemas & tak bertulang. Aku merasa dunia terasa berputar begitu cepat. Belum usai kesedihanku atas kepergian Intan, lalu surat itu pun datang memberi harapan bagiku untuk kembali belajar. Tuhan, gue tak tahu harus bagaimana? Apakah gue harus bersyukur atas semua kejadian yg terjadi ini?Aku bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih pada Intan. Terima kasih atas semua yg ia berikan untukku.



Demikianlah salah satu acuan cerpen persahabatan yg bisa sobat simak. Dengan membaca & menghayati makna yg terkandung dr salah satu contoh cerpen persahabatan diatas, gampang-mudahan Sobat makin bisa menghargai akan lezat hidup yg sudah Pencipta berikan pada kita semua & tak lupa pula semoga Sobat senantiasa mengejar-ngejar keinginan yg sobat miliki sampai impian itu sobat gapai.