Puisi Untuk Pacar Ldr Bikin Kangen

Puisi Untuk Pacar LDR

Puisi Untuk Pacar LDR Bikin Kangen
Puisi LDR Matahari Hati

Sesak menginjak setumpuk sajak

Remuk berkepingdi bentangan berserak

matahari yang ragu

memperabukan semak

Bunga layu dihempas seteru saat bergerak merebak

diterbangkan angin kemarau

baru saja satu babak.

Akan usang

tidak seperti lalu

Suatu hal yang gres

Bila matahari tidak seterik ini

aku nantikan

dikala awan putih menari

Itu hatiku yang rindu menanti dibalik pintu

dan secubit senyum dan rayu bujuk.

cita-cita rerintik datang

hapus penderitaan daun jendela

dan embun di dedaunan dihempaskannya

Walau masih pagi ketika

ufuk juga masih tetap jingga

Kau tahu

tetes embun itu adalah air mata

Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita.

Puisi LDR Ketulusan Cinta

Puisi Buat Pacar LDR

“Saya tidak dapat geram, alasannya buatku kau ialah karunia paling indah yang dekap barisan hariku sarat berbahagia tumpah. Sepotong senyuman yang kamu titipkan pada arakan senja, hapus kesalku jadi tawa merekah, dan rinduku riba-datang disanggupi keelokan yang banyak.”

 bila kamu ingin mengutarakan rasa sayangmu pada pasangan kamu Puisi Untuk Pacar LDR Bikin  Kangen
puisi ldr kangen

“Inikah suatu tanda? Pertama kalinya tatapku yang berguling riil pada beningnya matamu, telah memasung berbahagiaku tanpa ampun. Tidak perduli berapa kurang kuat getar itu menyisir kalam batinku. Saya cuman tahu, ada kangen yang kujaga untukmu.”

“Mengenalmu yakni karunia. Menyakitimu sama larangan. Tatap wajah jadi kebahagiaan.”

“Kamu itu majas, kelihatan sukar dan lain. Tetapi penuh keelokan.”

“Kamu benar-benar terkenal di kepalaku. Bahkan juga dikala saya tidur, kepalaku masih tetap direpotkan olehmu. Karena kamu senantiasa berkunjung dalam mimpiku.”

“Bila kelak cinta dan kangen tidak kedengar di telingamu kembali, yakinlah doaku akan setia merengkuh jiwamu hingga malam yang menyendiri.”

“Senja datang dengan rona bayangmu yang penuhi semesta, sepanjang mataku berkaca, mukamu mirip lampu sinar yang penuhi “

“Terganggu kangen yang menelusup setiap kedip mata. 2 hari memijak tapak jejak bersama, sudah memagut getarku tidak bersisa.”

“Bila ini cinta, saya cuman tahu bagaimanakah cara mengungkapkannya dalam tertelanjangan apa yang ada. Dengan seluruh raga, hati, dan jiwaku yang mengulum kepasrahan tanpa patokan.”

  (Puisi) Rindu yang Tak Berkesudahan