9+ Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

Bisakah ananda sebutkan kaidah kebahasaan dlm teks negosiasi? Penting dimengerti, dlm suatu teks negosiasi, terdapat bagian kaidah kebahasaan yg mesti dipatuhi semoga susunannya menjadi baik & terstruktur. Bagi ananda yg sedang membuat teks negosiasi, ananda mesti amati kaidah ini. Hal ini berlaku untuk semua jenis teks negosiasi yg sedang dibuat, apapun kasusnya. Sebab, banyak pula orang tatkala membuat teks perundingan kurang memperhatikan kaidah kebahasaan yg semestinya ada dlm suatu teks. 
 Bisakah ananda sebutkan kaidah kebahasaan dlm teks negosiasi 9+ Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
Nah, pada potensi ini kami akan memaparkan dengan-cara lengkap apa saja kaidah kebahasaan yg dimiliki oleh sebuah teks perundingan. Setelah membaca uraian ini, kami harap ananda dapat menciptakan teks negosiasi yg baik & benar. Berikut ini uraiannya:

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

Secara sederhana, kaidah mempunyai arti metode, persyaratan, ukuran, aturan, atau pemikiran. Sedangkan, kebahasaan yakni penggunaan bahasa. Makara, kaidah kebahasaan dapat diartikan selaku sistem penggunaan bahasa. Tentu saja, bahasa yg digunakan haruslah bahasa yg baik & benar. Dalam kaitannya dgn teks negosiasi, kaidah ini akan menampung sistem, aturan, atau fatwa kebahasaan dlm suatu teks perundingan. 
Dalam teks negosiasi, terdapat 9 poin kaidah kebahasaan yg dimiliki oleh suatu teks biar mampu dibilang sebagai teks perundingan yg baik. Sembilan poin tersebut antara lain, sebagai berikut:

1. Menggunakan Bahasa yg Santun

Kaidah pertama terkait dgn kesantunan bahasa. Makara, yg dimaksud dgn bahasa yg santun dlm teks perundingan adalah bahasa yg mengandung kata-kata positif & tak menyinggung perasaan musuh negosiasi. Saat ananda menciptakan teks perundingan, ananda tak boleh lupa kaidah pertama ini. Kegunaannya yaitu agar tujuan negosiasi mampu tercapai, yaitu janji. Tentu tak mungkin kan meraih janji dgn kata-kata yg jelek & menyinggung? Selain itu, tata bahasa pula haruslah teratur biar musuh perundingan mengetahui apa yg kita paparkan.

2. Memiliki Ungkapan Persuasif

Kaidah kebahasaan yg kedua dlm teks negosiasi ialah memiliki ungkapan persuasif, yaitu perumpamaan dgn kalimat yg bertujuan untuk mempengaruhi, mengusulkan, meminta, atau mengajak orang lain agar melaksanakan atau menerima apa yg kita negosiasikan. Kaprikornus, agak menyerupai dgn kalimat perintah, bedanya yakni kalimat perintah mengandung unsur paksaan, sedangkan kalimat persuasif tidak. Ungkapan persuasif bisa pula disebut selaku bahasa bujukan, lazimnya mengandung kata; ayolah, marilah, mohon, & lain-lain.

3. Mempunyai Pasangan Tuturan

Kaidah kebahasaan teks perundingan yg ketiga yaitu adanya pasangan tuturan, yakni dua orang yg melakukan ucapan, percakapan, atau saling menyikapi. Dua orang itu akan melakukan acara seperti:
  • Menyampaikan salam – membalas salam
  • Mengajukan pertanyaan – menjawab atau tak menjawab pertanyaan
  • Meminta tolong – menyanggupi atau menolak permintaan tolong
  • Meminta – memenuhi atau menolak seruan
  • Menawarkan – mendapatkan atau menolak ajuan
  • Mengusulkan – menerima atau menolak usulan
  Puisi Rindu | Padamu - Oleh Wiena Recky

4. Tidak saling Merugikan

Kaidah kebahasaan yg keempat dr teks perundingan yakni akad yg dibuat tak saling merugikan kedua belah pihak. Jadi, perundingan tersebut haruslah saling menguntungkan. Itulah sebabnya diharapkan perundingan agar akad bareng mampu tercapai.  

5. Bersifat Memerintah atau Menerima Perintah

Kaidah kebahasaan teks negosiasi yg kelima yaitu mengandung sifat memerintah atau menerima/memenuhi perintah. Terkadang, dlm suatu perundingan terdapat pihak yg memberi perintah untuk melakukan sesuatu hal & pihak lain sebagai akseptor perintah baiklah untuk melakukan hal tersebut. 

6. Argumen Tidak Berlebihan

Kaidah kebahasaan teks perundingan yg keenam yakni tak menunjukkan argumen dengan-cara berlebihan biar negosiasi tak berbelit-belit. Sebaiknya, argumen dijalankan dengan-cara bertahap, tak dihabiskan dlm satu waktu saja. Jadi, negosiator mesti melakukan pengaturan tempo dlm mengeluarkan argumen.

7. Argumen Harus Sesuai Fakta

Kaidah selanjutnya dlm teks perundingan adalah seluruh argumen yg disampaikan harus sesuai dgn fakta. Kaprikornus, jangan sekali-kali mengeluarkan pertimbangan atau argumen imitasi dikala melakukan negosiasi. Hal ini bertujuan biar perundingan yg dilakukan terjalin dengan-cara sehat & tak mengandung unsur kebohongan.

8. Jangan Menyela Argumen

Kaidah kebahasaan berikutnya dr teks negosiasi yakni jangan pernah menyela argumen musuh perundingan. Selain mengganggu, hal ini pula mengakibatkan kesan tak sopan. Jadi, meskipun ananda tak baiklah atau ingin menyanggah paparan tersebut, namun biarkan apalagi dulu musuh perundingan menuntaskan seluruh argumennya. 

9. Minta Alasan Mengapa Ya / Tidak

Kaidah kebahasaan yg terakhir yaitu mintalah argumentasi dr lawan negosiasi tatkala Ia menyepakati atau tak menyutujui suatu argumen. Hal ini bertujuan untuk membangun relasi saling memahami antara kedua belah pihak.
Demikianlah uraian tentang Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi, gampang-mudahan bermanfaat.