Carl Zeiss (lahir 11 September 1816 – meninggal 3 Desember 1888 pada umur 72 tahun) yakni seorang hebat optik asal Jerman yang mendirikan perusahaan berdasarkan namanya yakni, Carl Zeiss Jena (sekarang: Carl Zeiss AG). Zeiss memperlihatkan donasi yang besar pada pertumbuhan pembuatan lensa modern. Pria yang dibesarkan di Weimar, Jerman ini mulai dikenal saat dia menciptakan lensa yang mempunyai aperture lebar, dengan aperture yang lebar ini gambar yang ditampilkan melalui lensa menjadi sungguh jernih. Penemuan ini terjadi di Jena di suatu workshop pribadi dimana Zeiss mengawali karier dalam bidang optikal. Pada awal Carl Zeiss AG bangkit hanya memproduksi lensa untuk mikroskop, namun sehabis kamera ditemukan, perusahaan ini memproduksi juga lensa berkualitas tinggi untuk kamera.
Sejarah Perkembangan Perusahaan Carl Zeiss AG
Atas usulan dari dosen di University of Jena, Mattias Jacob Schleiden, Zeiss fokus menggarap bisnis mikroskop. Pada September 1847, bengkel Carl Zeiss sukses membuat mikroskop berdaya rendah (low-power microscope) pertama. Pada tahun pertama, dia sukses menjual 23 mikroskop.
Sadar bahwa perusahaannya perlu fondasi inovasi dan ilmiah lebih kuat, Zeiss membujuk Dr. Ernst Ebbe, dosen matematika di University of Jenna, bergabung dengan perusahaannya. Pilihan Zeiss tak salah. Atas pertolongan Dr. Ebbe, Zeiss sukses memperbaiki proses pengerjaan lensa. Dr. Ebbe pula yang memperoleh formula untuk memajukan ketajaman gambar di sekeliling poros optikal. Ketika Carl Zeiss meninggal pada 1888, Ernst Ebbe yang memegang kontrol atas perusahaan Carl Zeiss.
Paul Rudolph yang berjasa bagi Carl Zeiss sehingga reputasinya selaku pembuat lensa fotografi terkenal diseluruh dunia. Pada 1890, Paul merancang lensa asimetris yang sering dikenal dengan nama Anastigmat. Ada tiga seri lensa ini yakni seri III, IV dan V. Belakangan tiga seri lensa ini lebih diketahui dengan nama Protar.
Selain memproduksi sendiri lensa-lensanya, Zeiss juga menawarkan lisensi kepada pembuta lensa lain seperti Hasselblad, Yashica, Voigtländer, Bausch & Lomb, Ross, Koristka, Krauss, Kodak, Sony, dan sebagainya, untuk mempergunakan teknologi lensa dari kota Jena ini.
Lensa-lensa Carl Zeiss ini dipakai untuk pelbagai kebutuhan, mulai dari lensa beling mata, lensa mikroskop, teropong, teleskop, peralatan militer, hingga kamera. Saat ini, misalnya, Zeiss sedang merancang lensa optik untuk teleskop James Webb Space yang bakal menggantikan teleskop Hubble Space.
Simak evaluasi TechRadar soal mutu kamera Lumia 900. “Kontras dan saturasi warna di atas rata-rata kamera ponsel. Kualitas gambar di luar ruangan juga sangat elok ketika matahari bersinar terik,” TechRadar menulis. “Tapi hasil foto dalam ruangan mengecewakan. Lampu kilat Lumia 900 juga tak banyak membantu, menciptakan banyak red eye.”
Majalah Wired juga menunjukkan kesimpulan serupa. Dengan lensa dari Carl Zeiss, impian terhadap kualitas foto dari kamera Lumia 900 sangat tinggi. “Tapi detail foto tak sebagus seharusnya. Kamera ini juga bermasalah dalam problem pencahayaan.” Pada kesannya, kamera bukan semata lensa, tapi banyak bagian lain yang menentukan kualitas suatu foto.
Carl Zeiss adalah perusahaan utama dari Zeiss Gruppe, yang ialah salah satu dari dua divisi besar Carl-Zeiss-Stiftung. Zeiss Gruppe terletak di Heidenheim dan Jena.Divisi lain dari yayasan Carl Zeiss yakni Schott AG dan Jenaer Glaswerk yang memproduksi beling, dua perusahaan ini terletak di Mainz dan Jena.
Carl Zeiss merupakan salah satu perusahaan optik tertua di dunia yang masih beroperasi.
Reputasi
Meskipun sudah melebihi 100 tahun, Zeiss tetap diasosiasikan dengan lensa optikal berkualitas tinggi (dan dengan demikian mempunyai arti mahal). Lensa Zeiss lazimnya dianggap mewah (contohnya lensa Tessar), dibuat dengan baik (bab metal tetap mendominasi di ketika penggunaan bahan plastik kian menjamur), sehingga menciptakan gambar-gambar bermutu tinggi. Zeiss percaya bahwa lensa bikinan mereka sangat tajam “luas terbuka” (maksudnya ketika dipakai dengan apertur optimal, karena lensa-lensa umumnya menciptakan gambar tertajam menggunakan apertur yang kecil, sekitar batas pertengahan tergantung formatnya).
Lisensi Zeiss membolehkan teknlogi mereka diproduksi oleh perusahaan pihak ketiga dan hal ini sudah dilaksanakan oleh banyak perusahaan seperti Kyocera yang sudah disebutkan sebelumnya, Hasselblad (ia sendiri merupakan perusahaan besar), Rollei, Sony dan Alpa. Yang jelas-terang mangkir dari daftar ini yaitu Canon dan Nikon, alasannya mereka memproduksi lensa mereka sendiri.
Artikel : Biografi Seorang Ilmuan Carl Zeiss
Follow : Follow