Contoh Puisi untuk Guru & Tema Pendidikan – Sobat-sobat semua pastilah sudah mengenali pentingnya arti pendidikan bagi manusia. Pendidikan memiliki peran yg sangat penting alasannya adalah pendidikan merupakan alat & sarana yg bisa dipakai untuk membuka gerbang ilmu wawasan. Dalam proses membuka ilmu pengetahuan ini, proses belajar lah yg bisa menjadi kunci pokok para pembelajar untuk selanjutnya menghimpun ilmu wawasan yg ada.
Pendidikan bisa saja berawal dr sebelum bayi lahir mirip yg dijalankan oleh banyak orang dgn memainkan musik & membaca pada bayi dlm kandungan dgn keinginan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
BUKU
Kau tempatku menabur ilmu…
kau jendela di hidupku…
kau tempatku goreskan jutaan pena…
tetapi, kadang-kadang orang mengabaikannya…
kau tertumpuk deraian debu…
Buku…
kau tempatku membuatkan rasa….
meski kamu-sekalian hanya diam membisu…
lembaran demi lembaran yang terisi…
Tertancap keindahan ilmu menarik…
terselip kata demi kata…
yang mengisi hari-harimu…
Buku…
kau tempatku goreskan pena…
goresan pena sekarang tertancap di badanmu…
jutaan kata sekarang terlukis di badanmu…
Kau tempatku lukiskan keindahan…
kau tempatku membuatkan kesakitan….
Buku…
kau yg mengajariku arti kehidupan…
tiada patut hidup ini kulewati…
tanpa kamu-sekalian di sisiku…
Kau guru yg cuma bisa diam membisu…
tetapi, kau menawarkan jutaan ilmu yg tersimpan di setiap lembaran…
Sampai sekarang saya tak tahu
Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dahulu
Dapat menyambung lambungku, istriku & anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang duit di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tak bisa memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah & kuliah
Namun tak memberiku otak brilian & kemampuan nan sebanding
Aku hanya cekatan menyontek garapan temanku
Aku hanya cekatan membajak & meniru karya negeri orang
Aku cekatan mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?
ku sandarkan di pagar renta
Anakku, gue datang
tak bawa mobil mewah
tak bawa rupiah
Tapi gue punya cinta
cintaku begitu besar
lebih dr sepeda bau tanah itu
tahukah kau
saya sangat menyayangimu
Ini kawasan terpencil
tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah …
Berjuanglah …
Kau mesti bisa taklukkan
gedung-gedung pencakar langit itu
hancurkan kebodohanmu
raih mimpi
gapai prestasi
Aku hanya orang bau tanah
yang tak memiliki arti apa-apa
namun gue punya cinta
lebih dr sepeda renta itu
TAK MAU JADI ORANG BODOH
Seorang anak kecil
Berjalan dgn kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki
Aku ini pula insan
Yang punya nyawa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu
Tapi kau tak memiliki hati
Kau punya mata
Tapi tak melihat
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar
Kau punya segalanya
Tapi tak merasa
Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dr gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yg membasahi tubuh itu
Aku tak punya sepertimu
Tapi gue tak mau jadi orang terbelakang sepertimu
Aku ingin punya banyak ilmu
Aku yakni gue
Bukan kau
rintikan air hujan
mencoba mengelak dr terik panasnya matahari
tempat yg sering mereka sebut ‘Rumah’
Saat gue berlangsung,
ku lihat anak bangsa
dengan seragam kumal yg dikena
tanpa alas kaki yg melindungi
bikin kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
tetapi semangatnya menuntut ilmu,
mirip api yg menyala-nyala
dan takkan pernah padam
Aku kembali berlangsung,
sesaat ku dengar rintihan anak bangsa
“Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku pula punya impian, keinginan & masa depan,” rintihnya.
namun apa daya, kedua orangtuanya cuma mampu diam seribu bahasa
Pemimpinku, Pemerintahku,
apa kalian tak menyaksikan?
kesusahan menyelimuti anak bangsa
apa kalian pula tak mendengar?
rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
apa mungkin kalian terlalu sibuk?
terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dgn uang-duit kalian
Atau mungkin kalian lupa?
tiap kali akad cantik kau ucapkan
di depan ribuan pasang mata yg menyaksikan
Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara?
anak bangsa belahan dr rakyat
sebab rakyat kalian memimpin
karena rakyat kalian jadi pemimpin
walau hanya satu suara & satu keyakinan dr tiap rakyat
tak sadarkah kalian, ‘satu’ pun bermakna
karena takkan ada ‘seribu’ tanpa ‘satu’
Pemimpinku, Pemerintahku,
tak sadarkah?
rakyat sudah pertaruhkan semuanya
dari impian, harapan, hingga masa depan
tetapi apa balasan dr tiap ‘satu’ suara & ‘satu’ kepercayaan yg rakyat pertaruhkan?
hanya sebatas tipuan dan angan-angan yg nampak ‘mustahil, jadi realita
Aku hanya berharap
suatu saat, negeri ini
negeri yg sekarang padam
kan kembali terang benderang
JANGAN MALAS MEMBACA
Sesobek kertas sudah diberikan
seuntai goresan pena pula berada di dalamnya
duhai anak yg malang
mengapa kau-sekalian diam saja?
Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
ilmu maha luas sudah tertuliskan
tetapi sayang kau enggan membaca
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terhampar
sungguh dunia sudah bicara,
kau mau tahu isiku?
kau mau mengetahui apa menyangkut dunia ini?
Malang beribu malang kau enggan membaca
duhai anak yg malang
bangkitlah sekarang
pengetahuan luas sudah menantimu
lawanlah jiwa kotormu itu
tuk mencapai impianmu
BUKU
Buku …
kau ialah sumber ilmu
dimana gue berguru & membaca
dari gue tak tahu sampai tahu
Buku …
kau yaitu jendela ilmu
jendela menuju kehidupan yg lebih berhasil
menuju kehidupan yg lebih indah
Halaman demi halaman
lembar demi lembar
kubaca dgn serius
hingga gue lupa waktu
Terimakasih buku
engkau temaniku
dari kecil hingga besar
tuk menggapai cita-citaku
Sinar pagi yg cerah..
bikin gue bergegas untuk berangkat sekolah
sungguh bahagia hari ini
demi menerima ilmu
saya rela berlangsung kaki
untuk menjangkau suksesku
Gurulah yg menyemangatiku
Gurulah yg membimbingku
Tanpa ilmu gue takkan sukses
tidak ada guru tak ada pula ilmu
kaulah guru terhebat bagiku
kaulah pahlawanku
pendekar tanpa tanda jasa
Jika sebuah saat nanti gue sudah menjadi sepertimu
aku akan memperlihatkan ilmu yg kau berikan pada ku
untuk mereka yg membutuhkanku
IBU GURUKU TERSAYANG
Ibu Guru …
kau yg telah mendidikku
kau yg telah menasehati ku
dalam keadaan galau
engkau yakni pahlawanku
engkau bagaikan penyelamatku
engkau nrimo mengajariku
Ibu Guru …
terima kasih atas semua jasamu
saya sayang padamu
mirip kau menyayangiku
Jika dunia kami yg dahulu kosong
tak pernah kau isi
mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
tapi kini dunia kami sarat warna
Dengan gesekan garis-garis, pula kata
yang dahulu hanya jadi mimpi
sekarang mulai terlihat bukan lagi mimpi
itu sebab kau yg mengajarkan
tentang mana warna yg indah
tentang garis yg mesti dilukis
juga perihal kata yg mesti dibaca
Terimakasih guruku dr hatiku
untuk semua pejuang pendidikan
dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yg tak mungkin kau jadikan mungkin
hanya ucapan terakhir dr mulutku
di hari pendidikan nasional ini
gempitakanlah senantiasa jiwamu
Gimana Sobat? Puisi yg bertema guru & pendidikan yg panjang & pendek diatas sangat inspiratif & memotivasi kan ? Motivasi dlm mencar ilmu memang harus senantiasa kita tumbuhkan alasannya adalah kadang kala kita dininabobokan dgn hiburan yg dangkal semata & tak mempunyai kandungan motivasi hingga mengakibatkan kita berjalan ditempat. Betul tak Sob?