Mendidik, Mengajar Dan Melatih


Pendidikan mengandung tiga komponen, adalah mendidik, mengajar dan melatih. Ketiga unsur ini mempunyai pengertian yang berlawanan. Mendidik berdasarkan Darji Darmodiharjo memberikan perjuangan yang lebih ditujukan kepada pengembangan kecerdikan pekerti, hati nurani semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan dan yang lain. Mendidik anak tidak dapat diidentikan (disamakan) dengan mengelola anak, mengelola anak lebih banyak berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, mendidik anak menyangkut seluruh kepribadian anak.
Mengajar berarti memberi pelajaran perihal banyak sekali ilmu yang berfaedah bagi perkembangan kesanggupan berpikirnya. Dsebut juga pendidikan Intelektual. Intelek adalah kesanggupan anak berpikir dalam banyak sekali bidang kehidupan. Jelas bahwa pengajaran atau pendidikan intelektual ialah bagian dari seluruh proses pendidikan, atau pengajaran mempunyai arti lebih sempit dari pendidikan.

Lebih sempit lagi kata latihan, mirip latihan menggambar, latihan membaca dan menulis, latihan berhitung, latihan naik sepeda, latihan menembak, Latihan ialah usaha untuk memperoleh kemampuan dengan melatihkan sesuatu secara berulang-ulan, sehingga terjadi mekanisasi atau pembiasaan. Latihan dapat kita terapkan terhadap hewan, misalnya melatih anjing herder, melatih singa di dalam sirkus, atau melatih lumba-lumba biar mampu menjawab suatu soal hitungan mirip 3 x 4 = 12. Bagi binatang tidak bisa menggunakan ungkapan pendidikan gajah (yang mempunyai arti mendidik, mengajar dan melatih gajah), namun yang tepat yakni melatih gajah.

Proses yang menyangkut intelek atau anggapan, cuma mampu diterapkan pada anak insan. Ini mempunyai arti bahwa proses latihan berada dalam taraf kegiatan yang lebih “rendah” dari proses mencar ilmu, sedangkan berguru berada dalam acara yang lebih “rendah’ lagi dari proses mendidik. Pendidikan anak mencakup seluruh kepribadiannya, ialah segi kehidupan inteleknya, sikapnya dan keterampilannya. Latihan cuma menyangkut segi jasmani-rohaninya, atau dengan istilah teknis, menyangkut sisi psikomotoris kepribadian.
Tujuan ketiga jenis kegiatan itu juga berlawanan, tujuan mendidik ingin meraih kepribadian yang terpadu, yang terintegrasi, yang sering dirumuskan untuk meraih kepribadian yang cukup umur. Para mahir ilmu mendidik sudah setuju, bahwa tujuan mendidik adalah untuk mencapai kedewasaan. Tetapi apa arti kedewasaan itu, dan lebih umum lagi, apa tujuan pendidikan itu dalam arti yang bahu-membahu, memerlukan pembahasan yang khusus (dibahas dalam tujuan pendidikan), sebab masalahnya tidak semudah yang kita duga.
Tujuan pengajaran yang menggarap kehidupan yang intelek anak ialah agar anak kelak selaku orang akil balig cukup akal memiliki kemampuan berpikir mirip yang dibutuhkan, dari orang cukup umur secara ideal, adalah diantaranya bisa berfikir absurd logis, objektif, kritis, sistematis, analitis,sintetis, integratif dan inovativ.

  Tut Wuri Handayani (Rancangan Pendidikan Ki Hajar Dewantara)

Tujuan latihan yaitu untuk mendapatkan keterampilan perihal sesuatu. Ketrampilan yakni suatu perbutan yang berjalan secara mekanis, yang memprmudah kehidupan sehari-hari mampu pula membantu proses berguru, seperti kemampuan berhitung, membaca, mempergunakan bahasa dan sebagainya. Baik kemampuan maupun berpikir akan menolong proses pendidikan, yang menyangkut pembangunan seluruh kepribadian seseorang.