Faktor Pendorong Mobilitas Sosial – Beberapa faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, diantaranya yakni selaku berikut :
a. Faktor kondisi sosial.
Masyarakat yang mengikuti sistem terbuka, memiliki persepsi lebih terbuka, lebih maju akan mengalami mobilitas lebih singkat. Selain itu perkembangan teknologi juga akan mendorong mobilitas sosial lebih singkat, karena kemajuan teknologi akan mengantarkan seseorang memncapai statifikasi sosial yang lebih tinggi dan lebih mapan.
b. Faktor Lapangan kerja.
Lapangan kerja menawarkan seseorang untuk memperoleh pekerjaan, dan menentukan spesifikasi jenis pekerjaan. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang berpengaruh langsung kepada potensi mobilitas sosial juga dipengaruhi oleh angka kemajuan penduduk. Bila dikala ini terjadi angka kelahiran tinggi, maka mampu diramalkan dua puluh tahun lagi akan terjadi ledakan jumlah pencari kerja, karena anakyang lahir kini ini, dua puluh tahun lagi akan memasuki lapangan kerja. Seandainya tingkat kemajuan lapangan kerja tetap, sedangkan jumlah penduduk bertambah, tentu akan terjadi keunggulan tenaga kerja. Semakin banyak pencari kerja bermakna semakin kecil kesempatan terjadinya mobilitas sosial naik. Spesifik kerja juga menuntut keterampilan khusus, semakin spesifik pekerjaan yang tersedia makin sedikit pula kemungkinan seseorang mendapatkan atau berpindah ke pekerjaan yang satu ke yang yang lain. Hal ini juga akan mempersulit terjadinya mobilitas sosial.
c. Perluasan daerah otonomi
Adanya kawasan baru yang dikembangkan, semula kecamatan diperluas menjadi kabupaten baru akan menjadikan terjadinya perpindahan penduduk. Perpindahan masyarakatini dimaksudkan untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik dari pada tetap berada di tempat asalnya, alasannya perluasan daerah gres membutuhkan pekerja yang lebih banyak. Posisi-posisi jabatan yang semula tidak ada, dengan adanya birokrasi baru maka di selenggarakan, pegawai yang terbatas ditambah, sarana prasarana yang semula belum ada dibangun. Itu semua akam membuka lapangan pekerjaan baru yang merupakan lahan yang memungkinkan seseorang dapat memajukan status sosialnya. Kondisi seperti itu akam mendorong cepatnya mobilitas sosial.
d. Tingkat fertilitas.
Tingkat fertilitas mempengaruhi mobilitas sosial, terkait dengan semakin banyak jumlah kelahiran bayi akan kian memerlukan lapangan pekerjaan gres, padahal lapangan pekerjaan sungguh susah dikembangkan.
Tingkat kelahiran yang tinggi umumnya terjadi pada golongan penduduk kalangan menengah ke bawa, hasilnya akan mempersulit tingkat ekonominya. Sementara golongan kelas sosial yang tinggi, pendidikannya tinggi sebagian besar mereka mempunyai kesadaran reproduksi dan mempertimbangkan resiko melahirkan, sehingga mereka menentukan jumlah anak yang dilahirkan. Oleh alasannya itu kelompok kelas tinggi ini bisa mempertahankan status sosialnya tetap berada pada kondisi yang lebih mapan, bahkan anak-anaknya bisa lebih sukses sehingga mampu memajukan status sosialnya sendiri. Kedua keadaan tersebut yang menjadikan mobilitas sosial yang tetap atau bahkan menaik.
Sebelumnya mengenai Konsekuensi Mobilitas Sosial ini mampu memperbesar wawasan anda
e. Situasi politik dan pemerintahan
Kondisi pemerintahan yang stabil memungkinkan seseorang mampu memajukan pendidikannya, memperoleh pekerjaan dan meningkatkan tarap hidupnya. Kenaikan taraf hidup akan mendorong terjadinya mobilitas sosial. Hal ini terbukti di negara kita, kian mapannya pemerintahan dan tata cara politik semakin banyak orang yang meraih kesuksesan, terbukti banyaknya kendaraan di jalanan sehingga hampir semua kota besar mengalami persoalan transportasi sebab jalanan macet. Disetiap isu terkini libur, hampir semua daerah tujuan wisata didatangi pelancong, sehingga obyek wisata ramai bahkan nyaris setiap kawasan membuka obyek wisata gres sarat dihadiri hadirin. Hampir setiap rumah makan diserbu oleh penggemar masakan, sehingga di kota samapai di desa berkembang distinasi wisata masakan baru. Itu semua merupakan tanda kestabilan pemerintahan yang dapat menghipnotis mobilitas sosial.