Isomer

Pengertian Isomer

Senyawa dimetil eter & senyawa etanol, keduanya mempunyai rumus kimia yg sama yaitu C2H6O. Namun, keduanya mempunyai sifat-sifat yg cukup berlainan. Titik didih etanol yaitu 78°C, sedangkan dimetil eter cuma −24°C. Etanol mampu bereaksi dgn logam reaktif seperti Na menghasilkan gas H2, sedangkan dimetil eter tak mampu bereaksi. Kedua senyawa ini disebut isomer. Lantas, apa itu isomer?

Lihat pula bahan Wargamasyarakat.org yang lain:

Minyak Bumi

Bilangan Kuantum

Termokimia

Hubungan antara dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumus kimia sama namun memiliki struktur atau konfigurasi yg berbeda disebut keisomeran (isomerisme). Senyawa-senyawa demikian disebut isomer-isomer. Keisomeran dapat digolongkan menjadi:

Isomer Struktur

Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-atom ataupun gugus-gugus fungsi dlm suatu molekul. Keisomeran struktur dapat dibedakan menjadi:

Isomer Kerangka

Senyawa-senyawa yg merupakan isomer kerangka mempunyai rumus molekul & gugus fungsi yg sama, tetapi kerangka (rantai karbon utama) berbeda. Contohnya, butana dgn rantai utama C4 & 2-metilpropana dgn rantai utama C3.

isomer kerangka

Isomer Posisi

Senyawa-senyawa yg merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul & gugus fungsi yg sama, tetapi posisi gugus pada kerangka berbeda. Contohnya, 1-butena dgn 2-butena berlainan posisi ikatan rangkap C=C; & 1-butanol dgn 2-butanol berbeda posisi gugus hidroksil (–OH).

keisomeran posisi

Isomer Gugus Fungsi

Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dgn rumus molekul sama, tetapi berlainan gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog yg berisomer gugus fungsi, yakni:

  • alkanol (alkohol) dgn alkoksialkana (eter) – rumus biasa : CnH2n+2O

    gugus fungsi alkanolContohnya, etanol dgn metoksimetana (dimetil eter).

  • alkanal (aldehida) dgn alkanon (keton) – rumus umum: CnH2nO

    gugus fungsi aldehidaContohnya, propanal dgn propanon.

  • asam alkanoat (asam karboksilat) dgn alkil alkanoat (ester) – rumus lazim: CnH2nO2

    gugus fungsi asam karboksilatContohnya, asam propanoat dgn metil etanoat.

Isomer Ruang (Stereoisomerisme)

Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau susunan atom-atom dlm ruang. Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi:

Isomer Geometri

Keisomeran geometri terjadi sebab keterbatasan rotasi bebas pada suatu ikatan dlm molekul. Pada ikatan tunggal C–C, atom karbon mampu berotasi bebas kepada atom karbon lainnya. Namun, pada ikatan rangkap dua C=C, rotasi atom karbon condong terbatas oleh karena adanya ikatan pi. Oleh alasannya adalah itu, posisi atom atau gugus atom yg terikat pada kedua atom C pada ikatan C=C tak mampu berganti.

Keisomeran geometri umumnya didapatkan pada senyawa-senyawa dgn ikatan C=C di mana masing-masing atom C mengikat dua atom atau gugus atom yg berlainan. Berdasarkan posisi atom atau gugus atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan menjadi bentuk cis & bentuk trans.

  • Isomer cis yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi yg sama.
  • Isomer trans yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada segi bersebrangan.

Sebagai contoh, cis-2-butena dgn trans-2-butena merupakan pasangan isomer geometri cis-trans.

keisomeran geometri

Isomer Optis

Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris. Pada senyawa karbon, keisomeran optis terjadi pada senyawa yg mempunyai atom karbon asimetris, yaitu atom karbon yg terikat pada 4 atom atau gugus atom yg berlainan. Jika dua gugus pada atom asimetris tersebut ditukarkan posisinya, maka akan terbentuk dua molekul berbeda yg merupakan bayangan cermin dr satu sama lainnya. Kedua molekul ini tak mampu saling ditindihkan satu sama lain (non-superimposable). Sifat tak saling tumpang tindih seperti tangan kiri di atas ajun & sebaliknya disebut sebagai kiral.

Sebagai pola, 2-butanol mempunyai satu atom karbon kiral yaitu atom karbon nomor 2 mirip terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut berikatan dgn empat gugus berbeda, antara lain –C2H5, –H, –OH, & –CH3.

keisomeran optis

Isomer-isomer optis tak dapat dibedakan menurut sifat-sifat fisis seperti titik didih & titik leleh, sebagaimana isomer-isomer jenis lainnya yg telah dijelaskan sebelumnya. Satu-satunya sifat fisis yg mampu membedakan isomer optis yakni sifat optis, yaitu kemampuan untuk memutar (merotasikan) bidang cahaya terpolarisasi. Senyawa yg mampu memutar polarisasi cahaya disebut bersifat optis aktif.

Menurut hukum Le Bel–van’t Hoff, jumlah maksimum isomer optis dr senyawa karbon yg tak memiliki bidang simetri internal adalah sebanyak 2n, di mana n yakni jumlah atom karbon kiral. Kaprikornus, senyawa yg mempunyai 3 atom karbon kiral akan memiliki sebanyak-banyaknya 23 = 8 isomer optis.

Pasangan isomer optis yg merupakan bayangan cermin satu dgn yg lainnya disebut pasangan enansiomer. Isomer-isomer optis yg bukan bayangan cermin satu sama lain (bukan enansiomer) disebut diastereoisomer (diastereomer). Pada senyawa dgn satu atom karbon kiral, maka akan terdapat 2 isomer optis berdasarkan aturan Le Bel–van’t Hoff. Kedua isomer optis ini merupakan pasangan enansiomer. Namun, pada senyawa dgn lebih dr satu atom karbon kiral, dr sejumlah isomer optis akan terdapat pasangan enansiomer & pula diastereomer. Hal ini terjadi alasannya adalah adanya kemungkinan perbedaan konfigurasi adikara R/S masing-masing atom karbon kiral sehingga membentuk isomer yg bukan bayangan cerminnya (diastereomer).

Sebagai contoh, senyawa 2,3,4-trihidroksibutanal mempunyai dua atom karbon kiral, yaitu atom C nomor 2 & C nomor 3. Oleh alasannya adalah itu, berdasarkan hukum Le Bel–van’t Hoff, senyawa ini memiliki 22 = 4 isomer optis seperti terlihat pada gambar berikut. Dari keempat isomer tersebut, terdapat dua pasangan enansiomer yaitu pasangan (i) dgn (ii) & pasangan (iii) dgn (iv). Masing-masing dr pasangan enansiomer satu dgn pasangan enansiomer yang lain merupakan stereoisomer bukan enansiomer, yg disebut pula dgn diastereomer. Masing-masing isomer optis ini tak bisa mengalami interkonversi menjadi isomer lainnya dgn konfigurasi berlainan tanpa melalui pemutusan ikatan.

trihidroksibutanal

diastereomer

Contoh Soal Isomer & Pembahasan

Contoh Soal 1

Gambarlah semua isomer dr senyawa dgn rumus molekul C5H12O.

Jawab:

C5H12O merupakan rumus biasa dr alkohol & eter. Alkohol C5H12O memiliki 8 isomer & eter C5H12O mempunyai 6 isomer.

Alkohol:

contoh soal isomer alkohol

Eter:

isomer eter

Contoh Soal 2

Tentukan apakah senyawa berikut mempunyai keisomeran geometris cis-trans.

a. 1,2-dikloroetena

b. 2-butuna

Jawab:

a. 1,2-dikloroetena mempunyai isomer geometri cis-trans alasannya mempunyai ikatan C=C yg rotasi bebasnya terbatas & masing-masing atom C pada ikatan C=C tersebut mengikat dua atom yg berlainan, yakni atom H & atom Cl.

dikloroetenab. 2-butuna tak mempunyai isomer geometri cis-trans alasannya bentuk geometri molekulnya yg linear & masing-masing atom C pada ikatan rangkap tiga cuma dapat mengikat satu gugus atom.

2 butunaContoh Soal 3

Tentukan apakah senyawa berikut memiliki isomer optis atau tidak.

a. asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)

b. 2-bromopropana

Jawab:

a. asam 2-hidroksipropanoat mempunyai isomer optis karena memiliki atom karbon kiral pada atom C nomor 2.

contoh isomer asam laktat

2-bromopropana tak mempunyai isomer optis karena tak mempunyai atom karbon kiral.

2 bromopropana

Referensi

Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA & MA untuk Kelas X Jilid 1. Jakarta: Esis

Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2008. Kimia Sekolah Menengan Atas & MA untuk Kelas XII Jilid 3. Jakarta: Esis

Okuyama, Tadashi & Maskill, Howard. 2014. Organic Chemistry: a mechanistic approach. Oxford: Oxford University Press

Purba, Michael. 2006. Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Purba, Michael. 2007. Kimia 3B untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Wade, L.G. & Simek, J.W. 2016. Organic Chemistry (9th edition). Harlow: Pearson Education Limited

Materi Wargamasyarakat.org yang lain:

  1. Teori Asam Basa
  2. Senyawa Hidrokarbon
  3. Sifat Koligatif Larutan

  Korosi: Pemahaman, Rumus, Pola Soal