Oleh: Melody Muchransyah
Masih ingat tiga komponen dalam sebuah logline? Ya, logline yang baik akan memaparkan perihal seorang karakter yang mengharapkan sesuatu namun mengalami kesusahan untuk menerimanya. Jika lupa, silakan baca lagi di SINI.
Jika masih ingat, kita lanjut saja. Oleh kesudahannya, sebelum menuliskan skenario untuk filmmu, kau harus mengenali tiga hal berikut ini:
(1) Siapa tokohmu?
(2) Apa yang beliau harapkan?
(3) Apa yang menghalanginya dari mewujudkan keinginannya tersebut?
Pembahasan ini akan berkonsentrasi untuk merumuskan mengenai hal paling penting yang ada di dalam skenario, ialah abjad.
a. Pengertian Karakter
Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Elektronik” (2008), karakter adalah “etika; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau kecerdikan pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; budpekerti.” Di dalam bukunya “Screenplay: The Foundations of Screenwriting” (2005), Syd Field menuliskan bahwa huruf ialah dasar internal yang penting dari sebuah skenario. Karakter yakni landasan utama, bagikan jantung, jiwa, dan metode saraf dari skenario. Sebelum kamu dapat menempatkan satu kata di atas kertas, kau harus mengenal karakter yang hendak kamu buat.
Hal yang paling mudah yang mampu kita lakukan dalam membuat abjad ialah dengan memperhatikan sekeliling kita. Saya sendiri kadang kala menulis cerita dan skenario menurut tokoh-tokoh yang ada di kehidupan aku sehari-hari: mulai dari adik saya, orang renta aku, teman-sahabat aku, hingga ke diri saya sendiri! Hal ini disebabkan sebab membuat karakter harus dilaksanakan dengan seksama: kita ingin menciptakan aksara yang ‘hidup’. Proses membangkitkan karakter mempunyai arti menunjukkan dimensi pada huruf tersebut sehingga segala hal yang terkait dengan aksara tersebut menjadi konsisten dan penonton mampu yakin bahwa huruf yang kita ciptakan mampu hidup di tengah-tengah mereka. Inilah mengapa menjadi penting untuk memperhatikan orang-orang di sekitarkita: bagaimana mereka berbicara, bagaimana mereka bertindak, apa yang menjadi persoalan di dalam kehidupan mereka, serta interaksi mereka kepada lingkungan mereka sehari-hari.
b. Tipe Karakter
Ada beberapa model tentang tipe huruf.Namun yang paling penting untuk dikenang yakni membagi abjad kita menjadi aksara utama dan huruf pendukung. Berikut yaitu beberapa tipe karakter:
1. Protagonis
Protagonis disebut juga sebagai the pivotal character (aksara yang penting) alasannya protagonis memang ialah huruf paling penting dalam sebuah dongeng. Protagonis merupakan huruf utama dalam dongeng yang akan memimpin jalannya cerita. Protagonislah yang menciptakan pertentangan dan membuat kisah mengalir. Protagonis harus tahu apa yang ia mau (want). Tanpa protagonis, kisah akan terasa janggal, nyatanya tidak akan ada dongeng. Dalam menghendaki sesuatu, protagonis mesti mempunyai kehendak yang kuat dalam mengabulkan keinginnya sehingga dalam perjalanan untuk menerima apa yang dia harapkan, dia akan menyerang atau diserang (Egri, 1960). Contohnya, huruf Don Vito Corleone adalah protagonis di dalam film The Godfather (Coppola, 1972) yang ialah seorang bos durjana ternama.
2. Antagonis
Karakter pendukung yang menentang atau melawan aksara utama akan menjadi penentang atau antagonis. Antagonis yakni karakter yang mau menghancurkan usaha protagonis dan akan menekan kondisi protagonist dengan segala kekuatan yang dia punya. Egri (1960) menyatakan bahwa tokoh protagonis dan antagonis harus menjadi lawan yang memiliki kekuatan yang serupa, supaya terjadi perlawanan yang seimbang. Karena fungsinya yang penting dalam dongeng, penulis skenario apalagi dahulu mesti mengenal abjad-aksara yang mau ditulis dengan sepenuhnya. Karakter-huruf inilah yang nanti akan menertibkan dongeng. Di dalam film Silence of the Lambs (Demme, 1991), huruf antagonisnya yakni Dr. Hannibal Lecter. Selain kedua tipe aksara di atas, Set & Sidharta (2003) menyebutkan beberapa tipe aksara pendukung lain seperti Karakter Sidekick yang bertugas menolong huruf protagonis, Karakter Kontagonis yang bertugas membantu karakter antagonis, dan Karakter Skeptis yang paling tidak acuh dengan aktivitas yang dilaksanakan oleh huruf protagonis.
Sumber: Buku Menulis Cerita Film Pendek: Sebuah Modul Workshop Penulisan Skenario Tingkat Dasar. Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Tim Penyusun: Perdana Kartawiyudha (koordinator), Baskoro Adi Wuryanto, Damas Cendekia, Melody Muchransyah, dan Rahabi Mandra.