close

Cara Penanganan Konflik Sosial

Cara Penanganan Konflik Sosial – Setiap individu atau kelompok penduduk memiliki jenis dan bentuk konfliknya sendiri-sendiri. Setiap individu atau kalangan dalam masyarakat juga memiliki gaya tersendiri dalam menghadapi dan menuntaskan pertentangan tersebut. Anda simak dengan saksama kedua acuan pertentangan berikut ini.
Dari kedua contoh tersebut, tentunya Anda mampu mengetahui bahwa dalam menghadapi konflik, setiap orang atau golongan memiliki cara penanganan konflik yang berbeda-beda. Contoh
1 merupakan cara menghindar dari situasi konflik yang sedang dihadapi, sedangkan pola 2 adalah cara musyawarah sehingga konflik mampu teratasi dengan baik.
Tiap orang memiliki cara yang berlainan dalam menanggulangi konflik. Cara ini dipelajari sejak masih belum dewasa dan sepertinya berfungsi secara otomatis.
Dalam pertentangan selalu ada dua kepentingan utama, ialah sebagai berikut.
1. Kepentingan untuk mencapai tujuan eksklusif. Misalnya, dalam hal ini Anda berada dalam konflik karena Anda memiliki tujuan eksklusif yang berlawanan dengan tujuan orang lain. Tujuan tersebut bisa sangat penting bagi diri Anda, namun bisa juga kurang penting.
2. Kepentingan untuk tetap memelihara korelasi baik dengan orang lain. Dalam hal ini, Anda mesti bisa bekerja sama secara efektif dengan orang tersebut pada abad yang hendak tiba. Hubungan itu mungkin sangat penting bagi diri Anda, namun mungkin juga kurang penting.
 Setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki jenis dan bentuk konfliknya sendiri Cara Penanganan Konflik Sosial
Apakah Anda memiliki sobat? Di antara dua orang atau lebih yang menjalin persahabatan, lazimnya mempunyai korelasi yang bagus, toleransi yang tinggi, saling membantu dan melakukan pekerjaan sama, serta saling membantu dalam kesusahan. Sikap seperti ini hendaknya tertanam dan terus dijaga dalam diri Anda. Akan namun, pribadi Anda tidak harus selamanya sama dengan orang lain alasannya mempunyai keinginan dan keperluan yang berlainan. Pada ketika impian Anda tersebut berbeda dengan teman Anda maka sebagai teman akan saling menghargai dan melakukan pekerjaan sama agar cita-cita masingmasing mampu tercapai tanpa ada memaksakan kehendak. Dengan demikian, kekerabatan baik Anda dengan sobat akan tetap terjaga dan terpelihara walaupun ada dua kepentingan yang berlainan.
Adanya dua kepentingan yang berlainan tersebut mampu memengaruhi cara bertindak dalam sebuah konflik. Dengan melihat dua kepentingan tersebut, mampu diungkapkan lima cara dalam menanggulangi pertentangan, yaitu selaku berikut.
1. Menghindar
Cara ini seperti seperti kura-kura yang mempesona diri ke dalam tempurungnya untuk menghindari pertentangan. Tipe ini mengorbankan tujuan pribadi ataupun relevansinya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi persoalan yang menyebabkan pertentangan ataupun orang yang bertentangan dengannya. Orang yang menggunakan cara ini yakin bahwa tidak ada gunanya berupaya menuntaskan pertentangan, beliau merasa tak berdaya. Ia yakin akan lebih mudah mempesona diri (secara fisik ataupun psikologis) dari situasi konflik ketimbang mesti menghadapi konflik.
2. Memaksakan Kehendak
Orang dengan cara ini berusaha menguasai lawan-lawannya dengan memaksa mereka untuk menerima penyelesaian pertentangan yang diinginkannya. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap keperluan orang lain, ia tidak menghiraukan apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa konflik mesti terselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak yang lain kalah. Orang ini ingin menjadi pemenang karena kemenangan akan memberi rasa gembira dan sebaliknya, kekalahan akan menyebabkan perasaan lemah, rasa tidak bisa, dan rasa gagal. Ia berusaha menang dengan menyerang, menguasai, menanggulangi, dan melaksanakan intimidasi terhadap orang lain.
3. Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain
Pada gaya ini, relasi dengan orang lain sangat penting, sedangkan tujuan eksklusif kurang begitu penting. Orang tipe ini ingin diterima dan disenangi orang lain. Ia merasa bahwa konflik mesti disingkirkan demi keselarasan (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan kalau menghancurkan hubungan baik. Ia cemas kalau konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan korelasi eksklusif dengan orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan eksklusif untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. Orang dengan cara ini seakan-akan berkata: “saya mengorbankan tujuanku dan membiarkanmu menerima apa yang kamu harapkan semoga kau menyukai diriku”. Orang ini berusaha memperhalus suasana konflik yang terjadi.
4. Tawar-Menawar
Tawar-menawar ini cukup memperhatikan tujuan eksklusif dan juga keterkaitannya dengan orang lain. Orang seperti ini umumnya mencari kompromi, ia mengorbankan sebagian tujuan langsung dan membujuk orang lain yang berkonflik dengan dirinya semoga ikut berkorban juga. Tipe ini mencari solusi terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak menemukan sesuatu, seolah-olah berjumpa di tengah antara kedua kedudukan ekstrim (mementingkan tujuan eksklusif dan mementingkan relasi dengan orang lain). Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadi ataupun keterkaitannya dengan orang lain untuk meraih kesepakatan ke arah kebaikan bareng .
5. Kolaborasi
Cara ini sungguh menghargai tujuan pribadi dan keterkaitannya dengan orang lain. Ia menatap konflik sebagai dilema yang harus tertuntaskan. Orang tipe ini menatap pertentangan untuk meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia berupaya memulai sesuatu pembicaraan yang mampu mengenali konflik selaku sebuah duduk perkara. Tipe ini memelihara relasi dengan cara mencari pemecahan yang membuat puas kedua belah pihak. Ia tidak akan merasa puas hingga memperoleh sebuah penyelesaian yang dapat mencapai tujuan pribadinya dan tujuan orang lain. Ia juga tidak akan merasa puas sampai ketegangan dan perasaan negatif mampu teratasi sepenuhnya.
Kapan Anda harus memakai cara tersebut untuk menanggulangi pertentangan? Berikut ini terdapat beberapa isyarat yang bisa menolong.
a. Apabila tujuan langsung tidak begitu penting dan Anda juga merasa tidak butuhmemelihara korelasi dengan orang lain maka Anda dapat menghindar. Menghindari rasa permusuhan orang yang tak dikenal di jalan, di mall, atau di terminal ialah cara paling baik yang mampu dikerjakan.
b. Jika tujuan langsung sangat penting, tetapi relasi dengan orang lain tidak begitu penting maka Anda dapat bertindak dengan memaksakan kehendak. Misalnya, pada dikala Anda membeli barang-barang “obralan”, berupaya memasuki kedai makanan yang penuh sesak pengunjung, atau berdesakan untuk mendapatkan daerah di bus pada saat mudik.
c. Jika tujuan langsung tidak begitu penting, namun korelasi dengan orang lain sangat penting maka Anda dapat menggunakan cara menyesuaikan pada cita-cita orang lain. Pada waktu salah seorang rekan Anda berkukuh pada pendapatnya sendiri dan Anda bisa bersikap tak peduli terhadap hal tersebut.
 Setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki jenis dan bentuk konfliknya sendiri Cara Penanganan Konflik Sosial
4. Jika tujuan pribadi ataupun korelasi dengan orang lain cukup penting bagi Anda dan orang lain, itu sama-sama tidak akan menemukan apa yang diharapkan bareng maka bisa dijalankan cara tawar-menawar. Misalnya, bila kapasitas ruangan terbatas, padahal Anda dan rekan kerja menggunakannya bareng maka melaksanakan perundingan untuk memperoleh kompromi akan merupakan jalan paling baik untuk menyelesaikan pertentangan.
5. Jika tujuan eksklusif dan korelasi dengan orang lain sangat penting, Anda mampu bertindak dengan cara kerja sama. Anda dan kalangan belajar Anda memiliki perbedaan pertimbangan dalam menjalankan atau menyelesaikan salah satu tugas sekolah maka peng gunaan cara kolaborasi ialah langkah-langkah paling baik. Anda bersama sahabat Anda mampu tolong-menolong mencari cara memecahkan duduk perkara tersebut tanpa ada yang tersinggung dan peran sekolah pun mampu dituntaskan dengan baik.
Sekian materi mengenai Cara Penanganan Konflik Sosial dari Sosiolgi Ada, semoga berfaedah.