Lutetium, 71 Lu |
Lutesium adalah suatu bagian kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Lu dan nomor atom 71. Lutesium ialah logam berwarna adonan antara putih dan perak yang tahan kepada korosi dan tergolong hasil bumi yang langka. Lutesium merupakan logam terkeras dan terpadat dalam kalangan lantanida yang terletak pada kolom terakhir dari golongan tersebut pada tabel periodik.
Salah satu kegunaan lutesium yang sudah dipraktekkan yaitu selaku katalis, baik dalam pembuatan minyak mentah menjadi materi bakar mesin dan kendaraan atau proses yang melibatkan hidrogen. Isotop dari lutesium juga pernah digunakan untuk meneliti usia dari meteorit.
Lutesium ialah logam termahal di dunia dengan harga $ 75 atau setara dengan Rp 825.000 untuk setiap satu gram. Nama lutesium berasal dari kata lutetia, nama Latin dari kota Paris, yang mempunyai arti sanggar kapal di sungai.
Lutesium pertama kali didapatkan pada tahun 1907 oleh Baron Carl Auer von Welsbach, Georges Urbain, dan Charles James ketika masing-masing dari mereka melakukan penelitian di daerah yang berbeda. Mereka meneliti mineral yang diduga murni berisikan iterbium, namun pada balasannya dikenali bahwa mineral tersebut juga ialah variasi dari lutesium dan beberapa bagian kimia lain. Karena Georges Urbain mengambil langkah cepat untuk mempublikasikan penemuannya, maka penamaan bagian kimia tersebut sebagai lutesium terpilih dan resmi diakui secara global.
Georges Urbain (12 April 1872 – 5 November 1938 di Paris ) yakni seorang Ahli kimia Prancis, profesor Sorbonne. Dia belajar di elit École supérieure de physique et de chimie industrielles de la ville de Paris (ESPCI ParisTech). Ia mendapatkan komponen lutetium (nomor 71) pada tahun 1907.
Sejarah Penemuan
Lutetium, yang berasal dari bahasa Latin Lutetia ( Paris ), didapatkan secara independen pada tahun 1907 oleh ilmuwan Prancis Georges Urbain, mahir mineral Austria Baron Carl Auer von Welsbach, dan jago kimia Amerika Charles James. Mereka menemukannya selaku pengotor erbia , yang dipikirkan oleh ahli kimia Swiss Jean Charles Galissard de Marignac yang semuanya berisikan ytterbium. Para ilmuwan mengajukan nama yang berlawanan untuk unsur-unsurnya: Urbain menentukan neoytterbium dan lutecium, sedangkan Welsbach memilih aldebaranium dan cassiopeium (setelah Aldebaran dan Cassiopeia ). Kedua artikel ini menuduh orang lain menerbitkan hasil berdasarkan pada penulis.
Komisi Internasional untuk Bobot Atom, yang lalu bertanggung jawab atas pengaitan nama-nama unsur gres, menyelesaikan pertikaian tersebut pada tahun 1909 dengan memperlihatkan prioritas terhadap Urbain dan mengadopsi namanya sebagai yang resmi, menurut fakta bahwa pemisahan lutetium dari bakteri Marignac yaitu Pertama kali dideskripsikan oleh Urbain; sehabis nama Urbain diketahui, neoytterbium dikembalikan ke ytterbium.
Sampai tahun 1950-an, beberapa andal kimia berbahasa Jerman menyebut lutetium dengan nama Welsbach, cassiopeium ; Pada tahun 1949, ejaan komponen 71 diubah menjadi lutetium. Alasannya yakni bahwa sampel lutetium Welsbach pada 1907 murni, sementara 2207 sampel Urbain hanya berisi jejak lutetium. Hal ini kemudian menyesatkan Urbain untuk berpikir bahwa dia telah mendapatkan komponen 72, yang dia beri nama celtium, yang bergotong-royong ialah lutetium yang sangat murni. Keluhan mendiskreditkan karya Urbain pada bagian 72 menimbulkan penilaian ulang karya Welsbach wacana unsur 71, sehingga unsur tersebut dinamai menjadi cassiopeium di negara-negara berbahasa Jerman untuk sementara waktu. Charles James, yang tetap berada di luar argumen prioritas, bekerja dalam skala yang jauh lebih besar dan mempunyai persediaan lutetium terbesar saat itu. Logam lutetium murni pertama kali diproduksi pada tahun 1953. (Sumber: en.wikipedia.org)