- kala kesukuan prasejarah,
- era Hindu-Buddha,
- kurun Islam.
- tari keraton (tari istana) yang disokong kaum darah biru,
- dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan.
- tari tradisional dan
- tari kontemporer
> Ibing Pola (Tarian Berpola)
Tarian ini umumnya dilaksanakan secara berkelompok dikoreografi, disuguhkan dalam panggung untuk kebutuhan hiburan saja.
> Ibing Saka (Tarian Acak)
Penampilan gerakan ini populer di tempat Subang & Karawang, disebut juga selaku Bajidor. Bajidor itu sendiri tidak jarang diasosiasikan sebagai kependekan dari Barisan Jelama Boraka atau Barisan dari orang-orang durhaka. Tarian ini lebih merakyat alasannya adalah posisi penonton sejajar dengan penari serta penonton mampu ikut menari.
3. Tari Saman
Tari Saman ialah tari tradisional dari tempat Gayo, Aceh. Tari ini umumnya ditampilkan untuk peristiwa penting budbahasa. Tari saman yaitu salah satu cara untuk pencapaian dakwah. Tarian ini merefleksikan keagamaan, pendidikan, adab, kepahlawanan, kebersamaanda kekompakan. tarian kawasan
Tari Saman lazimnya dipertunjukan tidak memerlukan iringan alat musik, namun hanya memakai suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan menghantam dada & pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan tubuh ke banyak sekali arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang umumnyadisebut Syech.
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi komponen dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.
4. Tari Kecak
Tarian Daerah ini ialah tari yang berasal dari pulau dewata Bali. Tari Kecak(fire Dance) yaitu tari masal yang dipertunjukan oleh banyak penari secara duduk bersila melingkar. Tari Kecak diciptakan oleh Wayan Limbak dan Walter Spies pada tahun 1930. Tari kecak terus mengalami kemajuan hingga sekarang. Sendratari atau seni drama dan tari ini tidak hanya berpatokan pada satu bab dari Ramayana tapi juga bagian bab kisah yang lain dari Ramayana.
5. Tari Pendet
Tari Pendet berdasarkan sejarah diciptakan oleh seorang Seniman berjulukan I Wayan Rindi pada tahun 1967. Dahulu tari ini hanya dipentaskan untuk program sakral, namun kemudian tari ini diubah menjadi kesenian yang tidak cuma dipentaskan dalam ritual keagamaan. Tari ini diperankan oleh beberapa cukup umur putri yang menenteng mangkuk perak berisi bunga. Bunga tersebut kemudian ditaburkan selaku ucapan selamat tiba.
6. Tari Tor-tor
Tari Tor merupakan salah satu kesenian Tarian Daerah dari Sumatera Utara, tepatnya Mandailing. Nama tor-tor konon berasal dari suara hentakan kaki diatas lantai rumah adat batak yang berasal dari kayu. Tari ini diiringi oleh bunyi gondang yang menghentak berirama. Pementasan tari tor-tor umumnya memiliki tujuan khusus antara lain upacara ajal,panen,penyembuhan dan pesta muda mudi. Sebelum mulai menari, dilakukan apalagi dahulu ritual khusus dengan maksud sebagai tanda patuh pada sang pencipta, hormat pada leluhur, dan tujuan kepada khalayak yang datang. Tari tortor ini mengandung tiga makna selain untuk ritual juga untuk penyemangat jiwa,layaknya kuliner untuk jiwa dan selaku fasilitas hiburan.
7. Tari Gambyong
Tari Gambyong merupakan tarian daerah yang berasal dari jawa tengah, lebih tepatnya Surakarta. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh beberapa orang penari. Tari ini berisikan tiga bagian yakni permulaan(maju beksan), isi(beksan), dan penutuh(mundur beksan). Tari Gambyong dahulu dipentaskan untuk ritual pertanian yang bertujuan biar hasil pertaniannya semakin subur. Kemudian setelah gerakannya dibakukan oleh Keraton Mangkunaga Surakarta, Tari Gambyong menjadi tari yang dipentaskan diacara perkawinan atau penyambutan tamu.
8. Tari Topeng
Tari Topeng merupakan tari dari daerah Jawa Barat Bagian Pantai Utara( Cirebon, Indramayu, Jatibarang, sampai ke Brebes). Tari ini banyak ragam gerak dan ceritanya. Tari ini bisa dipentaskan oleh seorang atau beberapa orang penari. Seperti namanya penari mengenakan topeng. Banyak topeng yang dapat dikenakan tergantung maksud yang diperlukan.
9. Tari Yapong
Tari Yapong merupakan tari pentasdari Jakarta. Asal mula tari yapong adalah saat Pemda DKI hendak mengadakan acara HUT DKI Jakarta ke-477 tahun 1977. Pemda DKI mengharapkan sebuak pergelaran tari masal yang mengangkat cerita usaha Pangeran Jayakarta. Pemda mempercayakan program sendratari ini kepada Bagong Kusudiharjo. Bagong Kusudiharjo melaksanakan sebuah penelitian wacana kehidupan penduduk Betawi sampai hasilnya terciptalah suatu tari yang dinamakan Tari Yapong. Asal nama tari yapong tidak mengandung makna khusus. Kata yapong berasal dari lagu yang berbunyi ya, ya, ya dan alat musik yang berbunyi pong, pong, pong.
Tari Yapong merupakan tari yang bernuansa bangga dan dinamis.Dalam tari ini dipertontonkan gerakan gembira untuk menggambarkan rasa senang menyambut kehadiran Pangeran Jayakarta. – Tarian Daerah