Hikayat Hang Tuah Bab 1

Hikayat Hang Tuah Bagian 1.
Pokok dongeng ini berdasarkan sejarah, tetapi tiada mampu dikatakan kitab sejarah, alasannya adalah cara menceritakannya sudah banyak bercampur dengan khayal (fantasi) pengarang. Boleh juga dibilang Hikayat Hang Tuah yaitu suatu kitab yang mendekati roman sejarah (historische roman) yang terjadi di sekitar kerajaan Malaka pada waktu sebelum kehadiran orang Portugis. Tegasnya pada kiamat kerajaan Majapahit sampai awal kedatangan orang Portugis. Tetapi bahan sejarah itu sedikit sekali.

Dalam Hikayat Hang Tuah tersebut berhubungan kerajaan Malaka dengan kerajaan Majapahit, Inderapura, serta dengan kerajaan Siam dan dengan kerajaan Keling di pantai Koromandel.

Hang Tuah-pun ada juga tersebut dalam sejarah Melayu, tetapi bedanya, dalam sejarah Melayu Hang Tuah dan tokoh yang lain lebih banyak bersifat sejarah, namun dalam hikayat ini menjadi materi khayali yang ditambah-tambah dan dibunga-bungai yang lebih banyak bersifat roman sejarah yang penting dalam kesusastraan usang Indonesia. Bahasanya baik dan terpelihara, alasannya adalah itu menjadi anutan bahasa Melayu. Tetapi berlawanan dengan sejarah Melayu, Hang Tuah tiada diketahui siapa pengarangnya.

HANG TUAH.
Hang Tuah dari kecil akrab dengan empat anak yang hampir sebaya dengan ia,yakni:

1. Hang Jebat.
2. Hang Kasturi
3. Hang Lekir
4. Hang Lekiu.

Ditengah bahari mereka lihat tiga buah perahu yang menuju ketempat mereka,bahtera lawan agaknya. Hang Tuah dan teman-sahabatnya membelokkan perahunya menuju darat, mereka hendak menghadang belum dewasa bahtera itu tubruk didarat. Dilaut mereka tentu tidak akan dapat melawan musuh yang datang itu, karena perahu mereka besar-besar. Setelah terjadi perkelahian sepuluh orang diantara anak perahu yang naik kedarat itu dapat mereka musuh dan yang lain secepatnya melarikan diri.

Dari keterangan belum dewasa perahu yang tertawan itu ternyata mereka datang dari Siantan dan Jemaja yang ditugaskan Patih Gajah Mada, menteri ratu Majapahit, untuk menyerang Palembang.

Hal itu secepatnya didengar oleh bendahara Paduka Raja. Bendahara Paduka Raja sangat memuji-muji akan keberanian kelima budak-budak itu.

Pada sebuah hari orang menjadi huru-hara dalam pasar,sebab ada orang mengamuk. Hang Tuah yang sedang membelah kayu dimuka kedainya tiba berlari-lari ketempat itu dan dia mampu membunuh pengamuk itu. Hal ini terdengar oleh keempat sahabatnya, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu,mereka secepatnya mendapatkan Hang Tuah.

Kemudian ada pula orang mengamuk didalam pasar dan disampaikan orang banyak pula kepadanya, lalu dibunuh oleh kelima erat itu Hang Tuah dan keempat sahabatnya itu, karena berbuatannya, beroleh kado dari bendahara, adalah persalin (pakaian) selengkapnya. Hang Tuah menerima busana yang pernah dipakai bendahara sendiri, sebagai alamat bahwa dia akan menjadi orang besar kelak.

Bendahara suami isteri amat sayang terhadap kelima bersaudara itu dan meraka dijadikan sahabat bermain Tun Mat, anak bendahara sendiri. Pun kabar itu didengar pula oleh raja dan kelimanya diangkat menjadi biduan dalam istana baginda. Bersambung ke bagian 2  ….