Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas sosial – Mobilitas sosial tidak akan berlangsung dengan sendirinya, niscaya ada beberapa factor yang menjadi penggeraknya.
Daftar Isi
Faktor Pendorong Mobilitas sosial
Beberapa aspek yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, diantaranya yaitu selaku berikut :
a. Faktor keadaan sosial.
Masyarakat yang mengikuti tata cara terbuka, mempunyai pandangan lebih terbuka, lebih maju akan mengalami mobilitas lebih cepat.
b. Faktor Lapangan kerja.
Lapangan kerja menyediakan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, dan menentukan spesifikasi jenis pekerjaan. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang mempunyai pengaruh pribadi kepada potensi mobilitas sosial juga dipengaruhi oleh angka pertumbuhan penduduk.
c. Perluasan daerah otonomi
Adanya daerah gres yang dikembangkan, semula kecamatan diperluas menjadi kabupaten gres akan menjadikan terjadinya perpindahan penduduk.
d. Tingkat fertilitas.
Tingkat fertilitas menghipnotis mobilitas sosial, terkait dengan bertambah banyak jumlah kelahiran bayi akan kian memerlukan lapangan pekerjaan baru, padahal lapangan pekerjaan sungguh sulit dikembangkan.
e. Situasi politik dan pemerintahan
Kondisi pemerintahan yang stabil memungkinkan seseorang mampu meningkatkan pendidikannya, menemukan pekerjaan dan mengembangkan tarap hidupnya. Kenaikan taraf hidup akan mendorong terjadinya mobilitas sosial.
Faktor Penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor yang mampu menghalangi mobilitas sosial, yaitu :
a. Ras dan kasta
Perbedaan ras mampu menjadikan perbedaan status sosial, sebab dengan tata cara rasial mampu membuat kelas kelas sosial. Kelas sosial rendah berbeda dengan kelas sosial menengah terlebih ras tinggi, demikian pula sebaliknya. Setiap kelas dalam ras menentukan teladan kehidupannya, kelas rendah umumnya berada pada taran sosial ekonomi yang rendah, mereka mengalami kesusahan untuk memajukan kesejahteraannya alasannya adalah dibatasi dengan aneka macam aturan dan norma. Contohnya, ras kulit putih dan kult hitam di Afrika; Sistem kasta di Bali dan di India.
b. Diskriminasi kelas sosial.
Suatu keanggotaan di dalam organisasi kemasyarakatan sering dibatasi dengan banyak sekali hukum yang mempersyaratkan anggotanya mempunyai kemampuan dan pengesahan tertentu untuk menduduki sebuah posisi yang lebih tinggi. Adanya diskriminasi kelas dalam system kelas terbuka mampu membatasi seseorang untuk melaksanakan mobilitas ke kelas yang lebih tinggi. Sistem terbuka sering ada pembatasan keanggotaan dan kalau akan menduduki posisi tertentu mesti menyanggupi banyak sekali syarat tertentu pula, syarat ini belum tentu setiap anggotanya memiliki. Misal, posisi pimpinan dan keanggotaan dalam partai politik, jumlah anggota terbatas, jumlah anggota dalam forum tertentu dibatasi (DPR hanya 500 orang).
Masyarakat yang hidup di kelas sosial redah, mereka akan memiliki teladan pikir, nilai sosial dan kebiasaan hidup sederhana. Lingkungan tersebut menghipnotis masyarakatnya untuk tetap hidup dalam kondisi apa adanya yang dihadapi dan ditemui kesehariannya, mereka merasa sulit dan enggan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kondisi tersebut akan memperlambat mobilitas sosial.
c. Kemiskinan
Kemiskinan akan sangat mempengaruhi seseorang atau masyarakatnya untuk meningkat ke arah yang lebih maju. Kemiskinan menghalangi seseorang untuk meningkatkan pendidikannya, pekerjaannya dan kesejahteraannya sehingga mereka tetap terbelenggu pada keadaan yang memprihatinkan. Dengan kata lain mereka mengalami kesulitan untuk mengubah status sosialnya ke posisi yang lebih baik. Hal itu akan menghambat mobilitas sosialnya.