Jika dilihat dari garis keturunan asal muasal garis keturunan ayah dan ibunya yang bertemu pada neneknya yang bernama Ka’ab bin Sa’ad bin taim bin Mura, Abu Bakar termasuk keturunan Bani ta’im, suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh terhormat. Sedangkan dengan silsilah garis keturunan Nabi Muhammad, berjumpa pada Mura bin Ka’ab.
Sejak kecil Abu Bakar terkenal selaku anak yang baik, jujur dan lemah lembut. Dengan sifatnya yang mulia tersebut, Abu bakar digemari banyak orang atau penduduk pada waktu itu. Abu bakar dan Nabi Muhammad ialah sahabat sejak mereka masih sampaumur. Setelah cukup umur, Abu Bakar memilih jalan hidupnya menjadi seorang penjualatau saudagar. Sebagai pedagang, dia sangat sukses dan kaya. Ia terkenal sebab kejujuran, kedisiplinan, dan sifat kedermawanannya. Oleh alasannya itu, sehabis beliau memeluk agama islam, nyaris seluruh harta kekayaannya dia relakan untuk membantu Rasulullah dalam menyiarkan agama islam.
Selain itu, bubuk bakar populer sebagai seorang yang jago dalam ilmu nasab (ilmu pengetahuan mengenai silsilah keturunan). Ia sungguh memahami dan menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku arab. selaku seorang yang populer andal ilmu nasab, Abu Bakar mengetahui ketinggian dan kerendahan derajat masing-masing bangsa Arab, terlebih suku-suku arab Quraisy.
Abu bakar menjadi sobat yang paling diandalkan oleh Nabi Muhammad. disamping itu, Abu bakar ialah sobat yang paling gigih menolong perjuangan Rasulullah. bahkan, Abu Bakar mampu dikatakan selaku sahabat yang paling banyak berkorban, paling teguh, dan paling patuh diantara para teman yang lain. ia tidak pernah bolos mengawaldan mendampingi rasulullah dalam aneka macam peperangan. bahkan dalam menghadapi perang tabuk dan saat Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, tidak hanya jiwa dan Raganya, seluruh hartanya beliau sumbangkan untuk membantu usaha Rasulullah.
Melihat begitu besarnya jasa Abu Bakar dalam menolong usaha Nabi Muhammad dalam membuatkan agama islam, maka sangan masuk akal setelah nabi Wafat, pada tahun 632 M, beliau diseleksi dan diandalkan oleh umat islam menjadi penerus rasulullah sebagai Khalifah atau Khulafaur rasyidin yang pertama.
Kepribadian Abu Bakar Ash – Siddiq
Ia selalu bergaul dengan orang-orang yang andal dalam kitab suci, seperti Waraqah bin Naufal, Qus bin sa’idah, dan zaid bin Naufal. Oleh karena itu, meskipun agama islam belum terlahir ketika itu, abu bakar tidak menyembah berhala mirip yang dilaksanakan bangsa Arab kebanyakan ketika itu.
selaku seorang keturunan aristokrat, Abu Bakar populer selaku seorang yang pintar bergaul, peramah, dan suka menolong orang. Rumah Abu Bakar selalu dikunjungi orang, tidak hanya sebab dia seorang pedagang dan keahliannya dalam ilmu nasab, namun alasannya keramahan dan sopan santunnya serta sifatnya yang suka membantu orang.
Selain selaku ningrat, Abu Bakar ialah seorang penjualyang berhasil. Dalam sebuah riwayat, dijelaskan bahwasebelum masuk islam, dari hasil berdagangnya beliau mempunyai simpanan kekayaan 40.000 dirham. Kalau zaman sekarang Abu bakar termasuk konglomerat berhasil. Kesuksesannya dalam berdagang tersebut desebabkan alasannya beliau terkenal selaku seorang yang jujur dan disiplin. Banyak rekan-rekan dagangnya yang sungguh yakin pada Abu bakar, sehingga mereka tidak takut untuk bekerja sama dengan Abu Bakar dalam berjualan.
Sebagai seorang yang memiliki kepribadian yang disiplin, Abu bakar mampu membedakan dengan urusan-problem jualan dengan permasalahan-masalah pribadinya. Oleh alasannya adalah itu, walaupun beliau terkenal sebagai pedagang berhasil dan kaya, dia juga terkenal dermawan dan suka menolong orang yang membutuhkannya.
Sifat kepribadian lainnya yang menciptakan Abu bakar digemari orang, utamanya rekan-rekan dagangnya, alasannya beliau terkenal sebagai orang yang selalu menepati kesepakatan. Abu Bakar tergolong selaku jenis orang yang takut bila mengecewakan orang lain. Namun, ketika dia dikecewakan orang lain, Abu Bakar sungguh pemaaf dan penyabar.
Setelah Abu Bakar Masuk masuk Agama Islam, serta ikut berjuang bersama Nabi Muhammad SAW, dalam memberitakan agama islam, Sifat dan kepribadiannya yang mulia tersebut tidak surut atau menyusut, akan tetapi semakin meningkat.
Abu Bakar mampu dengan segera menerima aliran-fatwa Islam, sebab memiliki kepribadian yang higienis dan pandai. bahkan dia tidak pernah sangsi dalam meyakini apa yang diajarkan nabi. Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad selaku berikut :
“Tiap-tiap orang yang saya ajak kepada Islam tidak ada yang menyatakan keraguan dan berfikir terlebih dahulu, kecuali Abu Bakar, ia terus menerima dengan tidak tidak yakin dan tidak menunggu-nunggu”.
Rasa percaya Abu Bakar pada nabi Muhammad, sehingga apa yang diajarkan nabi pada dirinya ialah suatu kebenaran hakiki. Muncul pada diri Abu Bakar sifat rela berkorban yang sangat tinggi demi kepentingan agama islam. Hampir seluruh harta kekayaannya beliau relakan dan ia korbankan untuk menolong usaha nabi dalam menyiarkan agama islam. Tidak Hanya pada harta bendanya saja, bahkan jiwa dan raganya pun dia relakan untuk menolong usaha nabi. Oleh alasannya adalah itu, debu bakar tidak pernah bolos dalam banyak sekali peperangan, mendampingi, membantu dan melindungi rasulullah.Artikel : Biografi dan Sejarah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra
Sifat rela berkorban dan sifat kedermawanan yang dimiliki Abu Bakar, menciptakan beliau tidak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membebaskan para budak yang mengalami penderitaan. Budak-budak yang sukses ia bebaskan diantaranya : Bilal bin Rabbah, Abu Fukaifah, Amir bin Fahairah, labibah dan Lain-lain. Sebagai seoreng aristokrat, beliau sangat mengamati kaum yang lemah dan tertindas.
Abu bakar orang yang senantiasa merakyat dan sederhana. Sebelum beliau diangkat menjadi khalifah setelah nabi wafat, Abu Bakar telah terbiasa memerah susu kambing milik orang kampung. Sustu ketika Abu Bakar mengetuk rumah seorang penduduk yang sering beliau kunjungi untuk memerah susu kambingnya. Anak pemilik rumah itu berteriak; “Ibu…, ini tukang perah susu kambing datang!” ibunya keluar untuk mengetahui yang tiba kerumahnya. Begitu mengenali yang tiba itu adalah Khalifah Abu Bakar, ibu itu marah pada anaknya dan menerangkan bahwa yang tiba yaitu khalifah mereka. “tak apa, saya suka dengan sebutan tukang perah susu itu” kata Khalifah Abu bakar pada ibu itu sambil tersenyum.Artikel : Biografi dan Sejarah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar senantiasa teguh pendirian dan bermental baja. Walaupun Abu Bakar cuma dua tahun menjabat sebagai khalifah, ia bisa menyelesaikan dan meredam aneka macam yang terjadi sepeninggal Rasulullah. Bahkan Khalifah Abu Bakar siddiq bisa memperluas kawasan kekuasaan Islam keluar Jazirah Arab, yaitu Irak dan Suriah.
Selama menjabat sebagai Khalifah, Abu Bakar selalu meneladani sikap Nabi Muhammad saw. Prinsip musyawarah dalam mengambil sebuah keputusan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saw, selalu dipraktekannya. selaku Khalifah, beliau sangat memperhatikan rakyatnya dan tidak segan-segan turun langsung membantu rakyatnya yang mendapat kesusahan. Untuk meningkatkan kesejahteraan biasa , ia membentuk lembaga Bait al-mal, atau semacam forum keuangan negara.
Abu Bakar merupakan orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Dalam menuntaskan jabatannya selaku khalifah, Abu Bakar menetapkan calon pengganti dirinya untuk dimusyawarahkan dan diseleksi bukan dari anak-anaknya atau para kerabatnya, melainkan orang yang dianggap mampu untuk mengemban amanat selaku khalifah. Mampu meneruskan usaha nabi Muhammad saw. dalam menegakkan agama Islam selaku agama yang menjadi rahmat bagi seluruh manusia dan alam serta isinya.
Proses Terpilihnya Abu Bakar Menjadi Khalifah
Kaum Anshar menilai bahwa kelompok merekalah yeng lebih berhak untuk menjadi pemimpin umat islam. Kaum Anshar merasa bahwa jasa mereka dalam membantu perjuangan Nabi sangat besar, utamanya dikala membantu Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Untuk membahas problem tersebut, kaum anshar mengadakan musyawarah di Balai Bani Saidah. Hasil musyawarah itu, mereka memutuskan dan menentukan Sa’ad bin Ubadah selaku pemimpin Kaum Muslimin pengganti Nabi Muhammad.
Sedangkan, kaum Muhajirin yang berasal dari suku Quraisy, sangat kagetmendengar info kaum Anshar telah bermusyawarah dan sudah memilih Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin Kum Muslimin pengganti Nabi. sa’at itu mereka sedang mengurus proses pemakaman Nabi Muhammad. Mendengar gosip kaum Anshar telah menyelenggarakan musyawarah sendiri, beberapa pemuka kaum Muhajirin menjadi murka. Mereka menilai kaum Muhajirin lah yang yang justru lebih pantas selaku pemimpin umat islam pengganti Nabi. Sejak dulu orang Quraisy senantiasa menjadi pemimpin bangsa Arab. Mereka merasa sudah dipilih Tuhan menjadi pengawal Ka’bah secara turun temurun.
Untuk menangkal perselisihan kian meruncing, Abu Bakar Siddiq, Ummar bin Khattab, dan Abu Ubaidah mewakili kaum Muhajirin secepatnya menemui kaum Anshar. Ketiga pembesar kaum Muhajirin ini ingin menanyajan kebenaran dan argumentasi mengapa kaum anshar menyelenggarakan musyawarah sendiri.
Pada ketika terjadi perdebatan antara para pembesar Kaum anshar dan Muhajirin, bubuk Bakar As Siddiq menengahi dan berpidato dihadapan kaum anshar. abu Bakar As siddiq menerangkan bahwa betapa besarnya jasa-jasa kaum Anshar dalam perjuangan umat islam. Selain itu juga debu Bakar menerangkan kedudukan dan jasa kaum muhajirin yang tidak mungkin disingkirkan oleh kaum Anshar.
Saat itu Abu Bakar melanjutkan perkataannya; “Sesungguhnya orang yang pantas menjadi Khalifah cuma satu, diantara dua Orang, yaitu Umar bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah.” Mendengar proposal Abu Bakar tersebut Abu Ubaidah bin Jarrah sepontan kaget dan bergetar hatinya, mirip tersambar petir disiang bolong. Begitu juga Umar bin Khattab, mereka aib berhadapan dengan orang besar mirip Abu Bakar. Berteriaklah Umar bin Khattab; “Demi Allah…, lebih baik aku maju dan dipukul leherku tanpa dosa, ketimbang saya diminta memimpin kaum sementara masih ada Abu Bakar di dalamnya”.
Pada dikala itu Umar bin Khattab bangun di depan Abu Bakar sambil berkata “wahai Amirul Mukminin! Engkaulah yang paling pantas dan berhak menjadi khalifah. Kami akan memilih dan mendukungmu selaku khalifah, alasannya adalah engkaulah orang yang paling erat dan paling dikasihi oleh Rasulullah”.
Kemudian Abu Ubaidah dan Basyir bin Saad, menjabat tangan Abu BAkar dan mengucapkan bai’at disertai Umar bin Khattab serta tokoh-tokoh kaum Anshar yang yang lain menyatakan persetujuannya atas pengangkatan Abu Bakar selaku khalifah. Seluruh yang hadir dalam konferensi tersebut lalu ikut membaiat Abu BAkar. Kemudian mereka merengek beramai-ramai bubuk Bakar menuju Masjid Nabawi. Di Masjid Nabawi sekali lagi Abu BAkar dibaiat di depan khalayak lazim. Dengan demikian Abu Bakar dinyatakan sah selaku khalifah pengganti Rasulullah.
Menjelang Shalat Isya, setelah akhir proses pemakaman Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar lalu naik ke mimbar dan mengucapkan pidato yang pertama dalam kedudukannya selaku khalifah.
Pidato pertama dan singkat Abu Bakar selaku kalifah tersebut, menunjukkan bahwa Abu Bakar ialah seorang pemimpin yang jujur, rendah hati, demokratis serta mempunyai perilaku tegas dalam menegakkan kebenaran.
Pidato Abu Bakar As-Siddiq pertama kali dilakukan sehabis beliau dibai’at menjadi khalifah yang pertama, bertepatan dengan sesudah selesainya proses pemakaman Nabi Muhammad SAW.
Berikut pidato singkatnya.
Wahai Kaum Muslimin!
Sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian semua. Bantulah aku bila aku berada pada jalan yang salah. Kebenaran yaitu sebuah amanat dan kebohongan yaitu ialah penghianatan. Yang terlemah diantara kamu, saya anggap yang terkuat hingga aku mengambil dan memulangkan haknya. Yang terkuat diantara kamu saya anggap yang terlemah hingga saya mengambil hak si lemah dari tangannya. Janganlah kalian menghentikan jihad sebab yang meninggalkan jihad akan ditimpa kehinaan oleh Allah. Patuhlah kepadaku selama saya taat terhadap Allah dan Rasulullah Jika aku melanggar perintah Allah dan rasullullah, janganlah kalian patuh padaku,Kini mari kita menunaikan shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada kalian.
Artikel : Biografi dan Sejarah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra
Sumber : Wikipedia