Misalnya ada orang bernama Dani yang sangat pemberani. Maka tidak disebutkan Dani akan tetapi sang Sang pemberani.
Perhatikan kalimat ini.
Dani memasuki hutan yang seram itu seorang diri.
Kalimat di atas mampu diubah untuk menerima cita rasa yang lebih.
Sang pemberani itu sudah memasuki hutan yang menakutkan seorang diri.
Yang dimaksud dengan Sang pemberani adalah Dani. Jadi majas antonomasia pada kalimat tersebut ditunjukkan pada kata Sang pemberani.
Fungsi dari majas antonomasia adalah untuk memperlihatkan julukan terhadap seseorang.
Penggunaannya banyak terdapat pada hikayat hikayat di era lalu. Misalnya pada hikayat Bayan Budiman.
Contoh Majas Antonomasia
Dibawah ini beberapa teladan majas antonomasia.
- Aku malas sekali berjumpa dengan si bawel.
- Si kepala watu risikonya menerima akibat dari apa yang dilakukannya.
- Jangan kau ajak si pembuat onar itu. Aku sedang memerlukan ketenangan.
- Walaupun badannya besar, kerbau selalu dijuluki si dungu.
- Setiap hari saya merindukan si cantik jelita yang membuat rinduku berdebar-debar.
- Sudah siang begini si pemalas itu belum juga bangun.
- Si mata indah itu yaitu inspirasiku dalam menciptakan puisi.
- Aku baru tahu bahwa si Jangkung itu ialah sobat dari adikku.
- Si rambut ikal itu memang sungguh andal dalam bermain bulutangkis.
- Si rambut keriting itu mempunyai daya tarik paras yang sangat eksotis.
- Untuk apa menyimak si pembual? Kalau bicarapun tak ada faedahnya.
- Aku sungguh benci dengan si buaya darat tak tahu diri itu.
- Hatiku selalu senang jika berjumpa dengan si bagus.
- Si ganteng itu benar-benar sudah menciptakan saya jatuh cinta.
- Si jelek rupa itu akhirnya menikah dengan pangeran tampan.
- Hewan-binatang telah menduduki si kancil dengan si bijak.
- Si buta dan si tuli itu berlangsung beriringan.
- Tadi pagi aku berjumpa dengan si pincang di simpang jalan.
- Si pandai itu memang sungguh-sungguhtidak bisa ditandingi.
- Habis sudah harta si kikir itu. Ia pun menangis sedih.
- Walaupun dalam kondisi sukar si berakal bisa saja melepaskan diri dari keadaan tersebut.
- Itu tumbuh badan tambun itu memang sangat suka makan. Sehari 4 piring pun masih kurang.
- Semua orang sudah tahu bahwa orang tersebut yaitu si baik hati.
- Walaupun telah siang, si penidur itu masih berada di atas kasurnya.
- Tidak ada yang suka dengan si pembohong itu.
- Si leher beton itu merasakan kedamaian ketika masuk Islam.
- Aku betul-betul kesal dengan si tukang marah yang senantiasa membuat masalah.
- Si kepala batu itu tidak akan menerima nasehatmu.
- Tim Panser Jerman mengalahkan Inggris di babak final Piala Dunia.
- Dia baru saja bicara dengan si tomboy .
- Aku kemarin baru saja pulang dari kota mangga.
- Mana si kutu buku? Biasanya ia telah ada di perpustakaan ini semenjak pagi.
- Si cakar macan mengalahkan gerombolan perampok.
- Para penjahat itu lari kocar-kacir ketika Si Buta Dari Gua Hantu datang dengan sebilah tongkatnya.
- Gedung tinggi itu pernah dipanjat oleh manusia laba-laba.
- Temanku ini memang si perut karet. Walaupun makan tiga piring masih menambah.
- Sekali lagi Garuda Indonesia dikalahkan oleh macan Malaya.
- Fenomena banyaknya mualaf di Negeri Paman Sam menjadi pesona dalam observasi.
- Si tamak itu karam bersama dengan hartanya. Ia benar benar rugi dunia dan akhirat.
- Dahulu ada 3 orang miskin yang diberi kekayaan. Mereka ialah Si Botak, si Buta, dan si Belang.
- Di hadapan Tuhan tidaklah beda antara si kaya dan si miskin. Yang membedakan adalah ketakwaannya.
- Kami menyimak Ibu bercerita perihal Si Pahit Lidah. Dia yaitu satria sakti di negeri Sriwijaya.
- Hatinya teriris, sakit hati sebab ulah si mata keranjang yang telah menipunya.
- Kami sangat senang bermain dengan kucing yang lucu itu. Si lucu itu memang sangat menggemaskan.
- Si tamak selalu menumpuk harta seumur hidupmu. Namun hatinya tidak pernah mencicipi bahagia.
- Sebenarnya saya kurang suka pergi ke Pulau Dewata. Karena suasananya sangat ramai.
- Si anggun itu cuma mengharapkan hartamu. Jangan kamu yakin pada rayuannya.
- Kami berada satu tim dengan si gemuk. Ia berjalan sangat lamban. Sehingga tim kami kalah.
- Kami semua sangat menyukainya. Si lincah itu bisa melakukan berbagai hal dengan sangat cepat.
- Lawan debat kami sungguh hebat. Siapa lagi bila bukan si Pintar?
- Si anggun sahabat kita dulu belum berganti. Walaupun telah memiliki 4 orang anak, parasnya terlihat masih muda.
- Jangan takut dengan ancaman mereka. Kalau kamu ada apa-apa, katakanlah pada si gendut. Pasti beliau akan menolongmu.
- Si Jalu, ayam jagoku yang handal itu sudah kujual satu tahun yang kemudian.
- Hidung belang itu kena batunya. Kemarin istrinya murka-murka di hadapan orang banyak.
- Dia memang genit. Tapi si genit itu kelakuannya sungguh lucu. Sehingga kami bahagia jikalau ia tiba.
- Si Pintar itu menerima ajuan beasiswa dari 8 universitas. Sungguh keberuntungan yang besar bagi dirinya.
- Aku sudah malas berjumpa dengannya. Si hebat gombal itu cuma pandai berbicara tetapi tak mau memberi bukti.
- Di pagi yang cerah itu, Si Miskin tiba ke pintu orang yang kaya raya.
- Si pirang itu yang dulu sekedar sobat kini menjadi pasangan hidupnya.
- Jangan kau mengejek Si pesek. Nanti hatinya akan duka.
- Inggris kian maju dikala dipimpin oleh si tangan besi.
- Si miskin itu datang dari jauh. Ia berlangsung dengan tertatih-tatih. Pakaiannya lusuh dan compang-camping.
- Hari itu si Putri Jelita akan menghadiri sayembara. Wajahnya yang bagus menawan segenap rakyat.
- Rumahnya dijaga oleh si gundul yang bertubuh kekar. Tidak sembarang orang mampu memasuki rumahnya.
- Kejadian itu bermula dari hasutan si verbal berbisa.
- Si bongsor itu tubuhnya terbesar di kelasnya.
- Kami gres saja mengirim si sulung ke kota Surabaya.
- Pernikahan si bungsu itu sungguh-sungguh menggetarkan hati. Kami semua menangis terharu. Praktis-mudahan mereka hidup berbahagia.
- Mengapa engkau memperkerjakan si lamban itu? Kerjanya seperti siput sungguh lambat.
- Rumah itu dihuni oleh si bau tanah Renta yang tak mempunyai keluarga. Dia hidup sebatang kara tanpa ada yang yang menemaninya.
- Si miskin itu hasilnya sukses membuka perjuangan yang diidam-idamkan. Kini dia hidup dalam kemewahan.
- Si Jangkung dan si pendek berlangsung beriringan. Pemandangan Itu tampak lucu.
- Kami ditemani si kembar. Semua orang yang kepincut dengan kecantikan si kembar.
- Bagaimana kau mampu berkenalan dengan si wajah ayu itu?
- Kasihan sekali kau! Kenapa kau mau diajak oleh kerempeng itu? Nanti hidupmu semakin sengsara.
- Hati-hati dengan si tukang ngutang itu. Utangnya sudah banyak namun Iya tidak mengembalikannya.
- Rumah tangga mereka pecah alasannya adalah kehadiran si pelakor.
- Rencana mereka awut-awutan gara-gara ulah si terbelakang.
- Walaupun diberi emas sebesar gunung, si rakus tidak akan pernah puas.
- Si rupawan itu rupanya sudah jatuh cinta kepada gadis desa.
- Setiap pagi si pemarah itu berteriak-teriak. Suara yang terdengar hingga jauh.
- Kemarin si bibir merah memberikanku suatu kado. Tentunya hatiku sungguh berbahagia.
- Anak yatim itu telah diasuh oleh si pemurah hati.
- Dari dahulu beliau sudah terkenal selaku kutu buku. Itulah sebabnya ia sungguh bakir.
- Orang-orang memanggilnya Ki Jangkung alasannya adalah dia bertubuh tinggi.
- Hari ini para binatang berkumpul menyambut kehadiran raja rimba.
- Bagaimana kabar si paras Badak? Apa ia masih sering meminta kepadamu?
- Aku bertemu dengan si anggun di rumah paman.
- Si lucu sudah berdiri dari tidurnya. Sebentar lagi pasti dia mengajakku bermain bareng .
- Apa gunanya menasehati si kepala kerikil? Dia pasti tidak akan menyimak .
- Tak perlu kamu menemani si pengkhianat itu.
- Pemerintah telah menangkap si tikus kantor yang populer sungguh lihai.
- Aku bangga alasannya adalah gres saja bertemu dengan si bibir manis.
- Percuma saja si pandai berdebat dengan si kolot. Hanya akan mencampakkan waktu dan tenaga saja.
- Si tangan seribu sungguh akil mengalahkan musuh-musuhnya.
- Aku ingin tertawa melihat kelakuan Si culun itu. Dia benar-benar lucu.
- Sudah banyak korban dari si anggun berbisa itu.
- Kenapa kamu tak mengajak si cadel tiba ke sini?
- Si pandai berpasangan dengan si bagus. Benar-benar pasangan yang serasi.
- Juara kelas tahun ini dipegang oleh si pintar.
Itulah 100 kalimat yang mengandung majas antonomasia. Dengan acuan di atas kita akan paham apa yang dimaksud dengan majas antonomasia.
Jangan lupa untuk membaca banyak sekali teladan majas yang lain. Seperti:
Contoh Majas Antitesis
Contoh Majas Anafora
Contoh Majas Alegori
Contoh Majas Epifora
Seluruhnya dilengkapi dengan penjelasan. Dan tentunya aneka macam acuan baik dalam kalimat maupun puisi.
Dengan begitu akan sangat gampang untuk memahami. Lihat juga judul yang lain di bawah ini.
Majas ini bisa dimasukkan sebagai klasifikasi perbandingan. Karena yang didalamnya terdapat pembandingan.