Untuk pecahan pertama mampu dilihat di Cerita dgn Struktur Cerita Tiga Babak Pada Film
Babak 2
Begitu abjad memutuskan untuk merealisasikan apa yg diharapkan dlm cerita ini, ia masuk ke babak 2. Babak yg dlm porsi dramatiknya punya takaran paling besar dibandingkan dgn babak 1 ataupun babak 2. Ini yaitu babak yg paling dinantikan-tunggu oleh penonton alasannya pertama kali huruf kita mesti menghadapi petualangan baru di “dunia baru”, sehingga di samping ia mesti berhadapan dgn ancaman yg sering tiba dr luar, dirinya pun harus dgn cepat beradaptasi dgn dunia baru ini. Proses jatuh berdiri aksara yg seolah menjadi “fish out of the water” ini yg menawan dibarengi oleh penonton. Untuk itu, dibutuhkan kejelian pencerita untuk mempertahankan pesona dongeng di sepanjang babak ini.
Seringkali pada babak ini aksara gres menyadari bahaya yg sebetulnya dihadapinya dlm perjuangan mewujudkan maksudnya tersebut. Halangan yg samar-samar tampakatau mungkin seolah terlihat terperinci pada babak 1, sekarang menampakkan wujud aslinya yg lebih menantang untuk ditaklukkan. Bisa jadi, imbas dimino atau efek bola salju terjadi pada babak ini, dimana problem yg seolah kecil kemudian seiring berjalannya waktu semakin membengkak & tak terbendung. Karakter kita pula bisa mengalami salah paham, salah perkiraan, salah jalan, salah ambil keputusan, yg membuat suasana makin runyam & seolah makin jauh dr tujuannya.
Kompleksitas problem terus bergulir & meningkat dlm babak ini. Semakin aksara kita karam atau terlena dlm problem yg dihadapi, makin penonton merasa ingin terus mengikuti jalan hidupnya.
Plot Point 2 atau Key Turning Point 2
Babak 2 & Babak 3 biasanya dipisahkan oleh Plotpoint 2 atau Key Turning Point 2.Titik ini sering disebut pula “the lowest point” karena menggambarkan dengan-cara dramatik titik terendah bagi huruf kita dlm mewujudkan tujuannya. The lowest point ditulis dlm tanda kutip alasannya umumnya, plot point 2 atau Key Turning Point 2 merupakan kebalikan dr ending. Biasanya, ya.
Untuk tujuan dramatika dongeng, lazimnya apabila ending dongeng digambarkan karakter sukses menerima maksudnya, maka Plot Point 2 digambarkan huruf seperti gagal total dlm mencapai maksudnya. Begitu pula sebaliknya, bila di tamat cerita karakter digambarkan gagal menerima maksudnya, makan plot point 2 ini karakter seolah-oleh berada di puncak keberhasilan dlm mencapai maksudnya.
Dalam konteks film panjang, titik ini bisa terbaca terang, tetapi dlm film pendek, dgn pendapatdurasi, kadang kala tak diterapkan dengan-cara ketat. Dalam beberapa perkara film pendek, plot point 2 ini digambarkan paralel dgn ending-nya. Kalau ending-nya huruf gagal mencapai tujuannya, demikian pula yg tergambar pada plot point 2. Semua kembali pada taktik penceritaan penulis dlm menyajikan kisah pada penonton.
Babak 3
Setelah abjad “babak belur” ataupun terlena pada babak dua hingga sampai titik paling rendah (atau tertinggi) pada plot point 2, kita tiba pada pertandingan terakhir. Dalam video game, ini adalah momen di mana aksara berjumpa dgn sang raja iblis alasannya adalah seluruh halangan sukses ditaklukkan. Ini mampu dianggap seperti putaran final yg paling menentukan sukses atau gagalnya abjad merealisasikan tujuannya.
Karena putaran final atau sudah berhadapan dgn raja iblis, kendala yg dihadapi aksara pula makin besar & makin berbahaya. Apa yg dipertaruhkannya jikalau gagal pun makin besar. Di titik ini, abjad sudah sungguh tak mungkin untuk mundur dr pertarungan alasannya risiko untuk mundur dr pertandingan pun tak kalah besarnya dgn terus berjuang. Titik puncak pertarungan ini disebut klimaks. Sepanjang perjalanan kisah, penonton menanti datangnya momen yg dipercaya paling seru ini.
Di babak 3 ini, semua problem yg diperkenalkan & berkembang pada babak-babak sebelumnya mesti terselesaikan. Penyelesaiannya ini bisa aneka macam macam bentunya, tetapi pada prinsipnya menjawab apakah tujuan yg yang semenjak awal berupaya diwujudkan abjad, pada hasilnya berhasil atau gagal tercapai. Wujud sukses kegagalan & keberhasilannya pun mampu bermacam-macam. Bisa sesederhana aksara berhasil atau gagal dlm pertarungan terakhirnya di klikmaks. Momen setelah klimaks ini dengan-cara dramatik cerita biasanya condong menurun drastis karena sudah tak ada lagi pertentangan. Momen ini berisi bagaimana karakter menyikapi keberhasilan & kegagalannya dlm menerima apa yg diharapkan. Oleh karena itu, mestinya pecahan ini tak terlalu usang untuk mengindari kebosanan penonton.
Di level yg lebih lanjut, pencerita mampu membuat Babak 3 lebih kompleks dgn membuat aksara mendapati pelajaran hidup sehabis melewati banyak sekali halangan sepanjang cerita. Pelajaran hidup ini menciptakan aksara sadar apa yg sesungguhnya ia perlukan, atau di Bab Karakter di sebut need. Dengan adanya pelajaran hidup ini, tak peduli sukses ataupun gagal abjad dlm mendapatkan apa yg diinginkan, huruf bisa mendapat kesempatan berkembang menjadi orang yg lebih baik.
Meski demikian, beberapa kisah yg karakternya sudah memahami apa yg menjadi neednya, ia bisa kemudian acuh & tetap fokus pada apa yg menjadi keinginannya sejak awal. Karena suatu argumentasi yg mampu dimengerti penonton, protagonis ditampilkan mengabaikan pelajaran hidup atau apa yg dibutuhkannya untuk menjadi orang yg lebih. Dalam hal ini, tak ada benar salah. Ini semua tergantung pencerita, akan menjinjing dongeng ini kemana & pada akhirnya ingin menyampaikan apa pada penonton.
Bahkan tatkala pencerita dgn sadar membiarkan aksara menutup dongeng tanpa mendapat jawaban apakah huruf sukses atau gagal menerima apa yg diperjuangkannya sepanjang cerita, boleh-boleh saja. Yang penting pencerita sadar konsekuensi dr pilihannya menyelesaikan dongeng karena inilah yg kesimpulan yg dibawa penonton pulang sehabis menonton filmnya. Tidak cuma kesimpulan seperti apa yg cerita ini, namun pelajaran hidup apa yg mereka dapatkan dr film tersebut.
Sumber: Buku Menulis Cerita Film Pendek: Sebuah Modul Workshop Penulisan Skenario Tingkat Dasar. Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, 2017. Tim Penyusun: Perdana Kartawiyudha (koordinator), Baskoro Adi Wuryanto, Damas Cendekia, Melody Muchransyah, & Rahabi Mandra.